Web Fakultas SIA Mahasiswa SIA Orangtua
Artikel

Pengelolaan Air Limbah Pabrik Gula Madukismo Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih dengan Inovasi Permeable Pavement dan Rain Water Harvesting

Artikel merupakan hasil karya Juara 3 Lomba ESKA (Esai Konservasi Air): Air untuk Kehidupan: Menggali Solusi Konservasi Air di Era Modern

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia sehingga
kebutuhan air bersih akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk di suatu wilayah. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2023
meningkat menjadi 278.696,2 ribu jiwa apabila dibandingkan dengan jumlah
penduduk pada tahun 2022 yaitu 275.773,8 ribu jiwa (BPS, 2023). Selain itu,
banyak industri yang mulai berkembang pesat di daerah pemukiman sehingga
proses industri tersebut berpotensi menjadi salah satu penyumbang pencemaran
lingkungan (Aji & Fatma, 2021). Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup “pencemaran lingkungan
hidup adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia, sehingga
melampaui baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan”. Hal ini tentu akan
berpengaruh pada kebutuhan air bersih masyarakat sekitar.

Salah satu industri yang berkembang pesat dan memiliki dampak besar bagi
lingkungan adalah Pabrik Gula/Pabrik Spiritus Madukismo (PGPS Madukismo)
yang terletak di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Pabrik
ini berada di tengah pemukiman padat penduduk yang dalam proses industrinya,
PGPS Madukismo menghasilkan limbah berupa padat, cair, dan gas. Limbah padat
berupa hasil bakaran ampas tebu, limbah gas berasal dari proses boiler dan limbah
cair berasal dari proses produksi dan air pendingin kondensor. Anak Sungai Bedog
menjadi tempat pembuangan limbah cair dari PGPS Madukismo yang merupakan
sumber air bersih bagi masyarakat sekitar. Selain Sungai Bedog, limbah cair juga
mengalir melalui saluran irigasi sehingga mempengaruhi aktivitas pertanian.
Berdasarkan uji yang dilakukan, Sungai Bedog mengalami penurunan kualitas air
karena besarnya kandungan bahan organik yang terkandung pada limbah pabrik
gula.

Proses industri PGPS Madukismo menimbulkan berbagai masalah bagi
masyarakat. Bahan kimia yang terhirup dari corong asap menyebabkan gangguan
pernapasan dan radang. Limbah cair dan padat hasil industri juga mengeluarkan bau
tidak sedap dan mengkontaminasi air sungai. Air yang terkontaminasi tersebut
menyebabkan penyakit iritasi dan gatal-gatal (Aji & Fatma, 2021). Dari
permasalahan di atas, pengelolaan dan penanganan limbah PGPS Madukismo
belum dilakukan secara optimal sehingga menimbulkan permasalahan mengenai
kebutuhan air bersih dan masalah kesehatan. Masyarakat sekitar pabrik lebih
memilih membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari daripada harus
berurusan dengan pabrik apabila melaporkan permasalahan tersebut. Hal ini tentu
membuat masyarakat harus mengeluarkan biaya per bulannya untuk memenuhi
kebutuhan air bersih sehari-hari. Sebagai upaya pemenuhan air bersih, inovasi
Permeable Pavement dan Rain water Harvesting dapat diterapkan dengan
memanfaatkan sumber air hujan dengan prinsip menampung dan menyerap air
sehingga dapat menekan biaya dan memiliki manfaat berkelanjutan (sustainable).
Pabrik Gula/Pabrik Spiritus Madukismo didirikan pada tahun 1955 oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dengan nama Pabrik Gula Pandokan pada masa
penjajahan Belanda. Hingga kini, PGPS Madukismo masih aktif memproduksi gula
dan spiritus (Lianasari et al., 2022). Letak pabrik yang berada di tengah pemukiman
yang padat mengakibatkan timbulnya permasalahan mengenai pencemaran
lingkungan khususnya pencemaran air. Anak sungai Bedog menjadi tempat
pembuangan limbah cair hasil proses industri pabrik ini. Salah satu limbah cair yang
mengalir ke anak Sungai Bedog adalah molases yang merupakan hasil dari
pemurnian nira. Molasses menyebabkan air sungai bersifat asam apabila tidak
diolah terlebih dahulu sebelum dibuang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
suhu anak Sungai Bedog berkisar antara 28,4-28,9 derajat celcius. Warna air Sungai
Bedog pada jarak 0-200 meter berwarna hitam akibat tercemar limbah molases dan
air limbah telah membusuk akibat bakteri aerob. Bau tidak sedap ditemukan pada
air dengan jarak 0-200 meter dari sumber limbah. Total Suspended Solid (TSS) air
sungai berkisar antara 84-33 mg/l. pH air sungai bersifat asam yaitu antara 4-6 dan
memiliki COD dan BOD tinggi (Anam, 2018). Parameter-parameter tersebut
melebihi standar baku mutu yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang,
Solus per Aqua, dan Pemandian Umum. Dari hasil analisis tersebut menunjukkan
bahwa anak Sungai Bedog telah tercemar limbah pabrik dan tidak dapat memenuhi
kebutuhan air bersih masyarakat sekitar.

Permeable Pavement dan Rain water Harvesting merupakan salah satu
inovasi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat
sekitar dengan memanfaatkan air hujan. Permeable Pavement dan Rain water
Harvesting merupakan inovasi yang dapat digunakan sebagai solusi konservasi air
di era modern. Prinsip kerja dari inovasi ini adalah dengan memanen air hujan yang
jatuh dari atap bangunan dan permukaan jalan kemudian diserap menggunakan
permeable pavement dan air hujan yang tidak terserap ditampung pada rooftop rain
water harvesting. Air yang tertampung dialirkan menuju reservoir melalui jaringan
pipa dan diolah sesuai standar baku mutu air bersih dengan menambahkan zat kimia
seperti tawas, klor, dan kaporit. Setelah melalui proses pengolahan, air dialirkan
melalui pemipaan menuju rumah tangga dan bangunan lain. Alat dan bahan yang
digunakan untuk membuat inovasi ini sudah banyak ditemukan di toko bangunan.
Penerapan inovasi ini dapat dilakukan dengan kerja sama antara pemerintah,
masyarakat, dan stakeholder terkait untuk memperoleh hasil yang optimal.

(Yessa Juliaputri, Universitas Gadjah Mada)

Daftar Pustaka


Aji, I.P. & Najicha, F.U. (2021). Analisis yuridis pembuangan limbah Pabrik Gula Madukismo di lingkungan padat penduduk. Indonesian State Law Review. 3 (2) : 16-19. https://doi.org/10.15294/islrev.v4i1.47539

Anam, R.Q. 2018. Analisis kualitas air anak Sungai Bedog akibat limbah Pabrik Gula Madukismo di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. 1-19. <core.ac.uk>.

Badan Pusat Statistik. (2023). Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Ribu Jiwa) 2021-2023. Diakses 14 September 2023. <https://www.bps.go.id/indicator/12/1975/1/jumlah-pendudukpertengahan-tahun.html>.

Lianasari, A.E., Marthinus, & Angrumpaka. (2022). Alternatif pemanfaatan limbah padat Pabrik Gula Madukismo dalam teknologi beton. Jurnal Atma Inovasia (JAI). 2 (3) : 269-273. 10.24002/jai.v2i3.5739 

 kembali