Berita

Veronika Vera: Belajar dari Instagram Story

04-11-2021 11:17:51 WIB 

Menjadi lulusan terbaik adalah hal yang sulit? Ketekunan, usaha keras, dan konsisten untuk memberikan yang terbaik selama berada di bangku perkuliahan adalah kuncinya. Menjadi lulusan terbaik adalah hal yang tidak terduga sebelumnya oleh perempuan yang memiliki nama lengkap Veronika Vera Febrianti Simamora ini.

Terhitung sudah sekitar 5 bulan, Vera begitu ia akrab disapa telah resmi menjadi alumni Universitas Sanata Dharma. Vera berhasil lulus kuliah selama 3,5 tahun, menyandang predikat pujian, dan menjadi lulusan terbaik dari prodi Sastra Indonesia dengan IPK 3,91.

Vera mulai menyandang status sebagai mahasiswa di prodi Sastra Indonesia pada tahun 2017. Ia mengakui bahwa pada awalnya prodi Sastra Indonesia bukanlah pilihan jurusan pertama yang ia kehendaki. Namun, ia akhirnya memantapkan hatinya untuk berkuliah di prodi ini setelah mencari tahu lebih banyak tentang Sastra Indonesia. Vera merasa yakin bahwa prodi Sastra Indonesia juga bisa mendukung hobi dan kemampuannya, yaitu menggambar. Selain itu, Vera juga tertarik dengan bahasa Indonesia dan kebudayaan.

“Kebetulan juga aku dari SD sampai SMA nilaiku paling tinggi itu di Bahasa Indonesia,” kata perempuan asal Pati, Jawa Tengah ini.

Selama berkuliah di prodi Sastra Indonesia, Vera menemui beberapa kesulitan seperti halnya mahasiswa lain. Ditambah pula dengan cara mengajar dosen yang berbeda-beda. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap fokus mengikuti perkuliahan. Vera dan teman-teman seangkatannya  bahkan juga sempat mengalami kuliah daring akibat dampak dari pandemi Covid-19 pada semester 7.

Selama berkuliah di prodi Sastra Indonesia, Vera tidak jarang mengalami rasa malas, bosan, dan stagnasi. Ia bahkan sempat mengalami penurunan Indeks Prestasi Semester (IPS) yang cukup banyak.

“Jujur IPSku pernah turun drastis, langsung 0,5 turunnya,” kata Vera.

Hal ini dikarenakan ia sempat terlalu sibuk berorganisasi dan beberapa kali absen di suatu mata kuliah. Namun, ia akhirnya bisa memperbaiki semuanya.

“Ternyata aku gak bisa kalau gak belajar berturut-turut. Sekalinya gak masuk ya gak dapat materi, meskipun sudah dikasih tahu teman, diajarin teman kayak gak masuk ke otak gitu,” ujarnya.

 

Aktif berkegiatan kemahasiswaan

Selama berkuliah, Vera memang bukanlah mahasiswa yang pasif. Ia aktif mengikuti organisasi tingkat prodi, yaitu Bengkel Jurnalistik. Ia menjadi Illustrator di majalah Karsa yang merupakan produk dari Bengkel Jurnalistik. Hal ini sesuai dengan hobi dan kemampuannya, yaitu menggambar. Tidak hanya sampai disitu saja, ia bahkan terpilih menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Karsa selama satu periode dan Ketua Bengkel Jurnalistik selama satu periode. Selain itu, ia juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan oleh kampus untuk menambah kemampuan dan poin yang wajib didapatkan oleh mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

 

Membahas materi kuliah lewat Instastory

Vera ternyata memiliki cara yang unik untuk bisa memahami suatu mata kuliah yang pada awalnya dianggap sulit dan membosankan. Hal ini bermula dari ketidaksengajaan Vera dan teman-temannya yang suka berkumpul setelah jam kuliah usai untuk mengobrol dan membahas materi yang telah diterima.

“Biasa kan kalau anak-anak muda kayak kita pasang Insta Story. Lucu nih teman-teman ngomel atau bercanda tentang materi tadi. Udah habis itu, ujian stress banget. Akhirnya lihat arsip Instagram, jadi keinget lagi gitu loh. Ternyata cara itu efektif untuk membuat materi masuk ke otak. Padahal awalnya bingung banget,” kata perempuan yang lahir 22 tahun silam ini.

 

Kesan Setelah Menjadi Alumni

Setelah resmi lulus dari prodi Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma, Vera saat ini sedang sibuk merencanakan karier masa depannya dan menambah kemampuannya dengan mengikuti berbagai pelatihan.

Tidak dapat dimungkiri bahwa terkadang Vera merindukan para dosen dan teman-teman kuliahnya. Vera merasa bersyukur mendapatkan dosen seperti para dosen di prodi Sastra Indonesia. Ia merasa bahwa para dosen bersikap terbuka, perhatian, dan selalu memberi semangat kepada para mahasiswa. Bahkan mahasiswa yang sempat berniat berhenti mengerjakan tugas akhir, dicari dan diberikan semangat kembali oleh dosen pembimbingnya.

“Kayak kita yang seharusnya cari dosen, tapi kok ini malah kita yang dicari dosen. Senang banget,” ujar Vera dengan nada ceria.

Vera merasa bahwa hubungan antara kakak tingkat dan adik tingkat di prodi Sastra Indonesia terjalin dengan baik. Kalau bertemu pasti saling menyapa dan serasa sudah sangat dekat, seperti keluarga. Ia juga tidak dapat melupakan teman-teman seangkatannya yang kocak dan tidak pilih-pilih teman.

“Kuliah juga terasa menyenangkan karena teman-teman, belajar jadi gak merasa belajar. Setelah lulus jadi merasa sepi banget ya dunia ini,” kata Vera sambil tertawa.

 

Pesan dan Harapan untuk mahasiswa dan dosen prodi Sastra Indonesia

“Kuliah itu dijalani kayak air mengalir aja sih. Kalau kita belajar pasti kan ada kelemahan kita. Kayak contohnya aku orangnya gampang bosenan sama jarang baca buku yang berat. Solusinya cari cara belajar yang menurut diri kamu nyaman dan berguna,” ujar Vera.

“Contohnya kayak tadi Instagram itu, padahal kayak sepele banget. Kayak cuma upload Insta Story terus ada arsipnya, pas kita lagi pusing-pusing banget sama materi. Kita lihat, kita ketawa-tawa eh ternyata itu materi. Tanpa sadar kita belajar, ” lanjut perempuan berdarah Batak ini.

Vera juga berpesan kepada para mahasiswa untuk belajar dari mana saja. Baik itu teman-teman di sekitar atau sumber-sumber lainnya, seperti mengikuti organisasi.

Bagi para mahasiswa yang masih berjuang untuk menyelesaikan skripsi, Vera juga berpesan untuk tidak stagnasi dalam mengerjakan skripsi. Sebisa mungkin tetap dicicil walau perlahan-lahan. Kalau sudah terlanjur stagnasi, pasti sudah sangat malas dan bingung. Seperti pengalamannya yang juga sempat stagnasi selama 2 minggu dalam mengerjakan skripsi, bahkan sempat ingin memutuskan lanjut ke semester 8 saja.

Namun, ia akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjuangannya dan berhasil mengikuti sidang skripsi di bulan Januari 2021 yang lalu. Jika merasakan malas dan bosan dalam berkuliah atau mengerjakan skripsi, Vera juga menyarankan untuk mengambil waktu bersantai sejenak dan tidak terlalu stres. Selain itu, penting untuk membagi waktu dan kegiatan.

Vera berharap semakin banyak yang berminat untuk kuliah di prodi Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma pada tahun-tahun yang akan datang. Bahkan seharusnya  lebih banyak alumni yang memberikan testimoninya selama berkuliah di Sastra Indonesia. Vera juga berharap para dosen semakin bertambah ilmunya untuk membimbing para mahasiswanya. Vera merasa bahwa selama ini para dosen sudah mengarahkan dan membimbing mahasiswanya dengan baik dan tulus hati sehingga dia pun bisa lulus dengan hasil yang terbaik.

Penulis: Stevanny Yosicha Putri | Foto: Dokumentasi pribadi

 kembali