Berita

Seminar Pendidikan : Psikologi dan Kebijakan Pendidikan

gambar 1

Pada Rabu, 3 Mei 2023 telah dilaksanakan Seminar Pendidikan bertemakan “Psikologi dan Kebijakan Pendidikan” yang bertempat di Lantai Ground Gedung Administrasi Pusat Universitas Sanata Dharma Kampus III Paingan. Seminar ini diselenggarakan dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas berkaitan dengan isu-isu pendidikan bagi dosen maupun mahasiswa. Acara tersebut dipandu oleh Romo Ernest S.J., S.Psi., M.Hum sebagai moderator. Seminar ini dibuka dengan kata sambutan dari Dr. Yohannes Baptista Cahya Widiyanto M.Si. Narasumber dalam seminar pendidikan ini adalah Bapak Anindito Aditomo S.Psi., M.Phil., Ph.D yang menjabat sebagai Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek. Beliau bersama para staf penelitinya sudah meluncurkan puluhan perubahan kebijakan dalam sistem pendidikan di Indonesia yang diluncurkan dalam kurikulum merdeka belajar. Dalam penyampaian materi, beliau menyampaikan beberapa hal mengenai sistem pendidikan di Indonesia.
gambar 2

Hal pertama yang sempat sedikit disinggung oleh beliau yaitu mengenai bantuan dana dari pemerintah untuk bidang kesehatan dan pendidikan di Indonesia. Menurut beliau, dana yang disediakan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan sistem pendidikan di Indonesia tergolong sangat baik dan bahkan mengalahkan beberapa negara maju di Asia dan Amerika. Hal kedua yang disinggung oleh beliau yaitu, mengenai sistem kurikulum merdeka belajar. Sistem merdeka belajar dimaksudkan supaya setiap orang dapat belajar dari mana saja dan kapan saja namun, tetap sesuai dengan nilai-nilai dalam Pancasila. Beliau juga menyebutkan bahwa, pendidikan yang bagus di suatu wilayah dapat dinilai dari sejauh mana siswa memiliki kemampuan kemampuan dasar seperti berhitung, membaca, menulis serta memahami isi bacaan. Visi merdeka belajar yaitu untuk mendidik anak bangsa supaya dapat memiliki kecakapan dan karakter dasar dalam pembelajaran. Kecakapan dasar merupakan suatu tolak ukur, sejauh mana peserta didik akan dapat melakukan suatu hal tertentu dari pengetahuan yang dimilikinya bukan hanya apa yang ia ketahui. Hal yang diukur dalam merdeka belajar bukan keluasan pengetahuan tetapi apa yang bisa dilakukan dengan pengetahuan itu sebagai kecakapan bernalar. Untuk dapat mencapai visi merdeka belajar, kementerian pendidikan berusaha untuk memastikan setiap sekolah menjadi lingkungan belajar yang berkualitas, aman dan inklusif.
gambar 3
Terdapat beberapa poin penting yang dibahas oleh Bapak Anindito Aditomo S.Psi., M.Phil., Ph.D yaitu terkait “Bagaimana peran penelitian ilmu pengetahuan dan akademisi kampus di dalam perumusan dan penerapan berbagai kebijakan khususnya di merdeka belajar?” Penelitian sebenarnya bukan aktivitas yang digunakan untuk mengambil kebijakan, melainkan merupakan aktivitas yang menghasilkan pengetahuan. Tidak ada penelitian yang secara langsung menjawab pertanyaan praktis yang dihadapi oleh pengambil kebijakan karena tidak dikaji oleh penelitian akademik. Kualitas penelitian akademik di Indonesia masih rendah karena penelitian akademik konteks pendidikan di Indonesia sebagian besar tidak cukup kredibel untuk digunakan dalam pengambilan kebijakan. Maka dari itu, para pengambil kebijakan cenderung menggunakan penelitian berkualitas tinggi dari lembaga internasional tapi tidak dapat diterapkan di Indonesia karena persoalan politik.

Ada tiga peran penting penelitian dan akademisi kampus dalam perumusan kebijakan, yaitu yang pertama kita menggunakan penelitian kajian untuk memahami kondisi awal dan kejadiannya. Setelah paham kondisi awal, kita perlu kajian untuk merancang aspek teknis dalam perumusan kebijakan. Kemudian, setelah kebijakan jadi dan diuji cobakan, kita perlu kajian untuk mengevaluasi dampak dari kebijakan tersebut. Singkatnya, penelitian menghasilkan ilmu pengetahuan yang kemudian diolah dalam proses analisis kebijakan dengan memperhatikan konteks sosial politik, dan konsekuensi, baru analisis kebijakan ini yang menghasilkan bukti opsi kebijakan dan rekomendasi yang kemudian dibaca oleh pengambil kebijakan untuk merumuskan kebijakan. Kita tahu penelitian tidak bisa menjawab problem kebijakan, namun lakukanlah penelitian yang meyakinkan tentang isu yang penting bagi publik. Pengambil kebijakan perlu bantuan untuk mensintesis bukti buktinya, yakni konsultan yang bertugas mensintesis bukti. Disini yang penting dibuat eksplisit adalah apa yang dikorbankan, pasti ada yang diuntungkan dan dikorbankan, itu nature dari kebijakan publik karena uangnya terbatas. Setelah kebijakan dirumuskan dan di uji cobakan, akademisi bisa menjadi mitra untuk melakukan strategi sosialisasi kebijakan baru tersebut terhadap publik melalui komunikasi dan media. Kebijakan yang baik jika tidak dikomunikasikan dengan strategi sosialisasi yang baik maka akan beresiko keliru dipahami oleh publik.

Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab antara narasumber, moderator serta mahasiswa Fakultas Psikologi khususnya mereka yang mengikuti mata kuliah Psikologi Pendidikan. Setelah sesi tanya jawab selesai, terdapat sesi penyerahan kenang-kenangan untuk narasumber yaitu Bapak Anindito Aditomo S.Psi., M.Phil., Ph.D yang diwakili oleh Dekan Fakultas Psikologi yaitu Dr. Yohannes Baptista Cahya Widiyanto M.Si. Seminar pendidikan ini berakhir pada pukul 12.30 WIB.

( Vannessa, Vina, Hugo )





kembali