USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Mahasiswa Swinburne University of Technology Australia Kunjungi Fakultas Sastra USD

diupdate: 2 minggu yang lalu

Kunjungan Mahasiswa Swinburne University ke Fakultas Sastra USD (19/11)

USD - Belasan mahasiswa Swinburne University of Technology (SUT) Australia mengunjungi Fakultas Sastra USD dalam rangka belajar budaya Indonesia, khususnya kehidupan masyarakat lokal di Yogyakarta Selasa (19/11/24). Rombongan yang dipimpin oleh Dr. Sal Clark, dosen School of Social Sciences, Media, Film, and Education, tiba di Kampus II USD dan disambut oleh Wakil Dekan FS USD, Kaprodi Magister Sastra, dan Para Wakaprodi Sasing, Sasindo, dan Sejarah, beserta beberapa dosen dan mahasiswa dari ke empat prodi. Program-program dalam kunjungan ini antara lain pertukaran pengalaman antara mahasiswa USD dan SUT dalam pembelajaran, mengenal kota dan budaya Yogyakarta melalui jalan-jalan sore bersama di seputaran Malioboro, presentasi pengelaman Australia dalam menangani pengungsi yang dilakukan melalui kuliah umum oleh Dr. Sal Clark, serta mengenal budaya agraris Jawa di desa wisata Kebon Agung Imogiri Bantul
 
Kunjungan ini memiliki beberapa agenda. Pertama, Dr. Sal Clark memberikan kuliah umum kepada sekitar 75 mahasiswa Fakultas Sastra dari ke empat prodi. Dr. Clark berbicara mengenai sikap masyarakat Australia terhadap pengungsi dan pencari suaka politik yang menjadikan Australia sebagai tempat tujuan mereka. Dengan topik bahasan Understanding Humans as Refugees and Asylum Seekers: A Political Geography Perspective, Sal mengungkapkan banyak hal yang kompleks terkait persoalan pengungsi dan pencari suaka. Persoalan pengungsi, menurutnya, bukan sekedar orang yang berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain. Mobilitas adalah satu hal, tetapi yang lebih penting menurutnya adalah persoalan yang mereka hadapi di negara asal, misalnya penindasan, diskriminasi, konflik horisontal, isolasi sosial, kebebasan, kesehatan, pendidikan, dan perang.

Kunjungan Mahasiswa Swinburne University ke Fakultas Sastra USD (19/11)

Menurut Clark, kita harus melihat pengungsi secara lebih personal berdasarkan pengalaman pribadi lepas pribadi mereka. “Banyak persoalan yang tidak bisa ditangkap secara umum di permukaan”. Australia sebagai penandatangan konvensi pengungsi menyediakan tempat bagi mereka dan tentu saja melalui beberapa seleksi.
 
Presentasi kedua dilakukan oleh salah satu mahasiswa doktoral Bruce Rickets yang berbicara tentang hubugan Indonesia-Australia dalam perspektif ketegangan keamanan Asia-Pasific AS-China. Mereka juga saling memberikan gambaran kehidupan kampus dan budaya di masing-masing perguruan tinggi. Setelah kuliah umum dan perkenalan kehidupan kampus di kedua universitas, rombongan mahasiswa Swinburne didampingi para mahasiswa Fakultas Satra jalan-jalan sore di seputaran Malioboro untuk mengenal lebih dekat kehidupan masyarakat di sekitar kota serta para pedagang usaha kecil menengah. Mereka dibagi dalam beberapa kelompok dan didampingi oleh beberapa mahasiswa fakultas sastra sebagai guide.
 
Kunjungan Mahasiswa Swinburne University ke Fakultas Sastra USD (19/11)

Hari kedua (Rabu, 21/11/24) mereka berkunjung ke desa wisata Kebon Agung Imogiri Bantul untuk melihat dan mengalami pengalaman emersif kehidupan agraria di desa tersebut. Mereka belajar membajak sawah (ngluku) dengan kerbau dan melakukan penanaman bibit padi di sawah. Setelah itu mereka juga disuguhi makanan tradisional desa setempat. Membatik juga menjadi program tambahan dalam kunjungan ini.

Salah satu mahasiswa Swinburne, Affy, mengatakan, “Sungguh menyenangkan dapat melukis batik. Saya belum pernah melakukannya sebelumnya di Australia. Ini pengalaman pertama saya, memang agak sulit untuk melukisnya, tetapi hal ini seperti meditasi, membutuhkan ketenangan”.

Kunjungan Mahasiswa Swinburne University ke Fakultas Sastra USD (19/11)

Amos, mahasiswa Psikologi dari SUT ini, juga terkesan ketika dia belajar membajak sawah meskipun dia mengalami kesulitan. Laurence, mahasiswa Prodi Advertising SUT, juga terkesan akan keramahan dan sikap persahabatan yang ditunjukkan oleh orang Indonesia, khususnya USD, meskipun dia merasakan ketidaknyamanan terkait kemacetan di Jakarta dan suhunya yang cukup panas. Corry, mahasiswa prodi desain grafis juga memiliki kesan yang hampir sama, baginya program ini sungguh menyenangkan dan dapat merasakan pengalaman nyata kehidupan desa yang cukup berat baginya.
 
Kunjungan ini sebenarnya bagian dari kerjasama antara SUT dan USD, dan kunjungan ini merupakan kunjungan kedua. Kunjungan pertama dilakukan pada tahun 2019 dan rencananya akan dilakukan setiap tahun. Namun, karena pandemi Covid-19, tahun 2020-2023 tidak ada kunjungan. Baru tahun 2024 kunjungan ini dilakukan lagi.

(Tti-Dw)

  kembali