Berita

PENDALAMAN DAN PELATIHAN MEMBACA KITAB TAURAT

14 Juli 2022

Dr. Indra Tanureja, Pr -  Bagi orang Yahudi, Pentateukh atau Taurat merupakan bagian terpenting dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama. Sementara bagi kekristenan, kitab Taurat mempunyai tempatnya sendiri. Di dalam tradisi Kristen, Kitab Taurat tidak sepenting di dalam tradisi Yahudi, karena dalam tradisi Kristen, yang menjadi pusat adalah seorang pribadi bernama Yesus Kristus, yang kisah-Nya terdapat dalam Perjanjian Baru. Meskipun demikian, Kitab Taurat atau Pentateukh ini tetap merupakan bagian dari Perjanjian Lama yang layak bahkan harus dipelajari oleh orang Kristen. Bagaimana pun juga kekristenan lahir dari sebuah dunia yang diwarnai kental oleh Perjanjian Lama, khususnya kitab Taurat. Diharapkan dengan memahami Perjanjian Lama, khususnya Kitab Taurat, orang Kristen lebih mampu memahami dunia Perjanjian Baru yang sudah memunculkan Yesus Kristus yang menjadi junjungan orang Kristen. 

Pertemuan ini terdiri dari delapan sesi. Setelah sebuah Pengantar pada keseluruhan kitab Taurat, disampaikan pembahasan masing-masing kitab. Meskipun demikian, dari lima kitab yang terdapat dalam Kitab Taurat, tidak semua mendapatkan perhatian yang sama. Beberapa tema tertentu, terutama yang relevan untuk kekristenan atau karena kekhasannya, mendapatkan porsi yang lebih. Sementara tema atau kitab lain agak dikesampingkan.

Beberapa tema yang menjadi pusat perhatian adalah: Kisah Penciptaan, relasi Kitab Suci dengan ilmu pengetahuan, kisah Abraham, kisah Keluaran dari Mesir, Perjanjian Sinai, Dekalog atau Sepuluh Perintah Allah, tentang Tahun Sabat dan Tahun Yobel, Hari raya Pendamaian.

Selain menyampaikan informasi berkaitan dengan Kitab Taurat, peserta juga diajak untuk bersama-sama membaca perikop-perikop tertentu dari Kitab Taurat. Diharapkan, melalui pertemuan-pertemuan ini, pembaca tidak hanya mendapatkan informasi tentang Kitab Taurat, tetapi juga mampu membaca teks secara bertanggungjawab. 

23-24 April dan 7-8 Mei 2022 (8 pertemuan @ 120 menit)

Kembali