Kemampuan berkomunikasi yang baik dan benar sangat dibutuhkan di dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai makhluk sosial, kita dituntut untuk berkomunikasi dan menjaga relasi yang baik. Di sinilah peran bahasa menjadi pusat dari kehidupan makhluk sosial. Bahasa menjadi jembatan dalam berkomunikasi untuk dapat saling bertukar pikiran, pendapat, gagasan, dan juga informasi. Dengan adanya pemahaman isi yang disampaikan, seseorang akan mampu memperkaya diri dengan pengetahuan baru.
Pada zaman ini, bahasa yang digunakan tidak hanya bahasa ibu atau pun bahasa nasional. Keberadaan Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional membuat banyak orang berusaha untuk mempelajarinya. Hal ini dikarenakan kemampuan berbahasa Inggris akan memberi keuntungan yang luar biasa dalam menggali informasi, ilmu, dan pengetahuan yang lebih luas. Ada banyak sumber pengetahuan yang dapat diperoleh dengan mudah dari luar melalui jurnal, artikel, buku, majalah, dan masih banyak lagi.
Terkadang, banyak orang enggan membaca buku yang menggunakan bahasa Inggris. Mereka menganggap bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang sulit dipahami. Hal ini berpengaruh pada minat baca yang semakin menurun. Sedihnya, pengaruh ini tidak hanya mempengaruhi minat baca terhadap buku-buku yang menggunakan bahasa Inggris, namun juga yang menggunakan bahasa Indonesia.Yuseva Ariyani Iswandari adalah seorang dosen program studi (prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Sanata Dharma (USD) yang aktif menggerakkan aksi sadar literasi. Ia berusaha membumikan budaya literasi melalui kegiatan Extensive Reading (ER). ER adalah kegiatan membaca sebuah bahan bacaan yang memiliki isi yang menarik dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. ER dikembangkan dalam setiap kegiatan pembelajaran yang didukung oleh The Indonesian Extensive Reading Association (IERA). IERA adalah sebuah asosiasi ER pertama di Indonesia yang dikembangkan di dalam prodi PBI USD di bawah naungan Extensive Reading Foundation (ERF).
IERA terbentuk pada 20 Oktober 2016. Asosiasi ini merupakan badan non-profit yang memiliki konsen terhadap pengembangan budaya literasi. Yuseva, sapaan akrabnya, bersama IERA aktif dalam beberapa kegiatan rutin seperti mengadakan roadshow beberapa kota (Jogja, Solo, Salatiga, Jakarta), membantu sekolah-sekolah yang ingin merancang program ER, melakukan penelitian bersama yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Tak hanya itu, ia bersama IERA juga mengadakan IERA Book Day yang bertujuan untuk memberi ruang bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan dengan membaca. Kegiatan ini diadakan di area prodi PBI USD. Ada banyak buku yang telah disediakan pada IERA Book Day, dan pengunjung boleh membacanya secara cuma-cuma.
Mengajak anak muda untuk sadar literasi bukanlah hal yang mudah. Ada banyak tantangan yang harus disingkap supaya ketertarikan terhadap kegiatan membaca tetap berjalan. Yuseva menyatakan bahwa yang perlu menjadi perhatian adalah kultur membaca kita yang belum pada level pemahaman. Kita masih menerima informasi secara gamblang dari bahan bacaan tanpa mencari tahu lebih dalam mengenai hal yang dibahas di dalamnya. Tak jarang beberapa orang terjebak di dalam informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Maka dari itu, perlu adanya kegiatan yang menarik untuk membangun kemampuan berpikir kritis. Di kelasnya, Yuseva kerap memberi lembar materi (handout) kepada mahasiswanya. Selain memberikan materi dalam handout tersebut, Yuseva juga mencantumkan link website yang bisa dikunjungi mahasiswa secara online untuk memperluas wawasan mereka terkait topik yang sedang dibahas di dalam materi pembelajaran. Setelah mendapatkan pemahaman yang lebih dalam, mahasiswa akan diberi kesempatan untuk berdiskusi dan saling melengkapi informasi yang telah diperoleh. Diskusi pun didesain dengan cara yang menarik supaya mahasiswa semakin tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran seperti memberi pertanyaan-pertanyaan kritis yang mampu menstimulus mahasiswa untuk mengolah critical thinking mereka.
Selain aktif bersama IERA, Yuseva juga aktif di dalam kegiatan Speaking Club. Pada awalnya, Speaking Club adalah komunitas yang dibentuk untuk memberi wadah bagi mahasiswa di dalam program English Extension Course. Konsep awalnya yaitu berkumpul dan sharing bersama. Namun, lama-kelamaan, Yuseva menyadari bahwa harus ada suatu inovasi supaya peserta yang mengikuti Speaking Club tidak hanya sekedar ngobrol dan berbagi cerita. Maka, dibukalah kesempatan bagi mahasiswa dari luar USD untuk bergabung. Selain itu, diundanglah beberapa pembicara yang berasal dari USD sendiri seperti Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Sudi Mungkasi, Ph.D, dan Wakil Rektor IV, FX. Ouda Teda Ena, M.Pd., Ed.D. Selain mendengarkan sesi sharing, peserta juga diarahkan untuk terus mengembangkan kemampuan berbicara menggunakan Bahasa Inggris melalui diskusi kelompok. Dengan begitu, kemampuan Bahasa Inggris aktif mereka akan terasah.
Yuseva sungguh berharap bahwa dengan adanya kegiatan di dalam IERA maupun Speaking Club mampu menumbuhkan minat dan semangat untuk terus mengasah kemampuan Bahasa Inggris. Menurutnya, ketika mahasiswa memiliki wadah untuk berkembang, maka mereka akan mampu membuahkan hasil yang baik. Berjalan bersama IERA dan Speaking Club sungguh membuat Yuseva menikmati arti dari sebuah kehidupan. Hidup untuk berbagi dan melakukan apa pun yang terbaik bagi orang lain.
(SW & VYA)