USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

“Seksualitas dan Pencegahan Kekerasan Seksual”: Webinar II Formasi Cerdas Humanis

diupdate: 2 tahun yang lalu

dok. UP-MPK

Unit Pelaksana Matakuliah Pengembangan Kepribadian (UP MPK) dan Tim Formasi Cerdas Humanis (FCH) menyelenggarakan Kuliah Umum berbentuk Webinar dengan tema “Seksualitas dan Pencegahan Kekerasan Seksual” pada hari Sabtu, 29 Oktober 2022.  Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka Weekend moral sekaligus Webinar kedua Formasi Cerdas Humanis (FCH) 2022. 

Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof Ir. Sudi Mungkasi, Ph.D., Wakil Rektor bidang Akademik menyampaiakan pentingnya memaknai seksualitas bagi kaum muda.  ”Manusia dan kaum muda beserta seksualitasnya adalah anugerah Tuhan dan seharusnya tidak kita salah gunakan. Kita sebaiknya bertindak secara benar secara biologis, dan sosial”, tutur Prof Sudi.

dok. UP-MPK

Webinar yang dimoderatori Dr. Bernardus Agus Rukiyanto, S.J. (Dosen Prodi Pendikkat, FKIP) ini menghadirkan Ignatia Ria Natalia, S.Psi., CGA. (Lembaga Pengembangan Humaniora, Univeritas Katolik Parahyagan Bandung) dan Febriana Ndaru Rosita, M.Psi., Psi. (Dosen Psikologi USD) sebagai narasumber. Dalam paparannya, Ignatia Ria Natalia, yang adalah juga seorang konselor, trainer, dan fasilitator, menyampaikan bahwa banyak ciri kepribadian dan pola perilaku kita berakar pada tahap perkembangan psikoseksual.  

"Kebutuhan memenuhi dorongan seks setiap orang itu pasti ada. Di jaman ini, tantangan bagi anak muda adalah adanya tawaran yang banyak di media sosial, misalnya foto, atau video. Maka perlu disadari bahwa anak muda dapat memilih respon yang sesuai terhadap hal hal yang ditemui di media sosial dan menjaga nilai yang kita perjuangkan", paparnya.

Lebih lanjut Ignatia juga menyampaikan bahwa postingan dan komentar yang ada media sosial saat ini bisa menjadi ukuran kualitas pribadi seseorang,  "Kita perlu menyadari bahwa respon di media sosial akan selalu meninggalkan jejak digital. Siapkah kita?" 



Sementara itu, narsumber ke-dua, Febriana Ndaru Rosita memaparkan tentang kekerasan seksual. "Kekerasan seksual biasanya diakibatkan oleh mindset para pelaku, bukan kondisi para korban. Para pelaku menganggap wajar atau biasa sebuah perilaku kekerasan seksual. Dalam kehidupan sehari hari, banyak sekali lelucon yang kita jumpai dalam lingkungan pergaulan kita. Namun, lelucon harus dikontrol sehingga tidak akan melukai orang lain. Kita juga sadar bahwa budaya yang berbeda memiliki sebuah kesepakatan yang berbeda, maka kita perlu empan mapan, selalu sadar bertindak sesuai dengan konteks situasi", paparnya. 

Lebih lanjut, Febriana Ndaru Rosita, yang juga adalah anggota Satgas Sementara Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksuak (PPKS) USD, menyampaikan bahwa kekerasan seksual dapat terjadi di lingkungan terdekat kita, bahkan tidak menutup kemungkinan terjadi di lingkungan kampus, namun ada korban yang tidak berani melaporkan kasusnya karena alasan yang beragam. " Beberapa korban kekerasan seksual tidak bisa melakukan apapun karena taku, trauma dan mersa terancam. Reaksi yang umum adalah adalah diam", ungkapnya.

Di akhir acara, disampaikan harapan untuk seluruh civitas akademik agar kita dapat menjaga diri dalam berelasi dengan orang lain. Disampaikan juga bahwa kampus Universitas Sanata Dharma memiliki Satgas PPKS yang dapat membantu terkait gangguan dalam menjalin relasi yang sehat di lingkungan kampus. 

(CK)  

 

  kembali