= Pengabdian Internal =

PkM Terintegrasi KKN USD - Tahun 2020

SOSIALISASI EKONOMI RUMAH TANGGA DAN INVESTASI UNTUK PENANGGULANGAN RENTENIR DI MASYARAKAT DUSUN NGANDONG DAN DUSUN BARANKECAMATAN PATUK GUNUNG KIDUL

Oleh:
  • Ima Kristina Yulita M.Sc.
  • Aurelia Melinda Nisita Wardhani M.Sc.
  • Klemensia Erna Christina Sinaga M.Sc
  • Lucia Kurniawati S.Pd., M.S.M.

Secara geografis Dusun Putat Wetandan Dusun Baranberada diKecamatan Patuk,Gunung Kidul, Provinsi DIY. Menurut hasil observasi mahasiswa KKN USD LIX, dusun Baran terdiri dari 173 KK yang terbagi dalam 4RTdengan jumlah penduduk sebanyak 554 orang yang terdiri atas 292 laki-laki dan 262 perempuan.Sebagian besar warga bermata pencaharian sebagai seorang petani. Namun ada pulayang menjadi PNS guru dan non guru serta karyawan swasta.Jarak dusun ke Kecamatan Patuk sekitar 3,5 km dan jarakdusun ke Kabupaten Gunungkidul sekitar 17 km sedangkan jarak dusun ke kota sekitar 22 km.Potensi sumber dayaalam yang ada meliputi padi dan juga palawija.Kedua dusun tersebuttelah memiliki beberapa makanan khasyang dapat menjadi komoditas untuk diperdagangkan, seperti peyek kacang, keripik singkong, dan makanan lokal lainnya. Adanya makanan olahan ini sangat mendukung program One Village On Product(OVOP) yang digagas oleh pimpinan Kecamatan Patuk. Potensi makanan olahan ini bisa mendukung perkembangan potensi wisata alam yang juga ada di Kecamatan Patuk yaitu Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Embung Nglanggeran, Air terjunKedungkandang, Air terjunBanyunibo, Air terjunGeduro, Air terjunJurug Gedhe, GuaWatu Joglo dan Taman Bunga Amarilis. Harapannya adalah kehidupan masyarakat di kecamatan Patuk makin sejahtera.Meskipun telah memiliki usaha, namun warga masyarakat terutama para ibu belum mampu mengelola keuangan dengan baik. Mereka masih menggunakan uang hasil usaha untuk keperluan sehari-hari dan belum memiliki kesadaran untuk memisahkan antara keuangan usaha dan keuangan sehari-hari rumah tangga. Kebiasaan ini bisa menyebabkan para ibu tidak memiliki simpanan untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang maupun pengeluaran yang mendadak dan mendesak. Dusun ini juga memiliki jarak cukup jauh dari kota sehingga para warga masyarakat jarang memiliki akses ke lembaga keuangan seperti perbankan maupun koperasi. Mereka lebih memilih untuk meminjam uang rentenir pada saat memerlukan dana baik untuk pengembangan usaha maupun memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akses untuk meminjam ke rentenir mudah karena mereka menawarkan pinaman dengan berkeliling di desa-desa dan syaratnya mudah sehingga mendapatkan banyak nasabah, terutama ibu rumah tangga di dusun ini. Setiap hari ada rentenir yang berkeliling dusun untuk mencari nasabah. Namun, masyarakatmengalami kesulitan saat melunasi pinjaman karena faktor bunga pinjaman yang cukup besar. Berdasarkan observasi tim KKN LIX USD, saat ini ada banyak ibu yang menjadi korban dari rentenir. Oleh karena itu, tim dosen dari Fakutas Ekonomi bersama tim KKN PPM LIX USD bermaksud memberikan pelatihan mengenai pengelolaan ekonomi rumah tangga. Selain itu, sosialisasi ini diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat mengenai lembaga keuangan formal, seperti koperasi dan perbankan. Menurut Mulasari et. al.(2018), program pemberdayaan masyarakat dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan potensi lokal sehingga dapat digunakan sebagai alternatif potensi usaha masyarakat. Usaha masyarakat yang berkembang diharapkan membuat masyarakat terbebas dari jeratan rentenir.

Kembali