USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Webinar Sanata Dharma Berbagi
“New Normal Era: Pharmacy Education and Healthy Life”

diupdate: 4 tahun yang lalu



Universitas Sanata Dharma (USD) kembali berbagi di tengah pandemi dengan mengadakan Webinar dengan mengusung tema “New Normal Era: Pharmacy Education and Healthy Life”(10/7). Webinar diadakan melalui aplikasi Zoom dan live streaming melalui  kanal YouTube Humas USD dari Ruang Kadarman Kampus 2 USD. Susunan acara webinar dibuka dengan doa pembukaan, kata sambutan dari Dr. Yustina Sri Hartini, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi USD, sesi pemaparan materi oleh ketiga narasumber, sesi tanya jawab, dan doa penutup. Pembicara webinar tersebut yaitu Dr. Yosef  Wijoyo, M,Si., Apt memaparkan materi dengan judul “Old Wine In New Skin”; Christianus Heru Setiawan, M.Sc.,Apt. menyampaikan materi dengan judul “Herd Immunity dan Presepsi Masyarakat”; dan Dita Maria Virginia, M.Sc.,Apt..menyampaikan materi dengan judul “Membedakan Hoax dan Fakta”. Webinar dipandu oleh Dr. Dewi Setyaningshi, M.Sc.,Apt. sebagai moderator.

Dalam sesinya pembicara pertama Dr. Yosef  Wijoyo, M,Si., Apt. menyampaikan tentang pengalaman selama proses pembelajaran online di era pandemi, refleksi tentang pembelajaran online yang diperoleh, dan aksi bagaimana rencana pembelajaran jarak jauh yang akan diterapkan. Menurut Pak Yosef begitu panggilan akrabnya metode pembelajaran Ignatian Pedagogy sesuai untuk diterapkan di lingkungan Pendidkan Tinggi dikarenakan sudah mampu beradaptasi dalam lingkungan. Dalam rencana aksi untuk pembelajaran jarak jauh, Pak Yosef memperkenalkan tentang flipped classroom. Flipped classroom memiliki keterkaitan dengan metode pembelajaran Ignatian Pedagogy. Dalam penyempaiannya tentang flipped classroom Pak Yosef memiliki 2 design, design yang pertama yaitu sebelum pembelajaran mahasiswa diberi soal pemicu dan mencari referensi terkait soal tersebut kemudian saat pembelajaran bersama dosen mahasiswa berdiskusi dengan sesama mahasiswa dan juga dosen untuk menemukan masalah terkait soal pemicu tersebut dan setelah kelas mahasiswa diharapkan mampu membuat solusi terkait permasalahan pada soal. Design kedua yang ditawarkan oleh Pak Yosef adalah sebelum kelas mahasiswa mempelajari materi melalui berbagai referensi di antaranya adalah video yang telah dibuat oleh dosen, link website, soal pemicu diskusi, dan referensi lain, kemudian saat kelas berlangsung mahasiswa diminta untuk presentasi/diskusi melalui Learning Management System (LMS), aplikasi pesan WhatsApp (WA), atau melalui video conference, dan setelah kelas selesai mahasiswa mengunggah makalah hasil diskusi dan dosen memberikan feedback.

Pembicara kedua yaitu Christianus Heru Setiawan, M.Sc.,Apt memaparkan tentang herd immunity atau imunitas komunal yang merupakan perlindungan tidak langsung dari sebuah infeksi yang didapatkan secara alami melalui infeksi yang pernah diderita atau dapat juga melalui buatan berupa vaksin. Dalam grafik “waktu vs jumlah kasus” menunjukkan bahwa jumlah kasus yang terlalu tinggi dan melewati ambang batas fasilitas kesehatan akan menyebabkan banyak pasien yang tidak tertangani dan meninggal. Lockdown dapat menjadi solusi saat jumlah kasus sudah di atas ambang batas fasilitas kesehatan dan akan berhasil jika diimbangi dengan kepatuhan masyarakat menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak minimal 2 meter. Jika dengan adanya solusi tersebut namun belum dapat menangani semua kasus, maka akan timbul gelombang kedua sampai herd immunity tercapai, herd immunity akan tercapai jika 75% komunitas telah terpapar Covid-19.

Pembicara ketiga yaitu Dita Maria Virginia, M.Sc.,Apt. menyampaikan tentang bagaimana bisa membedakan antara hoaks dan fakta dalam menanggapi berita terkait virus Covid-19 dan menemukan referensi yang benar dalam mencari informasi melalu media. Akronim tips deteksi hoaks yang diberikan oleh Bu Dita adalah “SULIS TANGGUNG BARIER” yang artinya kita harus melihat sumber berita tersebut, penulis berita tersebut valid atau tidak, memperhatikan kapan tanggal berita, apakah berita tersebut memiliki data pendukung, membaca seluruh isi berita, dan yang terakhir adalah klarifikasi pada ahli.

Webinar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari peserta yang ditanyakan melalui aplikasi Zoom dan juga melalui youtube kepada ketiga pembicara. Acara ditutup dengan penyampaian kesimpulan oleh moderator. Webinar Sanata Dharma Berbagi ini masih disimpan di kanal Youtube Humas USD agar tetap dapat diikuti oleh peserta yang ketinggalan.

(MAA & PIJL)

  kembali