Artikel
Menelusuri Jejak Perubahan Iklim Kuno dan Evolusi Aedes Aegypti
Aedes aegypti adalah nyamuk yang dapat menularkan penyakit seperti demam berdarah, Zika, dan demam kuning kepada manusia. Tetapi tidak semua nyamuk A. aegypti tertarik dengan manusia. Pada mulanya, A. aegypti lebih banyak berasosiasi dengan hewan di hutan. Tekanan dari faktor lingkungan, seperti perubahan iklim akhirnya membuat populasi A. aegypti lebih spesialis dalam menggigit manusia dan berkembang biak di sekitar manusia.
Sebuah studi baru yang diterbitkan di eLife mengungkap kapan dan mengapa bentuk-bentuk berbeda dari A. aegypti berevolusi dan bagaimana nyamuk ini menyebar ke seluruh dunia. Para peneliti menggunakan data genomik dari ratusan nyamuk yang dikumpulkan dari Afrika, Asia, dan Amerika untuk membandingkan hubungan genetiknya dan memperkirakan kapan nyamuk-nyamuk tersebut berpisah secara genomik.
Para peneliti menemukan bahwa bentuk spesialis manusia dari A. aegypti berasal dari Afrika Barat sekitar 5.000 tahun yang lalu, ketika iklim menjadi lebih kering dan sumber air menjadi langka. Nyamuk-nyamuk itu harus bergantung pada air yang disimpan oleh manusia untuk berkembang biak, dan mengembangkan preferensi untuk menggigit manusia. Bentuk nyamuk ini kemudian menyebar ke wilayah lain melalui jalur Perdagangan Budak Atlantik. Peristiwa ini menyebabkan wabah demam kuning dan penyakit lainnya yang berasosiasi dengan A. aegypti mulai bermunculan di wilayah luar Afrika.
Para peneliti juga menemukan bahwa di beberapa kota Afrika, seperti Kumasi dan Ouagadougou, nyamuk-nyamuk itu menjadi lebih tertarik kepada manusia dalam 20-40 tahun terakhir. Ini disebabkan oleh masuknya gen spesialis manusia dari populasi lain, mungkin didorong oleh urbanisasi dan aktivitas manusia.
Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa A. aegypti telah berevolusi sebagai respons terhadap faktor-faktor ekologis yang berbeda sepanjang waktu, dan bahwa perubahan iklim dan urbanisasi mungkin memiliki dampak penting pada distribusi dan risiko penularan mereka. Memahami bagaimana nyamuk beradaptasi dengan manusia dapat membantu kita memprediksi dan mencegah wabah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.
Sumber artikel:
Noah H Rose, Athanase Badolo, Massamba Sylla, Jewelna Akorli, Sampson Otoo, Andrea Gloria-Soria, Jeffrey R Powell, Bradley J White, Jacob E Crawford, Carolyn S McBride (2023) Dating the origin and spread of specialization on human hosts in Aedes aegypti mosquitoes eLife 12:e83524
https://doi.org/10.7554/eLife.83524
- Perlindungan dan Pelestarian Air: Mbah Sadiman dan Nguras Sumber di Girimulyo
- Optimasi Konservasi Air Melalui Kecerdasan Buatan: Pendekatan Berkelanjutan Dalam Manajemen Kualitas Air
- Pengelolaan Air Limbah Pabrik Gula Madukismo Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih dengan Inovasi Permeable Pavement dan Rain Water Harvesting
- Transformasi Kesadaran Ekologis Melalui Mata Kuliah Healing Earth Guna Mengatasi Krisis Lingkungan Global
- Menyingkap Pesona Alam Ekspedisi ke Curug Siluwok, Mengger Malang, Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo: Eksplorasi Alam dan Potensi Wisata
- Menelusuri Jejak Perubahan Iklim Kuno dan Evolusi Aedes Aegypti
- Pembelajaran Berbasis Mini Proyek Berbantuan Aplikasi Kecerdasan Buatan: Mengeskplorasi Adaptasi Epigenetik Kehidupan Manusia di Ekstraterestrial
- Calon Guru Wajib Paham Taksonomi Bloom Revisi
- 25 April 1953 : Ketika Sebuah Paper Mengubah Perkembangan Ilmu Biologi Dunia
- Ini 2 Rahasia Kelelawar Kebal Virus