Berita

Bengkel Sastra USD Bersama Niang Gejur Gelar Pameran

22-10-2023 23:04:51 WIB 
Kolaborasi Niang Gejur dan Bengkel Sastra USD sukses digelar dan menghias langit malam kota Mrican dalam Art and Show pada Sabtu (21/10). Acara yang bertajuk “Mahasiswa & Yogyakarta” itu diselenggarakan di Gedung Fakultas Sastra, Kampus I, Universitas Sanata Dharma.

Acara dibuka dengan pameran lukisan yang disajikan secara apik dengan penataan cahaya yang memanjakan mata. Selain itu, pengunjung juga disuguhkan dengan beberapa seni instalasi dan karya sastra puisi yang terpampang di sekitar area lobi Gedung Fakultas Sastra.

Para pengunjung yang mulai berdatangan pada jam 5 sore dibuat antusias dengan pameran karya seni yang ada. Terlihat beberapa pengunjung secara bergantian mengambil potret diri dengan latar belakang lukisan hingga seni instalasi.

Setelah memanjakan mata dengan karya seni, pengunjung akan diantar menuju panggung yang berada di area taman Fakultas Sastra untuk menyaksikan inti acara, yaitu penampilan dari Niang Gejur dan Bengkel Sastra.

Sekitar pukul 19.00 WIB pengunjung mulai memadati area di sekitar panggung. Tak lama kemudian, acara dibuka oleh dua mahasiswa Sastra Indonesia USD, Hanako dan Rendy, sebagai MC dan dilanjutkan dengan penampilan solo vokal dari Niang Gejur yang membawakan lagu “Biar Ina Tenang”.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan modern dance dari Kotafe yang tampil energik dan ditutup dengan pembacaan puisi. Setelah break, Bengkel Sastra USD tampil membawakan beberapa lagu, pembacaan puisi karya Joko Pinurbo, hingga musikalisasi puisi. Ite Manggarai juga membawakan musikalisasi puisi pada penampilannya kali ini.

Usai break kedua, Niang Gejur membawakan beberapa penampilan yang menarik. Mulai dari cover lagu, salah satunya “Buat Gadis Rasyid” ciptaan Deugalih and Folks, kemudian pembacaan puisi yang bertemakan “Mahasiswa dan Yogyakarta”, tari tradisional, hingga kolaborasi puisi dengan Bengkel Sastra.

Tidak lupa aksi iklan komedi dari Niang Gejur semalam sangat menghibur dan membuat pengunjung tertawa lepas. Lalu ada monolog yang mengisahkan kehidupan mahasiswa perantauan yang berkuliah di Jogja.

Monolog yang dibawakan dengan serius itu menyihir para pengunjung yang hadir. Penampilan monolog menjadi puncak acara sebelum acara ditutup dengan lagu “Yogyakarta” ciptaan Kla Project dan lagu “Coffee Blues Jogja” ciptaan Jamphe Johnson.

Acara yang dikonsep dengan matang ini berjalan dengan lancar kendati waktu persiapannya kurang lebih sekitar satu bulan. Meskipun hanya satu bulan, Arly, ketua acara dari Niang Gejur, merasa senang dengan penampilan semalam.

“Jujur ya, kami buat ini kegiatan waktunya itu kurang lebih satu bulan. Soalnya akhir September itu kan, kami baru mulai diskusi,” ujar Arly usai acara.

Arly pun tak menampik adanya kendala selama proses latihan, baik dari talent maupun teknis. Namun, menurut Arly hal itu sangatlah wajar. 

“Karena berkat semangat dari teman-teman dan adanya kesadaran, pokoknya ini kegiatan harus buat secara sukses,” tambah Arly.

Sementara itu, Nindya, ketua acara dari Bengkel Sastra, mengatakan kalau kendalanya ada pada perlengkapan dan tempat. 

“Karena kita juga harus izin sama kampus, menyesuaikan juga tempatnya itu dipake apa nggak. Terus perlengkapannya itu kan kita harus pake surat-menyurat, gitu sih,” ungkap Nindya.

Mahasiswa dan Yogyakarta

Ide dan konsep tentang “Mahasiswa dan Yogyakarta” sengaja diusung menjadi tema acara ini karena keduanya memiliki hubungan yang erat. 

“Dari situ kami melihat, kayaknya hubungan mahasiswa sama Jogja ini bukan hanya ke yang positif, ada negatifnya juga. Misalnya bunuh diri, judi, miras,” ucap Arly.

Hal itu sejalan dengan yang diungkapkan oleh Nindya.

“Temanya tuh sebenernya kayak ngangkat kehidupan mahasiswa di Jogja gitu, sisi gelap dan terangnya. Kadang kayak belum terungkap yang sisi gelapnya. Kita mau ngungkap sisi gelapnya itu lewat ekspresi sastranya,” ujar Nindya.

Bagi Niang Gejur, kegiatan ini menjadi semacam event kecil untuk menyiapkan event besar yang akan diadakan sekitar bulan Desember-Februari nanti. “Karena kami dari komunitas, minimal setiap tahun ada event besar. Tahun kemarin itu di ITNY ada drama dan lain-lain,” ujar Arly.

Acara ini juga menjadi ajang promosi bagi Bengkel Sastra dan Niang Gejur untuk menarik minat mahasiswa baru supaya ada regenerasi demi keberlanjutan kedua komunitas tersebut.

“Kebetulan dari Bengkel Sastra itu mayoritas dari angkatan 21, jadi udah mau lengser. Ini juga ajang menarik minat apalagi sekarang udah ada maba kan, jadi untuk menarik minat maba gitu,” kata Nindya.

Nindya juga berharap ke depannya akan ada acara seperti ini dengan konsep yang lebih baik. 
“Semoga ada acara kayak gini lagi, lebih baik lagi, lebih terkonsep lagi, dan lebih luar biasa dari ini,” pungkas mahasiswi semester 5 ini.

Harapan baik juga dilontarkan oleh Arly supaya ke depannya Niang Gejur semakin berkembang lagi. 
“Yang pertama, bisa merepresentasikan kami punya budaya, NTT khususnya. Kami ingin komunitas ini bukan hanya sebatas nama. Kami ini punya sesuatu yang mungkin selama ini kami pendam, kami ingin menampilkan itu,” tandasnya.

 kembali