Saya berasal dari Kalimantan Barat. Waktu SMA saya tinggal di Panti Asuhan Sang Timur Nanggulan. Saya tinggal di situ selama tiga tahun dan saya sering mengalami pergulatan atau pergumulan baik dalam hidup bersama di panti maupun di sekolah. Pergumulan saya di panti itu tentang kehidupan yang saya rasa kurang adil. Saya merasa selalu tertekan oleh aturan-aturan yang ditetapkan di panti. Sebelum masuk di panti, saya hidup bebas dan bisa melakukan apa saja yang saya mau.
Sejak SD hingga SMP, saya berkeinginan masuk perawat. Tetapi ketika saya kelas 11 SMA, cita-cita saya masuk perawat berubah dan saya ingin menjadi guru, ingin menjadi pendidik di daerah saya. Sampai hari dimana saya memasuki kelas 12, saya belum menemukan universitas mana yang mau saya masuki. Mengingat orang tua saya juga sudah tidak mampu membiayai kuliah jika dengan biaya sendiri, tanpa bantuan dari sekolah atau bisa dikatakan beasiswa. Dalam pikiran saya sejak masuk kelas 12, hanya pulang ke Kalimantan dan lulus dengan nilai yang baik. Kemudian setelah lulus, saya akan bekerja di Kalimantan dan saya tidak mau merantau lagi.
Pergulatan yang saya rasakan saat itu adalah masalah ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan saya untuk melanjutkan studi, sehingga saya sudah mengubur niat dan mimpi saya untuk kuliah. Saya juga cenderung merasa bahwa saya ini orang lemah yang mungkin tak bisa bersosialisasi dengan dunia perkuliahan, serta saya tidak tahu mau kuliah dimana. Setiap kali saya melihat prosedur dari universitas mana saja, rasanya mustahil saya bisa kuliah dengan biaya sendiri.
Saya berusaha terus mencari informasi tentang universitas mana yang bisa menerima saya. Singkat nya saya memasuki kelas 12 waktu itu , tepat nya di bulan Januari saya menerima tawaran beasiswa dari Universitas Sanata Dharma yang disampaikan oleh Suster pembimbing kami. Saya pun dengan senang hati mengiyakan tawaran tersebut, dan setelah mendapat informasi saya pun mempersiapkan segala yang perlu dipelajari untuk mengikuti tes.
Pada bulan Maret lalu saya mengikuti tes Penerimaan Mahasiswa Baru di Gedung Perpustakaan Sanata Dharma. Saya merasa bahwa hari itu adalah hari yang paling berarti dalam perjalanan hidup saya terutama tentang pendidikan. Setelah tes tersebut selesai, saya pun pulang bersama Suster dan keempat teman saya. Betapa bahagia nya hati saya dan teman-teman saya hari itu, meskipun kami belum mengetahui hasil tes nya, tetapi kami yakin bahwa Tuhan turut bekerja dalam perjuangan kami untuk mencapai cita-cita dan mimpi kami.
Saat kami mendapat pemberitahuan bahwa kami diterima, rasanya saya ingin berteriak sekuat tenaga. Betapa usaha dan doa saya terkabul selama di SMA. Saya pun mengikuti perkuliahan dengan baik dan bisa bersosialisasi dengan baik bersama teman-teman baru saya. Saya senang bisa kuliah di Sanata Dharma dengan beasiswa cerdas humanis yang membawa semangat belajar saya kembali berkobar-kobar. Saya yakin saya bisa menjadi yang terbaik berkat usaha,bantuan dan dukungan dari orang-orang sekitar saya serta campur tangan Tuhan dalam pendidikan saya.
Terima kasih Sanata Dharma.
Jumini