USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Kelas Tanpa Jendela Versi Swelana Briliyanti Sekartaji

diupdate: 5 tahun yang lalu


Banyak kaum muda berlomba-lomba untuk melestarikan dan mempromosikan kesenian melalui teknologi. Namun, mereka memilih menjadi orang yang berperan di balik layar dalam pelestarian kesenian tradisional. Bagi Swelana Briliyanti Sekartaji (23), 7 tahun menekuni dunia sendratari merupakan ‘ruang kelas’ yang membentuk profil hidupnya sebagai penari. Gadis yang akrab disapa Lana tersebut mulai serius di seni tari sejak awal SMA pada tahun 2012. Mahasiswi aktif program studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Sanata Dharma (USD) tersebut semakin menyelami passionnya bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Grup Tari Sanata Dharma (Grisadha). Bersama tim Jolali yang dibentuknya dengan teman-teman penari Grisadha lain, Lana berulang kali mewakili UKM Grisadha dan USD untuk tampil di tingkat nasional maupun internasional. Lana juga sempat menjabat sebagai Ketua UKM Grisadha pada tahun 2017 dan 2018.

Kesibukan menjadi mahasiswi PBI USD tidak menghalanginya untuk berprestasi sebagai penari melalui UKM Grisadha. Selain aktif dalam setiap pentas di dalam kampus, Lana juga mengambil kesempatan untuk berperan di panggung internasional. Lana dan tim Jolali mewakili UKM Grisadha dan USD dalam lomba pekan seni mahasiswa daerah Jogja tahun 2016 berhasil meraih juara ke-2. Pada tahun berikutnya, bersama tim Jolali, Lana mengikuti International Dance Festival di Sibu, Malaysia. Tahun 2018, Lana dan tim Jolali mengikuti International Folk Arts Festival di Semarang.

“Kurang lebih selama 7 tahun saya serius menjadi penari. Berawal sejak menjadi penari Ramayana Ballet Prambanan, saya menemukan kecintaan dengan seni tari.” ungkap Lana. Bagi Lana, asam garam dunia tari yang diperolehnya selama menjadi penari Ramayana Ballet Prambanan tidak tergantikan. Selama menjadi penari Ramayana Ballet Prambanan, Lana belajar dan bertemu langsung dengan seniman-seniwati dalam event internasional. Pengalamannya selama menjadi penari Ramayana Ballet Prambanan juga dibagikan dan diaplikasikan di UKM Grisadha.

Kemampuan non akademik baginya sangat penting untuk terus dikembangkan semasa kuliah. “Seorang mahasiswa seharusnya jangan hanya fokus mengejar nilai akademik yang bagus. Sebaliknya, mengasah bakat dan soft skill akan menunjang kualitas diri kita.” jelas Lana secara lugas. Baginya, panggung kesenian merupakan ruang kelas tanpa pintu dan jendela. Selain panggung sebagai tempat untuk mengekspresikan passionnya, Lana menemukan panggung sebagai tempatnya melatih kesabaran, kedisiplinan, dan ketekunan.

Dengan bangga, Lana memperkenalkan keunikan tari Grisadha melalui setiap event yang rutin diikutinya. “Tarian Grisadha lebih berkiblat pada tradisi dan kesan humor dengan berani tampil dengan ekspresi muka jelek. Selain itu, setiap tarian Grisadha memiliki alur cerita masing-masing.” ujar Lana ketika menjelaskan UKM Grisadha. Nilai-nilai dan keunikan itulah yang membuat Lana menjadi semakin tekun berlatih dan bertanggung jawab untuk mengerahkan semua waktu, tenaga, dan ide untuk Grisadha maupun Ramayana Ballet Prambanan.

Lana sangat bersyukur hingga saat ini USD sangat berperan dalam memenuhi kebutuhan akademik maupun non-akademik. Melalui berbagai fasilitas yang disediakan oleh USD, banyak  prestasi yang dapat ia raih dan menyukakan hati orang-orang yang mendukungnya. Begitu banyaknya yang telah ia dapat selama ia berkuliah di USD, Lana akan tetap memberikan waktu, tenaga, kemampuan, dan ide yang ia miliki untuk tetap berprestasi dan mengharumkan USD dan UKM Grisadha yang ia banggakan.

Melalui proses belajar-mengajar yang dilalui di bangku perkuliahan, membuat Lana berhasil memperoleh kesempatan untuk magang di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangkok tahun 2019 ini. Untuk bisa memperoleh kesempatan tersebut, tentunya tidak mudah dan melalui beberapa seleksi. Selain memenuhi persyaratan administrasi dan tugas yang diberikan, ilmu yang didapat selama bangku perkuliahanlah yang membuat Lana berhasil mempraktekkan ilmunya selama magang. Selain itu, Lana tertantang untuk menggunakan ilmu dan kemampuannya dalam berbagai macam pekerjaan yang ia lakukan agar siap menghadapi dunia pekerjaan setelah ia lulus dari USD.

Tanggung jawab dalam hal akademik memang mutlak bagi seluruh mahasiswa. Di sisi lain, menyelami kebudayaan Tanah Air dapat meningkatkan soft skills. Lana berharap anak-anak muda yang berkecimpung di dunia seni maupun tidak, tetap mencintai kebudayaan Indonesia. Menurutnya, sangat penting anak-anak muda melestarikan kebudayaan Indonesia entah secara langsung terlibat atau tidak. Lana dengan jelas menyatakan keinginannya, "bahwa mengapresiasi serta menghargai ide dan karya anak-anak Indonesia sudah ikut melestarikan kebudayaan Indonesia”.

(BSN & SW)

  kembali