Kolom

Bertaut di Antara Masa Lalu dan Masa Depan

27-09-2023 15:42:14 WIB 
Cerita pendek mungkin sering disebutkan sebagai karya sastra yang mampu memengaruhi pikiran dan emosi pembaca dalam waktu singkat. Lebih dari itu, menurut saya, cerita pendek merupakan bentuk sastra yang menawan karena memiliki kekuatan tersendiri untuk menghipnosis pembaca dalam waktu yang singkat. 

Cerita pendek dituntut agar mencakup keseluruhan cerita dengan meringkas menjadi cerita pendek yang mampu dibaca orang dengan sekali bacaan. Meskipun ceritanya yang pendek, cerpen dapat menampung emosi, pemikiran, dan konflik dengan begitu intens. 

Salah satu contohnya adalah karya menarik berjudul “Memilih” karya Oseanita (dosen Prodi Sastra Inggris USD), yang menghadirkan konflik batin dan dilema hidup tokoh utamanya, Prajna. Dalam cerita pendek ini, dua bagian penting cerita menciptakan tegangan yang kuat, sementara karakter Prajna menjadi suatu hal yang relevan bagi sebagian pembaca.

Cerpen “Memilih” mengambil dua dimensi waktu yang kontras untuk menciptakan tegangan dalam alur cerita. Pertama, masa lalu Prajna ketika ia masih kecil bersama Bapak dan Ibunya. Dalam kondisi ekonomi yang sulit, Prajna merasa terbebani dengan harapan orang tuanya untuk meraih keberhasilan. Kedua, masa kini di mana Prajna berjuang untuk memilih jalan hidupnya sendiri, terlepas dari harapan dan restu sang Ibu. Konflik batin yang dihadapi Prajna mengingatkan kita akan pentingnya memahami bagaimana masa lalu membentuk diri kita dan bagaimana kita memutuskan menghadapi masa depan.

Prajna: Sebuah Gambaran Kekompleksan Emosi

Pada awal cerita, tokoh Prajna digambarkan sebagai seorang wanita yang sedang dilanda kebimbangan akan beasiswa yang sudah ia upayakan dengan sungguh-sungguh. Kemudian, alur membawa pembaca untuk mengikuti bayangan masa lalu Prajna ketika masih kecil. Prajna kecil yang dituntut untuk menjadi pintar dan menjadi yang terbaik membuatnya berpikir bahwa ia harus belajar dengan baik untuk Bapak dan Ibu yang memberinya hidup.

Prajna dihadapkan dua bagian pilihan hidup antara menerima kekangan masa lalu dari Ibunya yang tidak merestui ia melanjutkan pendidikan atau memilih melanjutkan jalan ke masa depannya. Karakter ini menjadi perhatian yang banyak disorot karena sangat relevan dengan kehidupan realita dalam menghadapi konflik emosional yang kuat, pembaca akan ikut melalui perjalanan Prajna dalam berpikir dan mempertimbangkan konflik tersebut.

Pentingnya Tema Relevan

Cerpen “Memilih” memiliki judul yang spesifik dengan isi cerita yang mana mengeksplorasi tema yang relevan, yaitu harapan keluarga, tekanan sosial, dan konflik dalam pengambilan keputusan. Hal ini menjadi sangat penting karena memiliki hubungan dengan pembaca yang mungkin pernah mengalami dilema yang serupa dalam hidup mereka sendiri. Tema yang relevan ini mampu memberikan daya tarik dan emosional pembaca untuk terus mengikuti cerita sampai akhir.
Tegangan yang kuat juga dihadirkan untuk membangunkan cerita secara efektif. Konflik Prajna ketika memilih antara masa lalu dan masa kini menciptakan ketegangan yang kuat apalagi adanya pertemuan karakter lain seperti Bapak dan temannya Paramita yang ikut menambah lapisan konflik dan mempertajam ketegangan cerita.

Meskipun begitu, cerpen ini memiliki keterbatasan akan pengembangan karakternya. Cerpen yang terfokuskan pada tokoh utama, Prajna, menghadapi keterbatasan pembaca dalam terhubungnya emosional atau sulit memahami tentang perjuangan Prajna sendiri dalam cerita. Pembaca tidak diperkenalkan dengan cukup detail mengenai latar belakang, kepribadian, atau motivasi karakter tersebut.

Cerpen "Memilih" karya Oseanita memiliki keunggulan dalam pemilihan tokoh utama yang kompleks dan tema yang relevan. Karakter tokoh utama, Prajna digambarkan dengan baik dalam menghadapi konflik emosional yang kuat sedangkan tema yang diangkat terkait harapan keluarga dan tekanan sosial memberikan daya tarik sendiri kepada pembaca. Plot cerita juga berhasil dalam membangun tegangan melalui konflik Prajna antara masa lalu dan masa sekarang dalam cerita ini. 

Meskipun cerpen ini memiliki kekurangan dalam pengembangan karakter yang terbatas, pembaca tidak dihadirkan detail latar belakang, kepribadian, atau motivasi Prajna, cerpen ini tetap menghadirkan pengalaman pembaca yang menarik dan menginspirasi dengan konflik yang kuat dan tema yang relevan. Dengan adanya pengembangan karakter yang lebih mendalam, cerpen ini menjadi lebih kuat dan menyentuh perasaan pembaca dengan baik.

Penulis: Bernadetha Wahyu Andriyanto
 kembali