USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Festival Seni Karawitan Gending Gerejawi: Menjadi Semakin Humanis Melalui Kesenian

diupdate: 10 tahun yang lalu


Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Karawitan Universitas Sanata Dharma (USD) pada hari Kamis, 14 Mei 2015 menggelar Festival Seni Karawitan Gending Gerejawi di Panggung Terbuka Kampus 2 USD Mrican. Acara ini juga menjadi bagian dalam rangkaian perayaan Dies Natalis USD ke-60 dan dihadiri oleh 15 peserta festival baik kategori anak-anak, remaja, dan dewasa. Acara yang dimulai pukul 09.00 – 15.00 WIB ini mengambil tema “Hidup Bakti dalam Senandung Kasih dan Irama Gamelan”. Maksud dan tujuan diadakan festival ini bukanlah mencari juara di dalam kompetisi bermusik seni karawitan, tetapi kegiatan ini menjadi bagian di dalam nguri-nguri kebudayaan Jawa yang semakin lama semakin tersisihkan oleh perkembangan teknologi. Khususnya teman-teman muda dan remaja mulai asing dengan kehadiran seni karawitan yang adalah bagian dalam budaya kehidupan Jawa.
Diungkapkan oleh Rektor USD Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. dalam sambutan festival tersebut bahwa walaupun USD tidak mempunyai jurusan Seni di dalam perkuliahan, tetapi USD memiliki concern pengembangan kesenian di dalam pendidikan. Khususnya melalui seni karawitan ini, kita mampu mengembangkan nilai-nilai kepribadian di dalam kehidupan. Di dalam kesenian, disampaikan nilai-nilai kepribadian yang bersifat implisit sehingga tidak bersifat menggurui ataupun mendikte. Lewat penyampaian yang implisit ini, rasa semakin diasah untuk semakin peka merasakan dan mengalami pengalaman kehidupan sehingga dapat disarikan nilai-nilai yang ditanamkan dalam diri. USD mendukung kegiatan ini karena ikut terlibat di dalam pengembangan nilai-nilai. Ini mendasari semangat pendidikan USD bahwa USD tidak hanya mendidik teman-teman muda hanya soal akademis tetapi juga hal-hal yang humanis melalui penanaman nilai-nilai kepribadian.
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Rm. Patrisius Mutiara Andalas, S.J., S.S., S.T.D. selaku Wakil Rektor III USD bahwa kesenian merupakan ruang yang sangat komplit dalam membina kepribadian kaum muda, karena dalam seni ada olah rasa. Tema Gereja ditempatkan di dalam Universitas  karena Universitas selalu mudah mengganti dengan hal-hal yang berkaitan dengan karier dan sebagainya. Festival ini juga menjadi bentuk perhatian Universitas untuk memelihara dan menempatkan Gereja agar menjadi concern di dalam perhatian Universitas. “Maka kesenian menjadi ruang yang sangat dekat perjumpaan dengan Allah dan menggali nilai-nilai kepribadian dalam kehidupan”.
Walau tidak bersifat kompetisi, festival ini mencari kelompok peserta yang terbaik di dalam penampilannya sebagai apresiasi atas persiapan dan partisipasinya. Dan bentuk penghargaan peserta terbaik ini akan diberikan simbolisasi piala Uskup Keuskupan Agung Semarang. Oleh sebab itu, panitia festival mengundang tiga penanggap yang akan memberikan komentar dan penilaian berkaitan penampilan dan lagu yang dibawakan oleh peserta, yaitu Rm. Karl Edmund Prier, SJ (Dosen dan ahli musik Gerejani), Bapak Djaduk Feriyanto (Seniman dan Budayawan), dan Yohanes Subowo (Dosen Institut Seni Yogyakarta). Para peserta yang mengikuti festival ini diwajibkan untuk menampilkan dua buah lagu Gerejani. Festival ini pun dimeriahkan oleh dua tampilan bintang tamu, yaitu Thambunesia, penampilan alat music “Sape” Kalimantan dan Gentra Parahyangan “Gamelan Sunda dan Tari Jaipong”. Dan yang menjadi peserta terbaik dalam Festival ini adalah peserta nomor 13 dari Stasi Tyas Dalem Macanan.
Pada saat jeda istirahat makan siang, panitia festival seni karawitan juga memberikan penghargaan kepada tiga orang tokoh penggiyat seni karawitan gending Gerejani yaitu, Bapak Blasius Subono, S.Kar., M.Sn, Ibu Lucia Siti Aminah Subanto, dan Bapak I Gusti Putu Oka. Diungkapkan oleh Ibu Lucia Siti Aminah dan Bapak Blasius Subono, S.Kar., M.Sn bahwa penghargaan yang diberikan kepada kami menjadi bentuk apresiasi perhatian besar USD sebagai instansi pendidikan terhadap karya seni musik karawitan Gerejani. Hal ini diungkapkan sebagai bentuk keprihatinan yang dirasakan oleh mereka terhadap perkembangan musik karawitan Gerejani yang semakin meredup. Semoga penghargaan yang diberikan kepada mereka, menjadi bentuk kesadaran membangun kesenian karawitan Gerejani. (FXAP)

  kembali