Kolom

Kita Jadi Pahlawan Bahasa Indonesia? Bisakah?

10-11-2021 07:24:26 WIB 

Jika bicara tentang pahlawan, hal yang terlintas dalam kepala pasti “orang yang gagah berani yang siap mati demi keselamatan orang lain”, “orang yang berjuang demi kemerdekaan bangsanya”, dan masih banyak sebutan yang bisa mendeskripsikan kata pahlawan. Lalu, adakah pahlawan bahasa Indonesia?

Ditilik dari sejarah, Indonesia mempunyai segudang nama yang berkontribusi dalam lahirnya bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ada para proklamator, para intelektual, para pemuda, kelompok suku yang ada di Indonesia, para sastrawan, dan masih banyak lagi. Namun, mereka hanya hidup di masa lampau, tugas mereka sudah selesai, dan ada baiknya untuk terlebih dahulu mengucapkan beribu terima kasih kepada siapapun saat itu yang sudah berani berjasa dalam lahirnya bahasa Indonesia. 

 

Kita Pahlawan Bahasa Indonesia?

Sekarang pertanyaannya, di masa kini siapakah pahlawan bahasa Indonesia itu? Siapa yang bisa dan pantas disebut sebagai pahlawan bahasa Indonesia? Kita? Kita, masyarakat Indonesia sekarang yang lebih memilih bahasa asing dibandingkan bahasa Indonesia sendiri? 

Para pahlawan di atas akan tepuk jidat ketika melihat tingkah masyarakat Indonesia sekarang. 

Pertanyaan itu mungkin akan menyinggung beberapa orang sehingga membuat mereka memaparkan alasan-alasan umum yang memuakkan, dan beberapa orang lagi akan tersenyum kecut kala menyadari pertanyaan itu bukan hanya pertanyaan sindiran namun juga fakta yang ada di lapangan.

Bagaimana tidak? Sudah menjadi rahasia umum kalau sekarang di zaman yang serba modern ini, masyarakat Indonesia cenderung memakai bahasa asing (bahasa Inggris) dalam kehidupan sehari-hari karena menurut mereka, bahasa Inggris lebih penting untuk dunia kerja, lebih keren, dan tidak ketinggalan zaman.

Bahkan penjajahan bahasa Indonesia secara terang-terangan sudah memasuki penamaan tempat wisata, gedung, bidang usaha, bahkan dalam kegiatan berkomunikasi. Semuanya memakai bahasa Inggris, atau paling tidak mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.

Lebih mirisnya lagi, banyak sekolah yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran, bukannya bahasa Indonesia. Ditambah lagi, anak kecil zaman sekarang lebih fasih bahasa Inggris dibandingkan bahasa Indonesia.

Keadaan ini menjadi urgensi tersendiri dalam dunia pendidikan sebab generasi muda malah dicekoki bahasa asing dari kecil, bukannya bahasa Indonesia yang seharusnya menjadi bahasa pertama bagi mereka. Hal ini tentu merupakan bentuk “penelanjangan” terhadap ikrar Sumpah Pemuda, “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”

Akan tetapi, ke mana  perginya putra dan putri Indonesia? Kok, malah bangga dengan bahasa asing sampai lupa dengan bahasa persatuannya? Penguasaan bahasa asing sangat diperbolehkan namun jangan sampai masyarakat mengesampingkan bahasa Indonesia dan pesimis dengan bahasanya sendiri. 

Realitas ini menjadi permasalahan darurat yang harus segera ditangani. Bagaimana mau melahirkan pahlawan bahasa Indonesia masa kini kalau masyarakatnya sendiri saja sudah pesimis dan tidak mau berkontribusi dalam perkembangan bahasa Indonesia? Merupakan rahasia umum bahwa bahasa Indonesia saat ini mulai hilang jati diri dikarenakan penuturnya semakin tidak peduli dengan bahasanya sendiri.

Oleh karena itu, sudah saatnya masyarakat Indonesia kembali disadarkan dengan rasa cinta, semangat, dan optimis terhadap bahasanya. Jangan sampai bahasa Indonesia yang sudah susah-susah dibentuk malah dijajah dan punah karena penuturnya berkurang. 

Haruslah dipahami bahwa permasalahan mengenai bahasa Indonesia ini merupakan tanggung jawab bersama yang harus dibenahi. Proses pembenahan ini dimulai dari hal yang paling dasar namun lumayan sulit untuk dilakukan, yaitu dengan mulai dibiasakan kembali penggunaan istilah dalam bahasa Indonesia untuk nama-nama usaha, gedung, tempat wisata, dll. sehingga masyarakat kembali terbiasa dengan bahasa Indonesia.

Memang hal ini cukup sulit untuk dilakukan sebab adanya pandangan masyarakat masa kini kalau istilah dalam bahasa asing lebih bersifat “menjual” dibandingkan istilah bahasa Indonesia. Akan tetapi, jika kita fokus pada satu tujuan yaitu memajukan bahasa Indonesia, perlahan-lahan hal sederhana ini dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik. 

 

Aku Cinta Bahasa Indonesia

Selain itu, bisa dilakukan dengan kembali mendengungkan “Aku cinta bahasa Indonesia” di kalangan masyarakat dengan mengambil contoh dari kebiasaan negara lain seperti Tiongkok, Jepang, Malaysia, Korea, Jerman atau negara-negara Eropa lainnya yang terbiasa dan bangga terhadap bahasa negaranya sendiri.

Kebiasaan negara-negara di atas tentu membawa dampak positif untuk negaranya karena dengan cara mereka yang terus menggunakan bahasa sendiri di negara sendiri  menyebabkan orang luar negaranya tertarik untuk mempelajari bahasa tersebut.

Dari contoh di atas, kita bisa “meniru” kebiasaan mereka yang mana sekaligus membangkitkan optimisme di hati masyarakat bahwa jika kita melakukan hal yang sama seperti mereka, bahasa Indonesia kelak berada di tempat yang sama dengan bahasa-bahasa dari beberapa negara di atas. Banyak orang luar akan tertarik untuk mempelajari bahasa Indonesia, dan hal tersebut akan memberi dampak positif kepada kemajuan negara Indonesia. 

Di sisi lain, perlu adanya penanaman kesadaran bahwa eksistensi dan perkembangan bahasa Indonesia ada di tangan seluruh warga negaranya. Dan menjadi tanggung jawab warga negaranya untuk memperjuangkan dan melestarikan bahasa Indonesia ke generasi-generasi yang akan datang. Maka, pernahkah berpikir kalau apa yang kita lakukan pada bahasa Indonesia saat ini menjadi sejarah di masa depan? Dan sebenarnya kita sudah menjadi pahlawan bahasa Indonesia untuk generasi yang akan datang. Setiap perubahan dan perkembangan bahasa Indonesia sekarang akan tercatat dan menjadi titik acuan untuk perkembangan bahasa Indonesia di masa depan. 

Posisi kita saat ini sama dengan posisi orang-orang yang berkontribusi dalam lahirnya bahasa Indonesia di masa lampau. Mereka menjadi pahlawan bahasa Indonesia untuk kita yang hidup di masa kini, dan kita yang di masa ini menjadi pahlawan bahasa Indonesia bagi mereka yang di masa depan yang mana inti dari setiap usaha ini hanyalah untuk memajukan Bumi Pertiwi.

 

Oleh sebab itu, untuk menjadi seorang pahlawan bahasa Indonesia, masyarakat Indonesia harus memegang sebuah pedoman penting, yaitu mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing. 

Untuk menutup tulisan ini, marilah merefleksikan diri dengan sebuah pertanyaan, “Bisakah kita menjadi pahlawan bahasa Indonesia yang kompeten sehingga menjadikan Indonesia semakin maju dalam bidang bahasa dan memiliki muka di kancah internasional?” 

 

Referensi:

Agustina ,Dina. Bahasa Inggris Tak Seharusnya 'Gantikan' Bahasa Indonesia. (7 November

2015). Diakses tanggal 7 November 2021. https://www.cnnindonesia.com/gayahidup/20151107120926-277-90058/bahasa-inggris-tak-seharusnya-gantikan-bahasaindonesia.

Jadilah Pahlawan Bahasa Menuju Seabad Bahasa Indonesia Bermartabat. (11 November 2013). Diakses tanggal 7 November 2021. https://www.unesa.ac.id/jadilah-pahlawan-bahasamenuju-seabad-bahasa-indonesia-bermartabat. 

Harus Bangga Gunakan Bahasa Indonesia. (10 November 2010). Diakses tanggal 7 November2021.

https://lifestyle.kompas.com/read/2010/11/10/04224694/Harus.Bangga.Gunakan.Bahasa.Indo nesia. 

Ternyata Ini 6 Penyebab Anak Zaman Sekarang Lebih Senang Menggunakan Bahasa Inggris.

(18 Februari 2019). Diakses tanggal 7 November 2019. https://www.orami.co.id/magazine/ternyata-ini-6-penyebab-anak-zaman-sekarang-lebihsenang-menggunakan-bahasa-inggris/. 

 

Penulis: Indi Kusuma Hati | Gambar: Freepik

 kembali