Pertama-tama marilah kita mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena hari ini kita dapat melaksanakan wisuda meskipun pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir. Wisuda sangat berarti bagi kita semua karena merupakan perayaan penuh syukur atas keberhasilan kita bersama menyelesaiakan seluruh proses pendidikan mahasiswa, sehingga layak menyandang predikat diploma, sarjana ataupun sarjana utama.
Kepada Bapak/Ibu Orangtua/Wali, saya ucapkan selamat dan turut berbahagia karena perjuangan dan jerih payah Bapak/Ibu telah membuahkan hasil yang membanggakan. Semoga hari ini menjadi awal kebahagiaan dan kebanggaan sebagai orang tua yang menyaksikan putra-putrinya merajut masa depan dengan penuh semangat dan kepercayaan diri.
Dalam Misa pembukaan Semester Genap Tahun Akademik 2021/2022, Romo Rumanto, S.J. selaku Kepapa Campus Ministry berkotbah tentang hewan impala. Saya ingin juga menggunakan impala sebagai metafora untuk para wisudawan kali ini. Impala adalah hewan yang mirip dan seukuran kijang. Di antara para hewan, impala termasuk hewan paling gesit dan lincah. Hebatnya impala mampu melompat sejauh 10 m ke depan dan meloncat 3 meter ke atas. Meskipun demikian, di kebun binatang impala tidak mampu melompat pagar yang hanya setinggi 2 meter. Hal ini terasa aneh karena impala mestinya gampang saja melompat pagar yang tingginya hanya 2 meter.
Rupanya ketidakmampuan impala melompati pagar setinggi 2 meter bukan karena ia tidak dapat melompat lebih dari 2 meter. Impala tidak dapat melompati pagar tembok karena takut. Ketakutan itu bersumber dari ketidakmampuannya melihat atau memprediksi situasi atau keadaan seperti apa yang di luar pagar tembok. Ketidaktahuannya itu telah menciutkan nyalinya untuk melompat sehingga ia seolah hanya sekelas kambing.
Belajar dari pengalaman menjalani hidup di tengah pandemi selama 2 tahun ini, saya menganalogikan para wisudawan sebagai impala dan pandemi Covid-19 sebagai temboknya. Para wisudawan tentu lebih hebat dari impala. Wisudawan USD dapat meloncat beribu kilometer apalagi secara digital. Lagipula, wisudawan jauh lebih cerdas untuk mengenali seperti apa di balik pandemi ini. Saya sangat berharap para wisudawan tidak kehilangan keberanian, kepercayaan diri, serta berbagai kemampuan karena pendemi berkepanjangan ini. Meskipun dalam arti tertentu Anda seperti impala yang dibatasi tembok pandemi, tetapi Anda memiliki kemampuan dan keberdayaan melompatinya.
Keberdayaan dan keteguhan Anda untuk berani melompati tembok pandemi akan semakin kuat bila Anda terus mengembangkan sikap terbuka, fleksibel, dan semangat belajar sepanjang hayat.
Pandemi Covid-19 memang telah menambah ketidakpastian di era yang sebelumnya sudah penuh dengan perubahan yang cepat. Membangun karir di era yang penuh ketidakpastian memang tidaklah mudah. Akan tetapi, selama 2 tahun terakhir Anda semua telah membuktikan diri bahwa Anda mampu mengatasi ketidakpastian itu.
Selamat membangun karir dan masa depan di tengah peradaban yang penuh ketidakpastian ini. Semoga Anda tidak kehilangan kelincahan dan keberanian untuk melompati tembok pendemi. Anda mempunyai bekal cukup melihat dan memastikan situasi seperti apa di balik pagar pendemi ini. Semoga Tuhan memberkati Anda semua.
Terima kasih.