Berita

PENGENALAN TRINITAS DENGAN BAHASA SEDERHANA Pendampingan Sekolah Calon Katekis Inisiasi Bersertifikasi Paroki Mlati

10 Maret 2024

Mungkinkah mengenal Allah Tritunggal dengan bahasa sederhana? Itulah pertanyaan awal yang dilontarkan narasumber kepada para peserta Sekolah Calon Katekis Inisasi Bersertifikasi Paroki Mlati. Spontan seorang bapak menjawab dengan mantap, “Mungkin!”

Sekolah Calon Katekis Inisiasi Bersertifikasi ini diselenggarakan oleh Dewan Pastoral Paroki St. Aloysius Gonzaga Mlati. Kegiatan ini berlangsung selama 10 kali pertemuan dan diikuti oleh 77 peserta calon katekis dari Paroki Mlati dan sejumlah paroki sekitar. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pembekalan bagi para calon katekis mengenai pokok-pokok iman, kekayaan tradisi Gereja Katolik dan hal-hal praktis yang akan berguna bagi pendampingan para katekumen (calon baptis).

Foto-Pk-M-3

Setelah pertemuan pertama, yakni pembukaan dan pengantar umum (22 Februari 2024), pada pertemuan kedua yang dilaksanakan pada Kamis, 29 Februari 2029 didalami tema pokok ajaran iman Katolik, yakni “Pengenalan akan Allah Trinitas dengan Bahasa Sederhana”. Pertemuan kedua ini menghadirkan Rm. Dr. Y.B. Prasetyantha, MSF (Dosen Program Studi Filsafat Keilahian, Fakultas Teologi USD) sebagai pemateri.
Dalam presentasinya, pemateri mengingatkan bahwa pengenalan orang beriman akan Allah Tritunggal dimungkinkan karena Allah, Sang Misteri yang tak terpahami, telah menyatakan diri-Nya dalam sejarah manusia. Kendati demikian, orang beriman juga semestinya sadar bahwa pengenalan kita akan pewahyuan Allah itu terbatas. Santo Basilius Agung (330-379) berkata, “Pancaran keindahan ilahi sungguh di luar kemampuan kata-kata untuk menggambarkannya.”
Lalu, dari manakah pengenalan akan Trinitas sebaiknya dimulai? Menjawab pertanyaan tersebut, pemateri mengarahkan para peserta untuk memulainya dari pengalaman akan Allah sebagaimana dialami oleh Umat Allah dan Gereja Perdana. Meskipun istilah “Trinitas” tidak ada dalam Kitab Suci, orang beriman dapat menemukan benih dan akar ajaran Gereja akan Allah Tritunggal dalam pengalaman iman sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci, Perjanjian Lama dan terutama Perjanjian Baru.

Foto-Pk-M2

“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.” (Ibr 1:1-2)
Dalam sesi tanya jawab, setelah istirahat makan malam, sejumlah peserta tampak antusias mengajukan pertanyaan. Pada akhirnya, para peserta sadar bahwa untuk berbicara tentang Allah senyatanya tidak bisa sesederhana yang dibayangkan. Mengapa? Karena pengenalan akan Allah Tritunggal yang semakin dalam mensyaratkan kecintaan orang beriman akan-Nya, seperti seorang suami yang justru semakin mengenal istrinya setelah lebih dulu mencintai dan hidup bersama dengannya.

Oleh: Y.B. Prasetyantha

Kembali