USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Perayaan Ekaristi Awal Semester Genap TA 2020/2021:
"Meneguhkan Iman Merajut Pengharapan"

diupdate: 3 tahun yang lalu


Senin (8/2) Sivitas Akademika Universitas Sanata Dharma (USD) merayakan Ekaristi Awal Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021 dengan mengusung tema “Meneguhkan Iman Merajut Pengharapan”. Perayaan Ekaristi ini dilakukan secara daring dari Kapel St. Robertus Bellarminus, Kampus 1 USD melalui kanal YouTubeHumas USD dimulai pukul 07.15 WIB dan dipimpin oleh Romo Rikhardus Sani Wibowo, SJ (Mahasiswa Pendidikan Kimia USD).

Dalam homilinya, Romo Rikhardus Sani Wibowo, SJ. memaparkan tentang bagaimana kita berpengharapan di tengah pendemi. Romo bercerita tentang hasil survei yang dilakukan oleh temannya. Survei tersebut tentang penggolongan kelompok masyarakat atas situasi pandemi yang terdapat 3 golongan, yaitu golongan optimis, golongan pesimis, dan golongan realistis. Jika dimasukkan ke dalam salah satu dari ketiga golongan itu, orang yang optimis akan melihat segala sesuatu itu positif sehingga tidak berani mengakui bahwa terdapat kesulitan, duka juga kehilangan selama pandemi ini. Sementara orang pemisis melihat segala sesuatunya gelap, tidak ada solusi dan golongan realistis akan terpengaruh dari perkembangan berita yang naik turun. Sehingga perlu ada golongan ke empat, yaitu golongan berpengharapan, di mana golongan ke empat ini yang disebut dalam tema ekaristi ini, meneguhkan iman merajut pengharapan. Secara sederhana harapan adalah iman yang membuat kita berani juga mampu untuk melangkah. Berpengharapan berarti melangkah juga dalam penderitaan itu. Mark Manson dalam bukunya ia mengatakan bahwa penderitaan merupakan suatu konstanta universal dalam kehidupan kita. Penderitaan adalah suatu yang pasti tapi bukan penderitaan kosong melainkan penderitaan yang membawa nilai. Di tengah pendemi ini, untuk menjadi orang yang berpengharapan kita perlu berani melangkah dan berdamai dalam kesulitan, tantangan, juga penderitaan yang kita alami. “Menjadi orang yang melangkah dengan pengharapan dan berani merangkul kesulitan, itulah artinya orang-orang yang berpengharapan.” tutur Romo Rikhardus Sani Wibowo, SJ.

Bagian akhir lirik dari lagu barasuara yang berjudul Taifun berbunyi: “Saat kau menerima dirimu dan berdamai dengan itu, kau menari dengan waktu tanpa ragu yang membelengu”. Jika diterjemahkan dalam situasi kita, inspirasinya adalah ketika kita dapat berdamai dengan situasi pendemi ini dalam segala kesulitan/tantangan yang dihadapi, kita berani memeluk/menari/melangkah untuk membawa perubahan dan menginspirasi satu sama yang lain.

Romo Rikhardus Sani Wibowo, SJ. di akhir homilinya menyampaikan: “Semoga awal semester ini kita berani menjadi orang berpengharapan, memeluk kesulitan dan tantangan penderitaan, serta berdamai dengan semua itu, Semoga kita terus melangkah, menari dan terus menginspirasi dan juga mewartakan bahwa Allah sungguh-sungguh hadir di tengah-tengah masa yang tidak mudah ini”.

Pada akhir Ekaristi, terdapat sambutan dari Rektor USD Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. yang menyampaikan beberapa hal dalam rangka mengawali perkuliahan semester genap 2020/2021. Bahwa mujizat dan keajaiban itu tetap bisa kita wujudkan dengan melibatkan sebanyak mungkin pihak dan kita bisa mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi pandemi ini khususnya dalam menjalani kegiatan perkuliahan yang kita mulai. Sikap yang tepat itu yaitu sikap proaktif, pengalaman belajar yang kita jalani hanya bisa kita sikapi dengan baik dan optimal jika kita berhenti menyalahkan situasi tetapi justru sebaliknya yaitu membangun beberapa sikap yang tepat. Yakni kita harus berusaha, tidak pertama-tama memaksimalkan tetapi mengoptimalkan segala macam tindakan dan langkah-langkah supaya masing-masing dari kita bisa mengambil peran yang optimal. Tedapat beribu langkah, tetapi kita dapat mengambil sikap dasar yang pokok. Di antaranya, membangun relasi dan komunikasi yang produktif, konstruktif, memperkuat diri kita untuk terbuka dengan berbagai kemungkinan baru dan berhenti berpikir seperti sebelum pandemi. Memampukan diri untuk belajar atas realitas pendemi untuk terus belajar banyak hal, dan berusaha berprestasi di tengah pendemi melalui inovasi, kreatifitas, dan berbagai hal out of the box.

(ALPS & CFAASK)

  kembali