USD - 8 April 2024, Studio Audio Visual (SAV) Universitas Sanata Dharma (USD) menyelenggarakan pemutaran film dan diskusi Pendalaman Spiritualitas Ignasian tentang hubungan tidak sehat di kompleks Kampoeng Media pada Rabu, 26 Maret 2025. Acara bertajuk "Membangun Relasi yang Sehat di Tengah Fenomena 'Toxic Relationship'" ini menghadirkan film pendek "Selamat Tinggal Bara" sebagai media pembelajaran.
Film fiksi karya kolaborasi antara SAV USD dengan mahasiswa Sastra Indonesia Semester VI yang berdurasi 37 menit ini menyajikan kisah relasi posesif Bara (Gemma Antero) terhadap Renjana (Denting S. Merdu).
Dosen PGSD, Brigitta Erlita, M.Psi. dan Psikolog Stella Vania P., M.Psi., Psi., hadir sebagai narasumber dalam diskusi yang dipandu Kepala SAV USD, Romo FX. Murti Hadi Wijayanto, S.J. Kedua narasumber memberikan pandangan sebagai akademisi maupun praktisi tentang fenomena toxic relationship yang semakin umum di kalangan anak muda era digital.
“Kita jangan menyalahkan orangnya, tetapi perlu mengevaluasi pola relasi yang tidak sehat itu. Generasi muda sekarang harus berani menghadapi kesulitan, agar menjadi kuat," ungkap Bu Erlita.
Hal senada juga disampaikan Stella Vania tentang pentingnya membangun relasi yang sehat mulai dari diri sendiri.
“Membangun relasi yang sehat harus dimulai dari diri sendiri. Kita semua mesti belajar melepaskan diri dari hal-hal yang menjerat hidup kita. Hal ini akan membuat hidup kita merdeka dan mencapai tujuan hidup yang membahagiakan,” ungkapnya.
Film yang disutradari oleh Dipta Nariswara, Galih Samodra, dan Grace Tania ini berhasil memunculkan diskusi hangat. Para peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, pegiat media, biarawan-biarawati, terlibat aktif dalam sesi sharing. Bahkan beberapa peserta diskusi mengusulkan agar SAV USD mempertimbangkan untuk memproduksi sekuel dari film tersebut sebagai kelanjutan kampanye melawan toxic relationship di kalangan orang muda.
"Studio Audio Visual USD berperan penting tidak hanya dalam produksi film ini, tetapi juga dalam menyediakan ruang diskusi yang nyaman bagi para peserta," demikian ungkap Romo Murti.
Kegiatan nonton bareng dan diskusi ini menegaskan bahwa SAV USD tidak hanya berfungsi sebagai fasilitas produksi film, tetapi juga berperan sebagai pusat edukasi dan ruang diskusi bagi berbagai isu sosial yang relevan. Sejak berdiri tahun 1970 hingga bergabung dengan USD pada tahun 2021, SAV menjalankan peran komunikasi sosial, yaitu komunikasi yang membangun komunitas, partisipatif, membebaskan, menghargai budaya lokal, dan kritis profetis.
(YI-SAV/AFH-Humas)