USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Seminar Ilmiah Dosen: Peran Perguruan Tinggi dan Akademisi dalam Dinamika Politik Indonesia Kini

diupdate: 4 bulan yang lalu

dok. Humas USD

Yogyakarta, 20 Desember 2023- Dalam rangkaian acara Dies Natalis ke-68, Universitas Sanata Dharma menggelar acara Seminar Ilmiah Dosen dengan tema “Peran Perguruan Tinggi dan Akademisi dalam Dinamika Politik Indonesia Kini” di Ruang Drost Lantai 4 Kampus III Paingan. Seminar yang dimoderatori oleh Paulus Sarwoto, Ph. D. (Magister Kajian Bahasa Inggris), ini mengundang tiga narasumber, yakni Dr. Arie Sudjito, S.Sos., M.Si (Sosiolog dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Pengabdian Masyarakat UGM), Dr. Johannes Haryatmoko, SJ (Magister Filsafat Keilahian USD), dan Aria Bima (Wakil Ketua Komisi VI DPR R1 2019-2024).

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Sanata Dharma, Albertus Bagus Laksana, SJ, SS, Ph.D, momentum Dies Natalis yang ke-68 menjadi pengingat bahwa Sanata Dharma sejak kelahirannya punya cita-cita untuk membangun kehidupan bangsa dan berpolitik secara lebih otentik serta mendalam.

“Tema yang diangkat dalam seminar ilmiah dosen ini menjawab keprihatinan kita Universitas Sanata Dharma selama periode yang cukup kritis ini, terutama dinamika pemilu akhir-akhir ini yang menunjukkan pelbagai macam kejutan seperti arah politik yang diarahkan ke kepentingan yang sangat sempit dan kepentingan keluarga dengan memakai jalur-jalur fundamental konstitusional. Semoga seminar ini bisa menjadi media untuk ikut berwacana di simpang jalan kritis demi menentukan bangsa ini kedepannya, menyambut Indonesia Emas 2045,” ungkap Romo Bagus.

dok. Humas USD


Pembicara Pertama, Dr. Arie Sudjito, memaparkan bahwa peran kampus adalah sebagai institusi penggerak dan pengawal demokrasi menuntut perguruan tinggi untuk merumuskan masalah dan mencari jalan keluar bersama.

“Kolaborasi penelitian dan publikasi akademis lintas-perguruan tinggi, membangkitkan kedaulatan produksi pengetahuan dalam negeri dan membangun mazhab kritis bersama, memperkuat publikasi dalam negeri bertaraf internasional, tidak semata melayani publikasi internasional di negara lain. Dengan adanya publikasi dan penelitian dan gagasan kritis kolaboratif ke dalam ruang publik kita bisa mengawal demokrasi dan mencegah otokrasi.” ungkap Arie.

Sementara itu, pembicara kedua, Dr. Johannes Haryatmoko, menyampaikan pentingnya penguatan demokrasi melalui upaya menciptakan masyarakat yang kompeten.

“Demokrasi Indonesia saat ini tidak sehat. Pasalnya, tingkat keterpilihan di masyarakat sangat bergantung dengan politik transaksional. Di sisi lain, partisipasi juga sangat lemah karena kedaulatan hanya menutupi realitas pertarungan kekuasan di antara kelompok tertentu dan partai politik. Uang jadi penentu sehingga rentan terhadap praktik korupsi di semua lini. Maka perlu usaha penguatan demokrasi dengan menciptakan masyarakat yang kompeten, yang punya sikap politik berdasarkan informasi yang memadai, menyadari hak dan kewajiban,  serta bisa memperjuangkan sebagai warga negara,” paparnya.

Haryatmoko berpendapat, tatanan masyarakat yang kompeten dapat diwujudkan melalui beberapa cara dengan metode kartu pelaporan warga seperti tentang tingkat kepuasan kinerja atau memberikan indikasi adanya perilaku koruptif serta mendesain standar kinerja.

“Membentuk masyarakat yang kompeten memang sulit karena tidak hanya berhenti dalam diskusi, tetapi harus dilaksanakan sehingga bisa berpartisipasi aktif untuk penyelenggaraan pemilu yang baik,” ungkapnya.

Pembicara ketiga, Aria Bima, mengajak para peserta untuk melihat kembali bahwa politik tidak bisa dilihat hanya dari orientasi politik praktis.

“Perguruan Tinggi perlu mempunyai orientasi politik, karena politik merupakan suatu jalan mulia menuju kekuasaan yang mampu mewujudkan tatanan yang ideal. Demokrasi melalui pemilihan umum, masih merupakan tatanan yang ideal, yang paling pas saat ini. Memang belum sempurna, dan di situlah peran perguruan tinggi serta para akademisi untuk berkontribusi menjalankan fungsi” jelasnya.

Acara ini mendapat tanggapan baik dari para dosen USD karena kontekstual dan aktual dalam situasi saat ini.

dok. Humas USD

“Seminar ini sangat berguna bagi kami para pengajar karena membuka cakrawala baru. Seminar ini tentu memberikan banyak pandangan tentang politik karena sebagai warga negara harus berpolitik secara sehat dan tidak apatis” ungkap Agustinus Tri Kristanto, salah satu pengajar di Program Studi Akuntansi.

Hal senada juga diungkapkan oleh Catharina Brameswari , dosen Program Studi Bahasa Inggris.

“Lewat seminar ini banyak hal yang bisa dipelajari. Apa yang saya dapatkan hari ini tentu bisa menjadi referensi bahan mengajar di fakultas. Saya dari Fakultas Sastra, kedepannya saya bisa mencoba mengaitkan isu-isu yang ada dalam sastra dengan isu-isu dalam politik dan ini tentu menjadi suatu pandangan baru bagi mahasiswa” pungkasnya.
 
(JMA/JK/KSM-Humas USD)

  kembali