Berita

Bersama SD Eksperimental Mangunan Mempersiapkan Diri Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus

01 November 2022

Dalam rangka Dies Universitas Sanata Dharma yang ke 67, LPPM bekerja sama denngan Pusat Studi Individu Berkebutuhan Khusus (PSIBK), Pusat Penelitian, Pelatihan, dan Pelayanan Konseling (P4Kons), Pusat Kajian Psikologi Komunikasi dan Budaya (Puskaloka)  dan Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan (P4) mengadakan bakti sosial ke SD Eksperimental Mangunan pada tanggal 22 Oktober 2022. Ibu Irine Kurniastuti, M.Psi. dan Ibu Laura Aptik Evanjeli mewakili PSIBK; Bapak Bernardus Agus Arswimba, M.Pd. mewakili P4Kons; Ibu Diana Permata Sari, S.Psi., M.Sc. mewakili Puskaloka; dan Ibu Eny Winarti, M.Hum., Ph.D. mewakili P4.

Mengambil bentuk sambung rasa di pendopo TK mangunan, kegiatan memilih topik pendampingan anak-anak berkebutuhan khusus. Berdasarkan pengamatan, topik pendampingan anak ABK ini dipilih mengingat SD eksperimental tidak mengidentifikasi sekolahnya sebagai sekolah inklusi, namun ditemukan ada banyak anak yang diduga memiliki kebutuhan khusus. Kegiatan ini diikuti oleh 22 guru kelas secara penuh. Beberapa guru lain tidak bisa hadir secara penuh karena padatnya agenda kegiatan sekolah. Meskipun demikian, mereka yang tidak bisa mengikuti secara penuh ini ikut terlibat aktif dalam pengisian kuesioner untuk persiapan materi pendampingan.

 
     
 
Ada 3 sub topik yang dibahas selama kegiatan pendampingan; yang pertama, Penjelasan umum mengenai Anak Berkebutuhan Khusus; bagian kedua terkait dengan dasar hukum dan kurikulum bagi anak  berkebutuhan khusus dan bagian ketiga terkait dengan penanganan anak berkebutuhan khusus. Sub-topik ini dipilih berdasarkan kuesioner yang disebarkan sebelum kegiatan. Sebenarnya masih ada topik yang lain yang muncul berdasarkan kuesioner. Akan tetapi, karena terbatasnya waktu, tim  akhirnya memutuskan untuk menyediakan dokumen yang tersimpan dalam google drive sebagai bahan bacaan bagi peserta.

Kegiatan yang berlangsung dari pukul 08.00-10.00 diikuti peserta dengan sangat antusias. Akan tetapi, karena padatnya acara sekolah, beberapa peserta mengundurkan diri tepat pada jam 10.00. Setelah jam 10.00, kegiatan tetap berlanjut secara informal berdasarkan kerelaan masing-masing pribadi. Salah satu usulan yang disampaikan oleh peserta adalah tetap membuka peluang diskusi dalam grup dan menjadwalkan pertemuan dengan orang tua siswa yang terindentifikasi memiliki kebutuhan khusus.
 

Kembali