USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Sambutan Rektor

oleh: Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. Wisuda Periode I TA 2019/2020, September 2019


Orang Tua/Wali, Wisudawan, Tamu Undangan, Anggota Senat serta Ketua Program Studi USD yang berbahagia. Selamat pagi dan salam sejahtera.

Marilah kita mengucap syukur  kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena pada hari ini kita dapat merayakan keberhasilan kita bersama menyelesaikan seluruh proses pendidikan mahasiswa sehingga layak memperoleh predikat sebagai seorang sarjana atau sarjana utama.

Kepada Bapak/Ibu Orangtua/Wali, saya ucapkan ikut berbahagia karena perjuangan dan jerih payah Bapak/Ibu telah membuahkan hasil yang membanggakan. Semoga hari ini menjadi awal kebahagiaan dan kebanggaan sebagai orang tua yang menyaksikan putra-putrinya merajut masa depan dengan penuh semangat dan kepercayaan diri.

Kepada para wisudawan, atas nama keluarga besar Universitas Sanata Dharma, saya mengucapkan selamat dan turut berbahagia karena Anda semua telah berhasil menyelesaikan tugas studi yang tidak mudah dan penuh dinamika. Semoga hari ini menjadi hari yang istimewa dan penuh makna karena menjadi penanda penting perubahan tanggung-jawab dan peran baru yang harus Anda mainkan di tengah masyarakat.

Sambutan saya kali ini merupakan sintesa dari sambutan saya kepada mahasiswa baru 2014 dan sambutan wisuda di University of Florida.

Lima tahun lalu yakni pada bulan Juli 2014, saya menyambut mahasiswa baru angkatan 2014 dengan menayangkan video pendaratan wahana riset buatan NASA yang bernama Curiosity di planet merah Mars. Saya menggunakan simulasi pendataran Curiosity yang super canggih nan rumit ini sebagai metafora pendaratan mahasiswa baru di Sanata Dharma.

Meskipun ‘pendaratan’ Anda semua di USD tidak serumit dan semahal pendataran Curiosity tetapi banyak sekali hal yang bisa dikontraskan maupun disejajarkan antara Curiosity dan Anda semua. Curiosity dan Anda sama-sama telah mendarat di tempat dan saat yang tepat. Curiosity mendarat di planet merah nan gersang karena berudara tipis sementara Anda mendarat di kampus yang penuh warna, nyaman,  penuh kehangatan. Anda tidak menempuh jarak 600 juta kilometer seperti Curiosity sehingga baru sampai di Mars setelah terbang 8,5 bulan. Akan tetapi jarak antara situasi dan orang-orang yang Anda tinggalkan bisa jadi memerlukan lebih 8,5 bulan untuk dapat Anda kelola dengan nyaman. Curiosity bukan hanya perangkat yang mahal seharga 2,5 trilyun rupiah tetapi juga membutuhkan banyak sekali ahli untuk bisa mengirimnya ke Mars. Meskipun beaya studi Anda tidak semahal itu tetapi Anda lebih mahal dari Curiosity. Tidak satu orang tua pun rela bila anaknya dihargai hanya 2,5 trilyun. Selama Anda kuliah, banyak sekali tenaga ahli kami yang turut memastikan bahwa Anda terbang dengan selamat sampai tujuan dan akhirnya mendarat di auditorium untuk wisuda seperti ini. Bukan hanya butuh waktu 8,5 bulan tetapi Anda butuh 48 bulan bahkan lebih.

Saya membawa Curiosity 5 tahun lalu, pertama-tama untuk mengajak mahasiswa baru memiliki kesadaran yang cukup tentang apa artinya menjadi mahasiswa dan di dunia macam apa mahasiswa telah mendarat. Curiosity bukan hanya wujud nyata dari puncak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi juga melambangkan gairah dan mimpi besar umat manusia. USD sebagai kampus juga harus pertama-tama disadari sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut sikap dasar tertentu untuk hidup di dalamnya. Sikap dasar itu adalah kesetiaan kita pada cara bertindak yang mengikuti Metode Ilmiah.  Kampus haruslah menjadi seperti Mars yang penuh misteri keilmuan dan komunitas akademik termasuk mahasiswa adalah Curiosity. Bedanya, Mars penuh misteri tetapi USD penuh harapan dan janji.

Curiosity dan USD mempunyai visi yang sama yakni menjadi ‘Penggali Kebenaran.’ Curiosity ingin memperoleh kebenaran ‘Apakah ada kehidupan di Mars,’ sementara USD terus menggali kebenaran demi ‘Memuliakan kehidupan.’ Menjadi penggali kebenaran hanya akan berhasil dengan baik kalau kita semua bukan hanya mengagumi wahana Curiosity tetapi harus menghidupi semangat ‘Curious’. Tanpa ada dorongan untuk selalu ingin tahu alias curious, penggalian kebenaran akan berat, kering, dan menjadi formalistis.

Kini, setelah Anda lulus menjadi sarjana atau sarjana utama, pertanyaan yang mirip akan saya ajukan untuk Anda semua. Apa arti menjadi ‘sarjana?’

Ada banyak kriteria sebagai seorang sarjana tetapi yang paling tepat sudah kita rumuskan dalam visi USD yakni ‘Menjadi Penggali Kebenaran.’ Apa artinya ini ? Meskipun Anda sudah menyandang gelar sarjana atau sarjana utama bahkan doktor sekalipun tidak otomatis berdaya menghidupi semangat sebagai penggali kebenaran. Sebaliknya, bisa saja seseorang tanpa gelar sarjana dapat menjadi penggali kebenaran.

Menjadi sarjana yang menggali kebenaran bukan pertama-tama terletak kepada seberapa banyak informasi dan pengetahuan yang Anda miliki. Lebih-lebih dewasa ini, apa saja yang ingin kita ketahui dapat dengan mudah kita peroleh lewat Google. Menjadi sarjana yang sesungguhnya lebih terletak kepada seberapa besar Anda untuk sungguh ingin mengetahui sesuatu. Itu berarti mempunyai kapasitas dan kesiapan untuk berani mengubah pengetahuan dan keyakinan Anda terhadap segala sesuatu. Tentu ini menuntut kerelaannya untuk berani berefleksi dan mengkritik diri sendiri. Seorang sarjana sejati hanya digerakkan oleh satu hal yang tidak pernah demi dirinya sendiri tetapi demi kebaikan banyak orang yaitu menemukan kebenaran.

Persoalan bagi kita semua, seberapa banyak di antara kita yang sungguh berkobar-kobar ingin mengetahui sesuatu ? Seberapa banyak di antara kita yang sungguh terbuka terhadap gagasan baru ? Seberapa banyak di antara kita yang terus mencari ide-ide baru ? Seberapa banyak di antara kita yang berani melihat realitas dengan cara pandang yang berbeda ? Seberapa banyak di antara kita yang berani mengkritik diri sendiri sebanyak kita mengkritik orang lain?

Seorang sarjana yang menggali kebenaran bagai seorang Nomaden karena selalu siap untuk terus berpindah dari satu pemahaman ke pemahaman baru. Dia terus mencari pemahaman yang lebih baik terhadap segala sesuatu. Ia bagai seorang altit yang terus berlatih supaya otot dan ketrampilannya terus berkembang. Seorang sarjana sejati adalah seorang atlit intelektual. Ia terus menyangsikan gagasan lama dan terus terbuka terhadap gagasan yang besar, gagasan yang baru, atau gagasan yang lebih baik.

Dengan kata lain, menjadi sarjana berarti terus menghidupi dan merawat sikap ‘curious’ dalam menjalani tugas dan pekerjaannya di tengah masyarakat. Semangat ‘curious’ yang pernah saya harapkan kepada Anda semua ketika pertama kali mendarat di Sanata Dharma, harus tetap menjadi semangat dasar Anda semua justru ketika sudah menjadi sarjana.

Akhir kata, semoga kegembiraan dan sukacita Anda hari ini dalam merayakan keberhasilan perjuangan studi juga menjadi sarana untuk merefleksikan semangat hidup Anda sebagai seorang sarjana yang terus menggali kebenaran. Teruslah mencari sebagaimana disampaikan oleh guru sejati “Carilah maka kamu akan menemukan dan ketuklah maka pintu akan dibukakan.”

Terimakasih.

  kembali