Berita

Mahasiswa Sastra Indonesia USD Dampingi 8 Skolastik dari Myanmar dan Pakistan Belajar Bahasa Indonesia

09-08-2023 15:44:43 WIB 
Selama 6 pekan sejak 26 Juni 2023, 4 orang mahasiswa Sastra Indonesia USD menjadi tutor BIPA (bahasa Indonesia bagi penutur asing) bagi 6 frater skolastik (calon pastor) kongregasi Serikat Jesus dari Myanmar dan Pakistan. Tutorial diselenggarakan di Kolese St. Ignatius (Kolsani), Kotabaru, Yogyakarta.

Kegiatan ini merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan dosen-dosen Program Studi Sastra Indonesia USD dibantu empat staf mahasiswa. Empat mahasiswa yang terlibat adalah Ervidina Nastiti (Ervi), Dipta Nariswara (Wara), Otniel Wily, dan Stephani Portier. 

Kedelapan skolastik tersebut datang ke Indonesia untuk berkuliah di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara mulai Agustus 2023 ini. Sebelum menempuh studi di sana, mereka mendapatkan kursus bahasa (sastra, dan budaya) Indonesia. Dari kedelapan frater, ada dua yang berasal dari Pakistan dan enam yang berasal dari Myanmar. Mereka adalah Fr. Si Thu SJ, Fr. Henry SJ, Fr. Marc SJ, Fr. Laurence SJ, Fr. Gregory SJ, Fr. Julian SJ (Myanmar), Fr. Raheel SJ, dan Fr. Rizwan SJ (Pakistan). 

Kedelapan skolastik yang berasal dari Myanmar dan Pakistan ini perlu belajar bahasa Indonesia sebelum berkuliah di Jakarta. Setidaknya selama 6 pekan mereka belajar bahasa Indonesia, mereka dapat mengerti sedikit bahasa Indonesia selama di Jakarta untuk bertahan hidup. Setidaknya itu yang dikatakan oleh Rm. Heri Setyawan SJ selaku pendamping para skolastik ketika pertama kali bertemu para mahasiswa yang akan mendampingi frater-frater itu belajar bahasa Indonesia. 

Untuk itu, Serikat Jesus Provinsi Indonesia menggandeng Prodi Sastra Indonesia USD untuk menjadi mengadakan program tutorial BIPA. Selain itu, terlibat pula Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) yang mengadakan program pembelajaran BIPA dan Prodi Sejarah untuk memberi materi tentang budaya dan sejarah Indonesia.

Pelaksanaan tutorial

Pada pagi hari ada kelas yang berisi pembelajaran BIPA dari para dosen PBSI dan pada sore harinya ada kelas tutorial dari Ervi, Wara, Wily, dan Stephani. Pada akhir pekan, ada pengayaan tentang sastra dan budaya Indonesia dari dosen-dosen Sastra Indonesia dan Sejarah.

Kelas tutorial ini dilaksanakan setiap hari Senin s.d. Jumat di jam yang berbeda. Setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat, kelas dilaksanakan pada pukul 15.00—17.00, sedangkan hari Rabu kelas dilaksanakan pada pukul 14.00 – 16.00. 

Setiap hari Jumat, kelas tutorial hanya dilaksanakan selama satu jam karena satu jam berikutnya digunakan untuk tambahan materi dari para dosen. Ini dilakukan untuk menambah pengetahuan para skolastik yang akan belajar di Jakarta tentang Indonesia. 

Setiap hari Senin s.d. Jumat ketika kelas sore, para skolastik dan para tutor akan memulai kelas dengan bertanya terlebih dahulu apakah mereka memiliki pekerjaan rumah (PR) untuk esok harinya. Jika ada PR, para tutor akan mengajak mereka untuk mengerjakan PR-nya terlebih dahulu. Tentunya para tutor akan setia membantu mereka menghadapi kesulitan PR yang dimiliki. 

Tentunya dalam setiap kelas tutor para skolastik tidak hanya mengerjakan PR mereka. Para tutor selalu menyiapkan permainan untuk para frater. Permainan yang disiapkan guna membantu para skolastik untuk mengingat kosakata bahasa Indonesia yang telah mereka dapatkan pada hari itu. 

Kesan para skolastik dan tutor

Selama kelas sore berlangsung, para skolastik sangat antusias untuk bertemu para tutor. Mereka selalu penasaran tentang siapa tutor yang akan datang pada hari itu karena setiap 2—3 hari sekali, tutor yang datang berbeda. Para tutor juga senang ketika para skolastik selalu antusias untuk menerima pelajaran baru saat tutor berlangsung. 

Ada kalanya para skolastik terlihat lelah dengan kelas pagi yang berdampak pada kelas sore. Mereka terlihat mengantuk. Namun, para tutor juga mengerti alasan mereka terlihat lelah. Itu karena pelajaran yang mereka dapat pada hari itu terasa berat. 

Para tutor merasa bersyukur bisa memiliki kesempatan berharga untuk menemani para skolastik ini belajar bahasa Indonesia. Bahkan selama 6 pekan, mereka berhasil membuat pertemanan yang menyenangkan. Para skolastik dan para tutor seperti memiliki ikatan tersendiri, padahal mereka baru berteman tidak lebih dari 1 bulan. 

Dengan adanya kesempatan berharga ini, para tutor merasa bangga ketika para skolastik ini mulai sedikit demi sedikit bisa menerapkan bahasa Indonesia. 
 
Penulis: Stephani Portier
 kembali