USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Diskusi dan Pemutaran Film “Sum” oleh Pusdema USD

diupdate: 5 tahun yang lalu



Pusat Kajian Demokrasi dan Hak-hak Asasi Manusia (Pusdema) Universitas Sanata Dharma (USD) bekerja sama dengan Sekber ’65 dan Komunitas Brankas File menyelenggarakan diskusi dan pemutaran film “Sum”, Jumat (17/5), di Ruang Multimedia Magister Manajemen Kampus 2 USD. Dilatarbelakangi kisah tentang prahara politik yang melanda Indonesia pada tahun 1960-an, lahirlah film dengan judul “Sum” ini. Film besutan anak kelas 3 SMA di daerah Purbalingga ini menuai banyak penghargaan baik dalam lingkup Purbalingga dan sekitarnya hingga luar kota. Melihat hal yang demikian menarik, Pusdema USD bermaksud untuk mendiskusikan film dokumenter ini.

Film yang mengisahkan tokoh bernama Sum hanya berdurasi 15 menit, namun mampu menggugah hati siapa saja yang melihat. Berkisah tentang ketidakadilan yang dialami seorang perempuan bernama Suminah, anggota Barisan Tani Indonesia (BTI), sebuah organisasi yang dianggap bagian dari PKI. Revolusi tahun 1965 membawa duka yang tak terlupakan seumur hidup karena Sum muda ikut terseret dalam arus meski tak tahu-menahu tentang PKI, tetapi ditangkap dan dipenjara selama 13 tahun tanpa pengadilan. Bertahan atas ketidakadilan tersebut, karena memang tak ada yang berani mengungkapnya, Sum memilih tabah dan hidup menyendiri hingga usia senjanya kini.

Sutradara film “Sum”, Firman Fajar Wiguna berani mengambil cerita Suminah ini dan menjadikannya sebuah film dokumenter, berawal dari membaca kisah Sum yang menarik perhatiannya dalam majalah Pallawa terbitan Sekber ‘65. Sekber ’65 adalah organisasi yang berempati dengan kejadian dan korban tahun 1965. Sekber ’65 ini diketuai oleh Winarso seorang aktivis pembela penyintas 65. Berkat film yang digarap selama kurang lebih 4 bulan, ada banyak penghargaan yang diraih Igun, panggilan akrab Firman Fajar Wiguna yakni salah satunya adalah Juara Festival Film di Purbalingga.

Kepala Pusdema USD sekaligus moderator dalam diskusi film, Romo Dr. Baskara T. Wardaya, S.J. menyatakan bahwa beliau sangat senang atas antusiasme dari para peserta diskusi film ini, beliau juga mengakui bahwa sebenarnya jumlah peserta hanya 35 orang, namun kenyataan yang datang lebih banyak yakni 56 orang. Beliau menuturkan jika pihaknya tidak ingin membatasi jumlah peserta hanya karena ruangan yang tidak mencukupi, oleh sebab itu pihaknya tidak melarang siapapun yang ingin datang dan mengikuti diskusi. Dengan adanya pemutaran film “Sum” ini, Romo Baskara menyebutkan jika ada 2 harapannya terhadap diskusi ini, yang pertama adanya keterbukaan bagi masa lalu yang terang ataupun gelap dan yang kedua adalah beliau berharap agar ada banyak lagi generasi muda yang mau diajak untuk memikirkan sejarah bersama.

(VHPR & FJ)

  kembali