KURSUS

Extension Course Semester Gasal 2016/2017

IMAN DALAM TANTANGAN FUNDAMENTALISME, RADIKALISME, DAN KONSERVATISME  

Pada bulan Juni 2016 dunia dikejutkan oleh hasil referendum di Britania Raya: sebagian besar rakyat menghendaki agar Britania Raya memisahkan diri dari Uni Eropa. Krisis politik di Inggris ini menjadi bukti merebaknya politik populis yang cenderung nasionalis-fundamentalis, dan memicu banyak reaksi. Skotlandia ingin memisahkan diri dari Inggris. Hasil referendum ini juga menyulut berkembangnya politik sayap kanan di Perancis. Selama beberapa tahun terakhir ini, politik fundamentalis di Eropa memang sedang merebak. Mereka membela kepentingan sempit negara atau bangsa sendiri, seringkali bersifat rasial dan menolak imigran atau pendatang. Pemilu Di Austria tahun ini hampir dimenangkan oleh partai politik sayap kanan yang fundamentalis dan nasionalis. Di Jerman, partai nasionalis dan konservatif juga semakin mendapatkan dukungan. Dan tentu saja, di Amerika Serikat, Donald Trump mengusung konservatisme politik yang populis dan berbahaya.
Sementara itu, fenomen kekerasan dari kelompok radikal seakan-akan tak berhenti: pemboman dan serangan oleh ISIS kini telah melebar ke mana-mana, bukan lagi di Eropa atau Timur Tengah, tetapi juga di Asia (Bangladesh) dan mengancam bagian dunia yang lain, termasuk Asia Tenggara dan Indonesia. Di Indonesia pun, fenomen kekerasan yang dilatarbelakangi oleh fundamentalisme, radikalisme dan konservatisme terus terjadi. Sementara itu, Gereja pun tidak terlepas dari persoalan ini. Di kalangan orang Katolik ultra konservatif, kepemimpinan Paus Fransiskus ditanggapi secara negatif.
Semua ini menunjukkan bahwa kita hidup dalam sebuah zaman yang didera oleh fundamentalisme, radikalisme dan konservatisme dalam pelbagai bentuk, mulai dari gerakan politik, budaya, sampai agama; baik dalam bentuk yang ekstrim dan memakai kekerasan, sampai bentuk konservatisme yang lebih halus tetapi tidak kalah kaku dan berbahaya yang seringkali menjadi benih-benih kekerasan juga.
Maka dari itu, Extension Course Fakultas Teologi 2016 hendak meneropong masalah fundamentalisme, radikalisme dan konservatisme ini secara lebih terperinci, mencari akar-akarnya, lewat pelbagai tinjauan, terutama dari bidang filsafat dan teologi. Juga akan didiskusikan bagaimana Gereja dan komunitas beragama bisa menanggapi persoalan ini. Dilatarbelakangi keyakinan bahwa masalah fundamentalisme, radikalisme dan konservatisme adalah sebuah perkara serius karena menyangkut cara berpikir tertentu, sebuah persoalan yang membutuhkan tinjauan filosofis dan teologis yang kritis, bukan sekedar masalah politik yang bisa diselesaikan oleh negara begitu saja.


Informasi lebih Lengkap >>>  

  Kembali