USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Webinar Ensiklik Fratelli Tutti
“Membangun Persaudaraan Sejati Atas Dasar Kemanusiaan”

diupdate: 3 tahun yang lalu




Campus Ministry Universitas Sanata Dharma (USD) pada hari Kamis (12/11) mengadakan webinar Ensiklik Fratelli Tutti dengan tema “Membangun Persaudaraan Sejati atas Dasar Kemanusiaan”. Dalam webinar ini, terdapat dua pembicara, yaitu Romo Nikolas Kristiyanto, SJ. selaku Dosen Program Studi Filsafat Keilahian Fakultas Teologi USD dan Ahmad Shalahuddin M sebagai Fasilitator Young Interfaith Peacemaker Community Yogyakarta. Acara ini dimoderatori oleh Nivea Galuh Iswarin yang merupakan mahasiswa Psikologi USD. Adapun latar belakang diadakannya webinar ini adalah untuk memahami Ensiklik Fratelli Tutti dan kemudian menemukan maknanya dalam kehidupan orang-orang muda di tengah kehidupan masyarakat Indonesia. Webinar ini juga menyediakan ruang bagi mahasiswa lintas agama di USD untuk berdialog bersama.

Romo Yustinus Rumanto, SJ sebagai romo minister Campus Ministry USD memberikan sambutan bahwa Enskilik sangat penting membangun persaudaraan lintas iman secara khusus di lingkungan Campus Ministry USD. “Webinar ini diselenggarakan untuk mendampingi mahasiswa dari berbagai agama dan membangun persekutuan iman untuk mewujudkan kemanusiaan yg lebih bermartabat,” tambah beliau. Romo Rumanto berharap bahwa kegiatan ini menjadi pedoman dan langkah yang pasti untuk membangun persaudaraan sejati dalam lingkungan Campus Ministry USD, berbagai komunitas di USD, dan bagi kehidupan yg lebih luas terlebih bagi bangsa dan negara.

Pembicara pertama yaitu Romo Niko menjelaskan bahwa Ensiklik Fratelli Tutti ini muncul didasarkan pada keresahan yang timbul di masa pandemic. Istilah Fratelli Tutti merujuk pada kebersamaan masyarakat dunia. Penyelesaian masalah, keresahan, dan kesulitan hidup yang muncul akan membutuhkan orang lain. Permasalahan global yang dihadapi dunia saat ini, yaitu wabah virus corona, juga harus diselesaikan secara bersama-sama. “Paus Fransiskus mengajak kita sebagai satu Keluarga umat manusia, untuk saling berjabat tangan meningkatkan kemanusiaan,” ujar Romo Niko. Fratelli Tutti ini sangat relevan dengan situasi kaum muda saat ini. Kaum muda sudah terbiasa dengan teknologi dan sosial media yang membuat kaum muda menjadi terbuka terhadap situasi dunia dan mengkritisinya. Romo Niko menyampaikan bahwa kita semua dipanggil untuk mencintai semua orang tanpa kecuali. Dalam pemaparannya, Romo Niko mengutip perkataan oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Ahmad Al-Tayyeb bahwa agama-agama tidah memicu peperangan, sikap penuh kebencian, permusuhan, dan ekstrimisme. “Tuhan, Yang Mahakuasa, tidak perlu dibela oleh siapapun da tidak ingin nama-Nya dipakai untuk meneror orang lain”. Romo Niko menutup sesinya dengan rasa yang mendamaikan: “Kita semua adalah Saudara”.

Pembicara kedua yaitu Ahmad Shalahuddin Ia memberikan pandangannya sebagai seorang muslim terhadap pandangan kristiani. Ahmad ingin membawa kita semua untuk menjadi pribadi yang memiliki pikiran lebih terbuka terhadap iman lain. Baginya, Fratelli Tutti ini sama-sama manusia dan bersaudara. “Ensiklik Fratelli Tutti membawa kita ke dalam dialog yang umumnya kita temukan persamaan sebagai sesuatu yg menguatkan kita, dan perbedaan bukan merupakan alasan untuk berselisih tetapi justru untuk memperkaya satu sama lain.” ujarnya. Covid-19 adalah sebuah tantangan bersama terhadap solidaritas kita sebagai manusia dan membuat individu lebih menghargai satu sama lain. Ahmad menutup sesinya dengan mengutip pernyataan dari Ali Bin Abi Thalib: “Mereka yang bukan saudaramu dalam iman, adalah saudara dalam kemanusiaan”.

Webinar ini ditutup dengan sesi tanya jawab. Sebagai konklusi, Nivea sebagai moderator mengatakan bahwa kita harus mengasihi sesama dengan sepenuh hati.

(MHH & DB)

  kembali