Sebagai sesama anggota Asosiasi Perguruan Tinggi Katholik (APTIK), Universitas Sanata Dharma (USD) dan UNIKA St. Thomas, Sumatera Utara, bersepakat membangun kerjasama untuk pengembangan kualitas pelayanan dalam bidang pendidikan. Kerjasama ini telah mempertemukan empat anggota Tim USD (T. Sarkim, Ph.D., Ir. Aris Dwiatmoko, M.Sc., Markus Budiraharjo, Ed.D., dan Rishe Purnama Dewi, M.Hum) dengan 47 pejabat struktural dari UNIKA St. Thomas pada tanggal 19 – 22 Februari 2015, di Berastagi, Sumatera Utara.
Dalam sambutannya, Rektor St. Thomas, Pater Dr. Hieronimus Simorangkir, Pr., menyebutkan dua harapan pokok dari kegiatan ini. Pertama, Tim USD diharapkan untuk memberi inspirasi St. Thomas dalam memperbaiki kurikulum yang mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Kedua, pelatihan ini juga diharapkan mampu menggerakkan sistem penjaminan mutu di St. Thomas (berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi, Permendikbud No. 49, Tahun 2014).
Dalam pengantarnya, Wakil Rektor I USD, T. Sarkim, Ph.D., mengingatkan akan tantangan dan kompleksitas dalam pengembangan mutu di lembaga pendidikan tinggi. “USD membutuhkan waktu lebih dari dua tahun hanya untuk menyelesaikan pedoman pengembangan kurikulum,” tegasnya. “Lembaga Penjaminan Mutu USD sendiri telah berdiri selama delapan tahun. Dua tahun pertama dipakai untuk membentuk sistem.” papar Ir. Aris Dwiatmoko, M.Sc., Ketua LPM USD yang menjabat 2008-2014. “Sampai hari ini, LPM masih dituntut untuk selalu belajar dan responsif terhadap berbagai hal dari luar, sekaligus bijak menanggapi dinamika internal.” lanjutnya.
Tanggapan terhadap pelatihan ini beragam, mulai dari sikap optimis, ragu-ragu, sampai skeptis. Namun demikian, dinamika pelatihan secara umum berjalan baik, dan bahkan berhasil menciptakan optimisme yang semula belum terungkap. Ketua LPM Unika St. Thomas, Prof. Dr. Posman Sibuea, menegaskan, “Setelah pertemuan empat hari ini, kita jadi tahu dengan lebih jelas mengenai apa yang mesti kita lakukan.” Kehadiran Dekan Filsafat dan Teologi, Pater Dr. Gonti Manulang, benar-benar menyegarkan suasana. Fakultas Filsafat dan Teologi ini sendiri terletak di Pematang Siantar, 120 km dari Medan. Sejak hari pertama, sikap Dekan yang lebih akrab dipanggil Pater Ivo ini, menunjukkan optimisme dan fokus pada pengelolaan internal. Dengan gaya khas Batak yang meledak-ledak (sekaligus dinamis dan lentur), beliau menantang para koleganya, “Daripada menyerang orang lain, marilah kita kembali ke dalam diri kita. Apa yang kita bisa dan mau lakukan sekarang? Kita pastikan untuk melakukan sesuatu yang membuat kita jauh lebih baik.” Bagi Wakil Rektor II, Dr. Surya Abadi Sembiring, perjumpaan dengan Tim USD membawa kesan mendalam. “Saya merasa beruntung telah berjumpa dengan rekan-rekan dari USD yang bervisi luar biasa.” tukasnya dalam perjalanan dari Berastagi ke Bandara Kualanamu, Medan.
Tantangan untuk membangun komunitas pembelajar yang kolaboratif tidak pernah mudah. Merujuk pada terbentuknya komunitas USD yang telah memiliki sistem penjaminan mutu, mutlak dibutuhkan kesediaan untuk berpikir dewasa-transformatif. “Belajar secara transformatif terjadi justru ketika kita berani mengakui bahwa apa yang kita yakini sendiri bisa jadi tidak benar dan tidak lagi relevan. Belajar dengan cara ini mengasumsikan keterampilan mendengar secara aktif dan sekaligus kemampuan berkomunikasi secara otentik.” papar Markus Budiraharjo, Ed.D., Ketua LPM USD. Hal seirama pun dituntut di dalam pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT). “Paradigma mempertahankan mata kuliah mau tidak mau harus ditinggalkan. Kombinasi kompetensi dan bahan kajian merupakan penentu utama dalam pembentukan mata kuliah. Eksistensi seseorang dosen dalam kaitannya dengan suatu mata kuliah tertentu harus mulai diubah,” papar Rishe Purnama Dewi, M.Hum.
Terselenggaranya pelatihan empat hari di Berastagi (66 km dari Kota Medan dan 17 km dari Gunung Sinabung yang masih sering meletus ini) tidak bisa dilepaskan dari komitmen Rektorat Unika St. Thomas. Pater Hieronimus Simorangkir, bersama jajaran rektorat yang lain, menunjukkan peran-peran kepemimpinan di dalam re-kulturisasi nilai-nilai dan komitmen untuk kemajuan. Pemimpin yang hadir di dalam setiap langkah perubahan merupakan prasyarat mutlak di dalam agenda pengembangan sebuah lembaga pendidikan tinggi. (eMBi)