AKTUALITA

Webinar Bulan November 2021 Fakultas Teologi Wedabhakti

MEMAKNAI KEMBALI TEOLOGI INKULTURASI DI INDONESIA: BELAJAR DARI FLORES



Fakultas Teologi Wedabhakti (FTW) – Fakultas Filsafat Keilahian Universitas Sanata Dharma (USD), Yogyakarta mengadakan seminar bulanan secara daring (webinar) pada hari Selasa, 30 November 2021 pukul 16.00-19.00 WIB. Webinar yang diikuti oleh seluruh mahasiswa sarjana (S1) FTW ini mengangkat tema “Memaknai Kembali Teologi Inkulturasi di Indonesia: Belajar dari Flores.” Tema tersebut dibawakan oleh dua dosen Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Ledalero, yakni Rm. Dr. Georg Kirchberger, SVD (pengajar Teologi) dan Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD (pengajar Liturgi). Selain itu, webinar yang dilaksanakan melalui aplikasi Zoom Meeting dan disiarkan secara live streaming melalui kanal YouTube TheoTalk ini dimoderatori oleh Fr. Petrus Pit Duka Karwayu, CMF, mahasiswa program Bakaloreat FTW.

Webinar bulan November ini masih melanjutkan dan mengembangkan tema-tema webinar sebelum-sebelumnya, yakni tentang Teologi Inkulturasi di bumi Indonesia. Secara khusus, webinar kali ini mengangkat refleksi inkulturasi dari tradisi kebudayaan Flores, Nusa Tenggara. Oleh karenanya, kedua pembicara dalam webinar kali ini merupakan imam yang berkarya di tanah Flores yang dirasa memiliki pengalaman dan pengetahuan yang mendalam terkait kebudayaan dan inkulturasi yang terjadi daerah tersebut. Di samping itu, para pembicara dalam webinar kali ini juga mengawali sesinya dengan apresiasi, tanggapan, dan catatan kritis terhadap karya terbaru dari Rm. Prof. Dr. Emanuel Martasudjita, Pr yang berjudul Teologi Inkulturasi.

Rm. Dr. Georg Kirchberger, SVD sebagai pakar teologi dogmatik menyetujui pernyataan Rm. Marta bahwa inkulturasi teologi merupakan kenyataan yang sudah ada di sepanjang sejarah Gereja. Oleh karenanya, Pater Kirch mencoba mendalami proses historis tersebut dan memetik beberapa prinsip atau pedoman yang bisa membantu dalam proses inkulturasi dewasa ini. Imam SVD kelahiran Jerman ini juga menuturkan bahwa satu faktor yang dapat menghasilkan teologi baru ialah gagasan kesayangan yang berbeda yang dimiliki oleh budaya pembawa kabar gembira dan budaya penerima kabar gembira. Terkait dengan konteks Flores, Pater Kirch menjelaskan bahwa cara umat beriman di daerah tersebut tidak hanya menyangkut pengenalan akan Kristus, melainkan juga relasi mereka dengan semesta (alam). Selain itu, ciri khas beriman orang Flores juga berfokus pada kebersamaan dalam suatu kesatuan sosial. Sebagai penutup, Pater Kirch mengharapkan agar proses inkulturasi perlu senantiasa didiskusikan dan direfleksikan mengingat bahwa budaya senantiasa berkembang dan berubah. Oleh karena itu, iman perlu senantiasa diungkapkan dengan sarana intelektual dan budaya yang juga baru.

Melanjutkan diskusi dalam webinar kali ini, Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD yang adalah ahli dan pengajar Liturgi dari STF Ledalero mencoba mendalami dan mengkritisi tulisan Rm. Marta secara komprehensif dan mendalam. Imam yang asli berasal dari Flores ini menyebut bahwa Rm. Marta mampu membuat kajian teoretis yang kontekstual dan berbobot mengenai Teologi Inkulturasi dan unsur-unsurnya. Terkait dengan proses inkulturasi di Flores, Pater Boli banyak menyampaikan gagasannya dari sudut pandang Liturgi. Ia menyoroti bahwa ada banyak praktek inkulturasi dalam perayaan Liturgi yang terjadi di tanah Flores. Ia juga mengungkapkan bahwa di Flores ada banyak hal yang berpotensi untuk dijadikan medan berinkulturasi, maka perlu dilakukan proses inkulturasi dengan penuh kesabaran dan evaluatif.

Pasca sesi dari kedua narasumber, Rm. Dr. Agustinus Tri Edy, Pr membacakan tanggapan dari Rm. Martasudjita yang tak bisa bergabung dalam webinar kali ini karena sedang dalam perjalanan dari luar kota. Dalam tanggapan tersebut, Rm. Marta menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas tanggapan dan catatan kritis dari kedua narasumber atas karyanya. Selain itu, Rm. Marta juga berharap dan mengajak agar para mahasiswa teologi yang berasal dari tanah Flores mampu untuk mendalami teologi inkulturasi dari tempat asal mereka sebagai upaya untuk memajukan dan mengembangkan refleksi teologis tentang inkulturasi di bumi Indonesia. (Patrik Diego)

 

  Kembali
Lihat Arsip