Pengalaman adalah guru yang terbaik. Ungkapan tersebut pastinya tidak lagi asing bagi telinga kita. Walaupun setiap pribadi mempunyai interpretasi tersendiri terhadap ungkapan tersebut, secara umum masyarakat memaknainya sebagai kejadian di masa lampau baik menyenangkan maupun tidak, yang dijadikan sebagai suatu bentuk pelajaran, motivasi, maupun peringatan yang berharga dalam menyikapi perjalanan hidup setelahnya.
Dengan mempertimbangkan akan makna penting di balik berbagai pengalaman tersebut, Ikatan Alumni Sanata Dharma (IKASADHA) mengadakan sesi sharing dengan para alumni Universitas Sanata Dharma (USD) pada hari Senin, 25 November 2013 yang bertempat di Ruang Maulana, Perpustakaan USD, Mrican. Dalam sesi yang bertajuk “Kamu+Kampus+Kreativitas=Masa Depan, What’s next?”, para peserta berkesempatan mendengar sharing pengalaman dari para pembicara. Melalui kegiatan tersebut, mereka diajak untuk menggali jati diri dari setiap pengalaman mereka pribadi yang didapat selama masa studi di kampus demi merancang masa depan yang lebih baik.
Sesi Sharing dibuka oleh pembawa acara, Karlina Denistia dan Risang Baskara, dengan memperkenalkan empat pembicara yang siap memaparkan kisah perjalanan hidup mereka dalam menggapai mimpi masing-masing. Pembicara yang pertama adalah Leo Among Wiajaya yang merupakan alumni dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). Beliau saat ini tengah meniti karir sebagai Training Manager dari Hotel Novotel dan Phoneix, Yogyakarta. Sepanjang masa sharing beliau membagikan pengalaman mengenai titik balik yang setiap orang temukan dalam perjalanan hidupnya. Dalam menggapai mimpi tentu saja kegagalan itu hal biasa yang akan dilalui. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana menyusun sebuah resolusi untuk bangkit demi mencapai mimpi. “Selalu hadapi setiap saat di mana anda menemukan kebuntuan dalam hidup, genggam titik balik yang datang, paksakan diri untuk sebuah resolusi”, ungkap beliau.
Setelah bangkit dari masa-masa kebuntuan dalam hidup, saatnya untuk merancangkan mimpi. Inilah yang disampaikan oleh pembicara kedua, Hugo Duwi Gunawan, yang merupakan alumni Program Studi Sastra Inggris 1993 yang mendedikasikan diri dalam bidang pendidikan sebagai Jakarta International School Technology Integrator. Beliau menuturkan bahwa mimpi atau cita-cita seringkali didapat dengan melihat hal yang paling disukai oleh setiap pribadi, suatu passion yang lahir di dalam diri masing-masing yang akan membuat seseorang selalu bersemangat dalam melakukan sesuatu. Hal tersebut terlihat dari pengalaman beliau terhadap dunia teknologi telah memberikan warna tersendiri dalam teknik pengajaran beliau.
Pembicara ketiga adalah Arrie Wibowo, alumni Program Studi Sastra Inggris 1993 yang saat ini menuangkan keahliannya dengan menjadi Show Director MNC TV. Beliau menekankan lebih jauh mengenai pentingnya partisipasi dalam berbagai organisasi kemahasiswaan demi mengasah mimpi. Diungkapkan bahwa sejak masa kuliah beliau telah menekuni ketertarikan beliau terhadap seni directing melalui berbagai kegiatan yang beliau buat dan arahkan. Pak Arrie menambahkan bahwa “segala sesuatu yang dapat anda imaginasikan itu akan menjadi kenyataan, jadi jangan takut bermimpi.” Pongki Barata, seorang musisi kenamaan Indonesia yang merupakan alumni Program Studi PBI 1996, melengkapi sesi sharing dengan membagikan mengenai pentingnya membangun relasi dalam proses perjalanan merealisasikan mimpi. Menaruh diri dalam lingkungan yang tepat sangat penting untuk membuat mimpi menjadi nyata. Sejak masa kuliah beliau telah menginvestasikan waktu untuk bergabung dengan berbagai komunitas musik yang ada di USD dan Yogyakarta. Pengalaman inilah yang membawa beliau dalam produktivitas untuk menghasilkan berbagai album yang mewarnai dunia hiburan Indonesia saat ini. “Temukanlah hal yang anda semua paling suka. Kejar itu dalam tanggung jawab. Yang terutama selalu fokus sampai mimpi menjadi nyata”, ungkap beliau.
Para peserta pun terlihat sangat antusias dalam mengikuti setiap sesi dari keempat pembicara yang ada. Hal ini terlihat pula dari berbagai pertanyaan yang dilontarkan para peserta dalam sesi tanya jawab yang disediakan. Mereka pun dengan mantap membagikan pengalaman-pengalaman yang mereka temui dalam perjalananan merajut mimpi. Brylian Nilam Pratiwi, peserta dari prodi Sastra Inggris memberikan kesan yang positif terhadap acara yang diadakan, “Acara ini memberikan input yang positif bagi saya secara pribadi. Setiap pengalaman begitu memotivasi saya. Para pembicara juga menyuguhkan pengalaman mereka dalam bahasa yang lucu dan komunikatif, namun tentu tetap berbobot. Hal ini membuat kita serasa mengalami sendiri pengalaman para pembicara. Saya belajar untuk menghargai proses menuju kesuksesan itu sendiri karena di dalamnya terdapat berbagai pengalaman yang sangat penting sebagai bekal di masa yang akan datang ”.
Setiap sesi yang telah berlangsung sungguh diharapkan dapat membukakan wawasan bagi setiap individu dalam proses menggali kreativitas bagi
terciptanya masa depan yang lebih baik. Selain itu, kegiatan ini juga dapat menjadi jembatan untuk terciptanya hubungan baik bagi para mahasiswa dan alumni Universitas Sanata Dharma, terutama untuk bersama saling membantu dalam mewujudkan mimpi. Sehingga sinergi dari diri, kampus, dan kreativitas sungguh dapat menghasilkan masa depan yang cerah. (W1)