Web Fakultas SIA Mahasiswa SIA Orangtua
Artikel

Pembelajaran Berbasis Mini Proyek Berbantuan Aplikasi Kecerdasan Buatan: Mengeskplorasi Adaptasi Epigenetik Kehidupan Manusia di Ekstraterestrial


Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah menjadi pilar utama dalam banyak aspek kehidupan manusia. Kemampuannya untuk memproses data secara cepat dan menganalisis pola kompleks telah mengubah cara kita bekerja, berkomunikasi, dan bahkan belajar. Dalam upaya menghadapi tantangan masa depan, seperti kolonisasi luar angkasa dan kehidupan di planet ekstraterestrial, AI menjadi alat yang tak ternilai untuk membantu manusia beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan tidak ramah terhadap hadirnya kehidupan seperti di Bulan ataupun Mars. Salah satu aspek penting dalam eksplorasi luar angkasa adalah pemahaman tentang adaptasi epigenetik, yang dapat membantu manusia beradaptasi dengan lingkungan baru yang penuh dengan tantangan. Tema ini menjadi salah satu materi perkuliahan Antropobiologi bagi mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.


Adaptasi epigenetik merujuk pada perubahan dalam ekspresi gen yang terjadi sebagai respons terhadap perubahan lingkungan, bukan perubahan pada DNA inti sel itu sendiri. Ini berarti bahwa organisme dapat mengaktifkan atau menonaktifkan gen tertentu untuk mengatasi kondisi baru yang dihadapi. Misalnya, jika organisme tinggal di lingkungan dengan kadar oksigen rendah, gen yang bertanggung jawab untuk memproduksi protein yang meningkatkan penyerapan oksigen dapat diaktifkan. Adaptasi epigenetik dapat memberikan keuntungan evolusioner yang signifikan dan memiliki potensi besar untuk memungkinkan manusia beradaptasi bahkan berkolonisasi dengan lingkungan baru di luar bumi.


Pada era implementasi kurikulum Merdeka belajar Merdeka, metode belajar proyek sering digunakan untuk membantu peserta didik lebih manjangkau kompleksitas keilmuan dan tetap konstekstual dengan kehidupan. Project-Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang berpusat pada proyek baik berupa produksi ide, media belajar, pengalaman insitu, ataupun magang belajar. Dalam konteks belajar adaptasi epigenetik untuk hidup di ekstraterestrial, mini kelas PBL menjadi pendekatan yang efisien dengan berbantuan aplikasi-aplikasi kecerdasan artifisial (AI) untuk memproduksi gagasan-gagasan futuristic yang menantang bagi mahasiswa. Dengan menggunakan AI sebagai alat bantu, mahasiswa diajak melakukan produksi gagasan yang diformat sebagai media presentasi melalui Tome.app yang memungkinkan mereka mengembangkan gagasan secara cepat dalam 5 hingga 10 materi presentasi. Beberapa kata kunci dterapkan secara kombinasi untuk menghasilkan ide adaptasi epigenetik yang membantu manusia beradaptasi dengan lingkungan luar angkasa. Materi-materi presentasi tersebut kemudian diekspor dengan bantuan chatgpt.openai dijadikan sebuah sinopsis dari sebuah prompt.


Hasil synopsis tersebut dilanjutkan dengan prompt tema-tema besar yang mendukung materi adaptasi epigenetic ekstraterestrial. Mahasiswa berikutnya diajak untuk mengambil satu tema yang kemudian dikembangkan dengan melalui sebuah prompt pada browser google.barn. Prompt yang sama digunakan untuk mengeksplorasi sumber sumber ilmiah melalui chat (academic) pada Bing chatgpt4. Sumber-sumber tersebut dikumpulkan para mahasiswa untuk menuliskan kerangka gagasan proyek besar adaptasi manusia dalam ekosistem baru ekstraterestrial. Kerangka iini dikembalikan ke chatgpt.openai untuk dikembangkan kerangka berpikir rasionalisasi dan analisisnya. Pengerjaan penugasan ini dilakukan dalam dua jam pertemuan sebagai upaya mengembangkan kreativitas yang divalidasi melalui bing chat academic.


Dalam konteks belajar adaptasi epigenetik untuk hidup di ekstraterestrial, kecerdasan buatan dapat berfungsi sebagai media pembelajaran yang kuat. Dengan kemampuannya untuk menganalisis data dan mengidentifikasi pola, AI dapat membantu mahasiswa dalam menjalankan simulasi, memproses hasilnya, dan menyajikan temuan yang relevan. Selain itu, AI juga dapat memberikan rekomendasi dan panduan yang dipersonalisasi untuk setiap mahasiswa berdasarkan kemampuan dan kebutuhan mereka. Dengan demikian, kecerdasan buatan membantu mempercepat dan memperkaya proses belajar para mahasiswa dengan imajinasi yang tidak terbatas.


Manfaat belajar berbantuan kecerdasan buatan dalam konteks materi belajar adaptasi epigenetik untuk hidup di ekstraterestrial memiliki sejumlah manfaat yang signifikan. Pertama, mahasiswa dapat mengembangkan pemahaman mendalam tentang konsep adaptasi epigenetik dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi kelangsungan hidup manusia di luar bumi. Kedua, mereka dapat mengasah keterampilan pemecahan masalah, kreativitas, dan kolaborasi melalui proyek PBL yang menantang. Ketiga, mahasiswa juga dapat mengembangkan pemahaman tentang kecerdasan buatan dan aplikasinya dalam bidang eksplorasi luar angkasa. Terakhir, belajar berbantuan kecerdasan buatan dapat menginspirasi mahasiswa untuk ikut serta memanfaatkan atau mengembangkan kecerdasan buatan dalam kehidupan di masa depan.


Dalam era manusia mencapai visi kolonisasi luar angkasa yang semakin mendekati realisasi, belajar berbantuan kecerdasan buatan untuk memahami adaptasi epigenetik dalam konteks hidup di ekstraterestrial menjadi sangat relevan dan membantu pemahaman mahasiswa terkait salah satu materi perkuliahan Antropobiologi di PBio USD. Melalui pendekatan PBL dan pemanfaatan kecerdasan buatan, siswa dapat mempelajari konsep ini secara menyeluruh dan mengembangkan keterampilan yang penting untuk masa depan. Dengan demikian, kolaborasi antara manusia dan kecerdasan buatan membuka jalan menuju pemahaman yang lebih tentang adaptasi epigenetik dan potensi mengantarkan manusia pada era eksplorasi luar angkasa yang baru (Kristio Budiasmoro).

 kembali