Pusat Penelitian Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma kembali mengadakan Seminar Nasional tentang Pancasila dengan tema 'Sila ke V: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia'.
Hadir sebagai pembicara dalam seminar ini adalah Dr. A. Prasetyantoko dari Unika Atma Jaya Jakarta, Dr. Marcella Elwina dari Unika Soegijapranata Semarang, dan Dr. Bernhard Kieser, SJ dari USD. Ketiga pembicara ini mengulas tema seminar 'Sila ke V: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia' dari tiga sudu pandang. Sebagai seorang ekonom Dr. Prasetyantoko mengulas dari segi ekonomi, Dr. Marcella Elwina, seorang ahli hukum pidana dan penggiat anti korupsi, mengulas dari segi hukum, dan Dr. B. Kieser mengulas dari sudut pandang teologis.
Dalam presentasinya Dr. Prasetyantoko mengemukakan bahwa fakta inequalitas di Indonesia disebabkan oleh lemahnya struktur, kurangnya campur tangan negara dalam kiprah perekonomian Indonesia. Tidak semua masyarakat Indonesia mendapat akses ke sumber-sumber perekonomian yang layak. Kekayaan di Indonesia hanya dimiliki oleh sebagian kecil orang. Selain itu, minimnya perusahaan-perusahaan besar di Indonesia turut bersumbangsih bagi persoalan ketimpangan dan kemiskinan. Ibu Marcella, dalam presentasinya, menunjukkan bahwa negara Indonesia telah memiliki banyak instrumen hukum untuk mengatasi ketidakadilan dan kemiskininan struktural akibat korupsi, tetapi fenomena ketidakadilan semakin menggejala beberapa tahun terakhir ini. Romo Kieser dari sudut pandang teologi menegaskan bahwa persoalan ketidakadilan dan korupsi disebabkan oleh ketiadaan saling percaya. Korupsi adalah cermin krisis kepercayaan dalam diri segenap warga negara indonesia.
Menghadapi persoalan inequality, Dr. Pras menganjurkan intervensi negara dalam mengatur arus perekonomian. Campur tangan negara akan mempermudah akses perekonomian bagi semua warga negara dan meratakan kepemilikan atas sumber-sumber kekayaan di bumi pertiwi ini. Beliau juga menawarkan pembangunan inklusif, yaitu proses pembangunan ekonomi yang secara terus menerus melibatkan semakin banyak pemangku kepentingan, terutama masyarakat pada lapisan bawah. Sementara itu, romo Kieser merujuk pada problematika krisis kepercayaan, mendorong setiap orang untuk membangun sikap saling percaya dengan menawarkan kepercayaan. Ada empat kiat untuk mengimplementasikan anjuran ini, yakni Do it!, Do it yourself!, Do it together!, dan Do it now!