USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Service Learning Program 2019: Pematangan Diri Sebelum Bertolak ke Mindanao, Filipina

diupdate: 5 tahun yang lalu


Biro Kerjasama dan Hubungan Internasional (BKHI) Universitas Sanata Dharma (USD) pada hari Jumat-Sabtu, 26-27 April 2019 mengadakan kegiatan Pre-Service Learning Program (SLP) di Wisma OMI. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembekalan kepada tujuh mahasiswa yang akan mengikuti SLP di Ateneo de Davao University, Filipina, pada tanggal 4-22 Agustus 2019 mendatang sebagai perwakilan dari Universitas Sanata Dharma sekaligus Indonesia. SLP adalah kegiatan tahunan yang diadakan oleh Association of Jesuit Colleges and Universities in Asia Pacific (AJCU-AP) yang menjadi wadah bagi para mahasiswa dari universitas mitra untuk terjun langsung ke masyarakat dan mengembangkan kemampuan analisis sosial-budaya di masyarakat.

Tujuh mahasiswa delegasi SLP 2019 dari USD adalah (1) Theresia Marsha dari program studi Pendidikan Bahasa Inggris, (2) Andi Suryadi dari program studi Ekonomi, (3) Stephanie Permata dan (4) Angel Brigellia dari program studi Sastra Inggris, (5) Valentina Yohana dari program studi Teknik Informatika, (6) Monica Crismacentia dari program studi Teknik Elektro, dan (7) Agnes Sinta dari program studi Psikologi. Selain tujuh mahasiswa tersebut, salah satu dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Bapak Andreas Erwin Prasetya, M.Pd., juga akan mengikuti SLP sebagai pendamping. Selain itu, Kepala BKHI, Yurisdixta Menavia, mengajak Ibu Retno Herrani Setyati Catarina, M.Biotech., dosen program studi Pendidikan Biologi; Romo Heri Setyawan, SJ., S.S., M.A., dosen program studi Sejarah; dan Bapak Albertus Harimurti, S.Psi., M.Hum., dosen dari program studi Psikologi untuk menjadi bagian dari tim pembina SLP 2019.

Tahun ini, SLP mengangkat tema “Reconciliation within Humanity: the Peacebuilding Journey of the Peoples of Mindanao”. Pulau Mindanao, yang terletak di bagian Selatan Filipina, sedang menjalani proses rekonsiliasi kemanusiaan akibat adanya konflik yang berlangsung selama puluhan dekade. Konflik yang terjadi karena adanya diskriminasi atas nama sebuah agama minoritas menjadi latar belakang tema SLP 2019. Dalam kegiatan pre-SLP ini, para mahasiswa delegasi diajak untuk lebih mengenal kota Davao di Filipina dan juga sejarah-sejarah yang pernah terjadi di kota ini, termasuk dengan konflik dan perangnya.

Kegiatan pre-SLP dibuka dan dimulai oleh Ibu Yurisdixta Menavia dengan pengenalan secara singkat mengenai kegiatan SLP pada umumnya, tujuan-tujuannya, serta komitmen delegasi. Ibu Retno Herrani Setyati Catarina, M.Biotech. kemudian melanjutkan sesi dengan pengenalan SLP 2019. Pengenalan yang dilakukan berupa pemaparan tema SLP 2019, tujuan SLP 2019 yang berhubungan langsung dengan temanya, jadwal kegiatan, dan juga pengenalan singkat mengenai komunitas dan tempat-tempat yang akan dikunjungi.

Untuk memahami lebih lanjut mengenai nilai-nilai Ignasian yang dianut oleh USD sebagai sebuah universitas Jesuit, Romo Heri Setyawan, SJ., S.S., M.A. menjelaskan beberapa poin yang terdapat dalam Universal Apostolic Preferences atau Preferensi Kerasulan Universal yang berhubungan langsung dengan kegiatan SLP. Beberapa di antaranya adalah menularkan diskresi dan latihan rohani, berjalan bersama yang dikucilkan, merawat rumah kita bersama, dan penjelajahan bersama orang muda. Romo Heri memberi pesan bahwa ketika mengikuti program SLP 2019, para delegasi harus mampu menerapkan keempat nilai ini.

Selain itu, para delegasi juga diharapkan mampu membentuk sebuah tim yang solid. Untuk meningkatkan komunikasi dan kepercayaan dalam tim, Bapak Albertus Harimurti, S.Psi., M.Hum. memberikan beberapa permainan yang berhubungan dengan character building dan leadership development untuk para delegasi, yang dibantu oleh para delegasi dari SLP tahun lalu. Bapak Albertus kemudian meminta para delegasi untuk mencari pedagang di luar Wisma OMI dan sedikit mewawancarai mereka mengenai latar belakang dan suka duka selama menjadi pedagang. Para delegasi, selama SLP 2019, diharapkan dapat menjadi lebih peka dan kritis dalam menggali cerita dari orang-orang yang mereka temui di sana dan merefleksikannya di komunitas dan kehidupan mereka masing-masing.

Dalam kegiatan tersebut, BKHI juga mendatangkan Dominic Paul Chow Sy, seorang penerima beasiswa Darmasiswa dari Filipina, untuk bercerita dan memberi gambaran mengenai kehidupan di Filipina. Dominic bercerita mengenai kebiasaan-kebiasaan orang Filipina yang tidak jauh berbeda dari orang Indonesia. Selain itu, Dominic juga bercerita mengenai jenis makanan Filipina yang cenderung asam dan manis, yang mana sedikit berbeda dari makanan di Yogyakarta.

Sebagai penutup, Ibu Dixta menyampaikan beberapa pesan kepada para delegasi. Ibu Dixta berharap agar para delegasi dapat menjadi tim yang solid. Selain itu, Ibu Dixta juga berpesan agar para delegasi dapat melakukan tugas-tugasnya dengan baik, baik sebelum, saat, maupun sesudah SLP, dan agar dapat menjaga nama baik USD dan juga Indonesia.

(SPP & DR)

  kembali