Yogyakarta (26/8)- Di Auditorium Driyarkara Kampus II Universitas Sanata Dharma, diselenggarakan acara Studium Generale Prodi Sastra Inggris. Acara Studium Generale ini diadakan dalam rangka menyambut tahun akademik baru bagi mahasiswa dan mahasiswa Prodi Sastra Inggris Universitas Sanata Dharma. Acara ini terselenggara atas kolaborasi dari Prodi Sastra Inggris dengan Pusat Pengembangan dan Inovasi Pembelajaran (PPIP) USD.
Dalam sambutannya, Kaprodi Sastra Inggris USD, F.X. Risang Baskara, M.Hum.,Ph.D., mengungkapan rasa syukur dan harapannya dari acara ini.
“Sudah menjadi habitus kita bersama untuk setiap awal tahun akademik mengadakan forum seperti ini untuk belajar bersama. Pada kesempatan kali ini kita belajar bersama-sama belajar tentang literasi digital, khususnya AI. Literasi digital tentang AI kita angkat tahun ini karena sudah dua tahun yang lalu Chat GPT lahir dan ini tentu mengubah cara dan proses pembelajaran kita. Para dosen disini sudah belajar dan mendapat pengetahuan tentang AI dan sekarang mahasiswa juga harus belajar. Dalam forum hari ini kita akan diberi banyak pengetahuan dan hal-hal praktis untuk lebih terampil menggunakan AI yang semakin marak. Kita juga akan belajar bagaimana pendekatan interdisipliner dalam penelitian sastra, etika penggunaan AI dalam konteks akademik, serta bagaimana inovasi-inovasi dalam metode pengajaran dan pembelajaran sastra. Hal ini tentu dapat sangat menunjang pembelajaran kita” tutur Risang.
Acara Studium Generale ini menghadirkan dua narasumber, yakni Hendra Michael Aquan, S.Si, M.Env.Mngmt, Dosen Prodi Pendidikan Biologi dan Kurnia Martikasari, S.Pd., M.Sc, Dosen Prodi Pendidikan Ekonomi. Kedua narasumber juga merupakan Anggota Tim dan Trainer PPIP USD.
Pembicara pertama, Kurnia Martikasari mengungkapkan bahwa Perkembangan Teknologi sangat pesat dan sangat membantu kita dalam berbagai kehidupan. Akan tetapi, kita perlu tetap patuh pada regulasi dan etika yang berlaku.
“Literasi AI Individu sangat ditekankan disini. Literasi AI Individu adalah kemampuan memahami, menilai, berinteraksi dengan dan membuat keputusan yang tepat penggunaan Teknologi AI dalam kehidupan sehari-hari untuk memastikan penggunaan AI yang bertanggung jawab” tuturnya.
Pembicara kedua, Hendra Michael Aquan memaparkan mengenai AI, bagaimana sejarah AI itu ada, dan bagaimana AI bisa menjadi suatu adopsi dalam dunia manusia. AI menjadi cabang ilmu komputer yang luas dan berkaitan dengan pengembangan sistem komputer serta mesin pintar yang mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia seperti pembelajaran, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.
“Kita perlu memberdayakan bagaimana AI bekerja dan apa keterbatasannya untuk membantu orang lain dalam menafsirkan dan mengevaluasi hasilnya menjadi lebih baik. AI harus menjadi sesuatu yang kolaboratif antara perkembangan teknologi dengan identitas kolaboratif manusia. Perkembangan AI seharusnya mendorong dan memberi contoh pemikiran kritis dan menekankan pentingnya analisis mandiri dan keragaman pemikiran, serta mendukung lingkungan yang menghargai pertanyaan dan tantangan terhadap berbagai pendapat” pungkasnya.
“Kita perlu memberdayakan bagaimana AI bekerja dan apa keterbatasannya untuk membantu orang lain dalam menafsirkan dan mengevaluasi hasilnya menjadi lebih baik. AI harus menjadi sesuatu yang kolaboratif antara perkembangan teknologi dengan identitas kolaboratif manusia. Perkembangan AI seharusnya mendorong dan memberi contoh pemikiran kritis dan menekankan pentingnya analisis mandiri dan keragaman pemikiran, serta mendukung lingkungan yang menghargai pertanyaan dan tantangan terhadap berbagai pendapat” pungkasnya.
(YMA-Humas)
sabung ayam onlinescatter hitam