USD Akreditasi A English Version Alumni Email USD

Fakultas Teologi USD Adakan Seminar Quo Vadis HAM dalam Pluraritas Indonesia Pasca Pemilu

diupdate: 5 tahun yang lalu



Bertempat di Aula Kampus 4 USD, Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma (USD) pada hari Selasa (24/9) mengadakan seminar dengan tema “Quo Vadis Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Pluraritas Indonesia Pasca Pemilu”. Dr. F.A. Purwanto, SCJ selaku Pusat Penelitian dan Pelatihan Teologi Kontekstual (P3TK) Fakultas Teologi USD menyatakan bahwa pemilihan tema ini dilatarbelakangi pembaharuan fakultas, di mana mahasiswa fakultas teologi tidak hanya dituntut terlibat dalam kehidupan akademis, melainkan juga dalam kehidupan masyarakat dengan memberikan sumbangan reflektif dan kontemplasi.

Seminar ini diawali dengan sambutan oleh Dekan Fakultas Teologi USD, Albertus Bagus Laksana, SJ., S.S., Ph.D. Beliau menyampaikan bahwa seminar ini diadakan dalam rangka mengembangkan “teologi publik”, yaitu teologi yang berangkat dari konsen terhadap masyarakat. Romo Bagus juga menyampaikan agar ada pencapaian wacana pada seminar ini dapat membuka cakrawala pemikiran, menggugah nurani untuk bertindak bijaksana, kerja sama dengan semua pihak, dan menjunjung tinggi harkat martabat manusia sebagai ciptaan Allah.

Dalam seminar ini, Fakultas Teologi USD mengundang dua pembicara, yaitu Dr. Y. Sari Murti Widyastuti, S.H., M.Hum, sebagai pembicara pertama yang merupakan staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Atmajaya Yogyakarta; Eko Riyadi, S.H., M.H, sebagai pembicara kedua yang merupakan staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia; dan Dr.theol. Dionius Bismoko Mahamboro, Pr. sebagai moderator yang merupakan staf pengajar Fakultas Teologi USD. Dalam seminar ini dibahas bagaimana suatu negara yang menyebut dirinya sebagai “Negara Hukum” harus mengakui, menghormati dan melindungi  Hak Asasi Manusia secara konstitusional. Untuk merangkai kembali Indonesia sebagai negara hukum, negara wajib menerima perbedaan dan menjunjung tinggi persatuan serta memandang perbedaan sebagai kekayaan bukan sebagai ancaman.

“Pluraritas adalah sebuah kenyataan, kita hidup dalam pluraritas. Pluraritas suku, pluraritas agama, pluraritas warna kulit, juga ideologi, dan sebagainya. Lalu bagaimana dalam pluraritas ini kita saling mengisi, saling memegang, tidak menegasi, tetapi saling mengembangkan.” kata Dr. F.A. Purwanto, SCJ ketika ditanya mengenai harapan dari pelaksanaan seminar ini. Beliau juga menyampaikan bahwa dalam seminar ini diharapkan Fakultas Teologi USD tertantang untuk menjawab pertanyaan bagaimana Fakultas Teologi USD berkontribusi dalam diskursus pluraritas ini; mencari usulan filosofis teologis yang memberi alternatif sumbangan gereja dalam kehidupan dunia plural.

(EAN & FBA)

  kembali