Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma (USD) pada Sabtu, 19 Oktober 2024 di Ruang Multimedia Kampus III, menggelar konferensi dengan tema Pendekatan Interdisipliner pada Sistem Saraf Pusat dan Nanoteknologi dari Penemuan Laboratorium hingga Terobosan Klinis. Acara ini diselenggarakan secara hybrid, tatap muka di Ruang Multimedia Kampus III dan daring melalui Zoom meeting. Konferensi ini diikuti oleh sekitar 400 peserta yang terdiri dari dosen, praktisi kesehatan, dan mahasiswa.
Acara dibuka oleh wakil dekan Fakultas Farmasi USD, Dr. Dita Maria Virginia dilanjutkan dengan sambutan oleh Rektor USD Albertus Bagus Laksana, S.J., S.S., Ph.D. yang menyampaikan bahwa tema konferensi ini sejalan dengan visi dan misi USD. Universitas Sanata Dharma juga senantiasa aktif mendorong kegiatan interdisipliner secara internal maupun dengan lembaga lain.
Konferensi yang dimoderatori oleh apt. Agustina Setiawati, M.Sc., Ph.D ini menghadirkan dua orang pakar. Pembicara pertama yaitu Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, Sp.S, M.Kes., (dosen Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Kristen Dutawacana serta dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta). Sementara Pembicara kedua adalah Profesor Wong Tin Wui, PhD, (dosen dan peneliti di Fakultas Farmasi dan Smart Manufacturing Research Institute, Universiti Teknologi MARA, Malaysia). Profesor Wong juga merupakan pendiri Non-Destructive Biomedical and Pharmaceutical Research Center di Malaysia dan salah satu pendiri Sino-Malaysian Molecular Oncology and Traditional Chinese Medicine Delivery Joint Research Centre, Tiongkok.
Dr. dr. Pinzon menyampaikan materi tentang Inter-disciplinary Approach to Neurological Problems: A Case Based Approach. Beberapa contoh kasus nyeri dengan berbagai komplikasi dan komorbiditas dipaparkan. Kasus nyata yang menantang bagaimana kolaborasi multidisiplin dan interprofesional diperlukan untuk terapi yang berhasil.
Sementara itu, Profesor Wong menyampaikan materi tentang Progress in Cancer Nanomedicine Development and Its Challenges and Interdisciplinary Research Opportunities. Profesor Wong mengungkapkan upaya pengembangan nanomedicine dengan menggunakan berbagai jenis polimer seperti chitosan, alginat dan lain-lain. Formulasi obat melalui modifikasi polimer secara strategis yang meningkatkan stabilitas dan mengendalikan pelepasan obat. Ukuran yang sangat kecil akan meningkatkan daya penetrasi obat ke dalam sel dan mengurangi premature drug clearance.
Kegiatan dilanjutkan dengan workshop dengan menggunakan alat modern Body Interact. Alat yang mampu mensimulasikan terapi pada pasien yang mendekati kondisi sebenarnya. Pelatihan dengan alat ini akan sangat membantu meningkatkan kemampuan mahasiswa dan tenaga kesehatan dalam terapi untuk pasien.
(AFH/YDA)