AKTUALITA

Misa Penutupan Tahun Ajaran 2021/2022 Dan Pentas Seni Fakultas Teologi

Misa penutupan dan pentas seni
Pada hari Jumat (03/06/2022), seluruh civitas akademika Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta merayakan bersama-sama misa penutupan tahun ajaran 2021/2022 dan dilanjutkan dengan pentas seni. Perayaan misa ini dilaksanakan di Kapela Seminari Tinggi Kentungan dan dipimpin oleh Rm. E. Martasudjita, Pr sebagai selebran utama bersama Rm. CB. Mulyatno, Pr dan Rm. Simon Gausu Oscar, Pr sebagai konselebran dan juga diakon Agustinus Erfan Sanjaya. Misa penutupan ini mengambil tema “Aggiornamento: Berdialog Dengan Realitas Masa Kini”. 
romo mul
Dalam perayaan misa, khotbah dibawakan oleh Rm. CB. Mulyatno, Pr, yang merupakan salah satu dosen di Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma. Menurut Rm. Mulyatno, sebuah tindakan hendaknya bermuara dari hati. Di sini Rm. Mulyatno menceritakan suatu kisah tentang pengalaman dari seorang imam yang walaupun baru 10 bulan tinggal di sebuah paroki, tetapi dia sudah dikenal banyak umat. Hal ini dikarenakan oleh relasi yang dibangun oleh imam itu; di mana dia selalu melakukan kunjungan ke rumah umat.
Tindakan ini memanglah suatu tindakan yang sederhana, tetapi melaluinya imam itu mampu ke dalam realitas kehidupan umatnya. Dengan kata lain, imam ini telah merebut hati para umatnya. Selain itu, kedekatan imam ini dengan umatnya juga tidak lepas dari ketulusan hatinya yang senantiasa terbuka kepada para umatnya.
Melalui pengalaman ini, Rm. Mulyatno membuat suatu perbandingan; yang mana dia melihat bahwa banyak imam yang pintar, tetapi mereka tidak mampu untuk menggenggam hati umatnya karena tindakan mereka tidak bermuara dari hati mereka. Dengan kata lain, mereka dapat dikatakan sebagai gembala yang belum mengenal domba-dombanya dengan baik.
Bertolak dari pengalaman itu, Rm. Mulyatno menegaskan bahwa efektifitas dari sebuah kekuatan yang bermuara hati itulah yang disebut dengan cinta; yang mana ia menumbuhkan rasa simpati dan empati kepada sesama kita. Jika kita telah berada pada taraf ini berarti kita telah memiliki hati yang peka. Kepekaan hati ini memudahkan kita untuk memahami sebuah situasi yang sedang kita alami sebab dengan mengetahui situasi yang sedang kita alami maka itu akan memudahkan kita untuk mengambil sebuah langkah ataupun keputusan.
Menurutnya, jika suatu tindakan bermuara dari hati berarti kita memberi diri untuk dipimpin dan dituntun oleh Tuhan. Hal ini selaras dengan salah satu ungkapan dari Walt Disney yang berbunyi “Biarlah hati nuranimu memimpin engkau.” Di sini tindakan yang bermuara dari hati akan memancarkan energi positif kepada sesama sehingga tidak mengherankan jika orang yang tulus akan selalu dikelilingi oleh banyak orang, misalnya saja Yesus.
Yesus adalah teladan dan contoh bagi kita di mana Dia mempraktekkan ketulusan secara penuh. Hal ini dapat dilihat pada sikapnya terhadap Yudas Iskariot dan Petrus. Meskipun Dia tahu akan dikhianati oleh Yudas Iskariot dan disangkal oleh Petrus, Dia tetap mengasihi mereka. Ini menunjukkan bahwa kasih Yesus kepada mereka adalah tindakan yang bermuara dari hati. Oleh karena itu, mengakhiri khotbahnya Rm. Mulyatno menegaskan bahwa kita harus senantiasa memelihara hati kita agar mampu bersimpati dan pada akhirnya berkontribusi bagi sesama kita.

Sebagai informasi tambahan, sebelum perayaan ekaristi berakhir Rm. E. Martasudjita selaku PJS Dekan Fakultas Teologi menyampaikan beberapa pengumuman tentang struktur organisasi dari Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma yang baru dan akan mulai berlaku sejak tanggal 1 Agustus 2022.
Misa penutupan dan pentas seni
Setelah perayaan ekaristi selesai, dilanjutkan dengan pentas seni dari beberapa UKF, yang dipandu oleh dua master ceremony: Sr. Putri, OSU dan Sr. Rafaela, CB. Dalam pentas seni kali ini UKF yang tampil ialah sebagai berikut: UKF teater, FTW Choir, UKF Sastra Inggris, UKF Sastra Indonesia dan UKF SIM-C. Selain itu, pentas seni ini juga dimeriahkan oleh dua penampilan dari konvik Seminari Tinggi dan CSsR, yang membuat pentas seni ini semakin semarak.
Seluruh rangkaian acara mulai dari misa penutupan sampai pada pentas seni diakhiri dengan acara makan bersama; yang mana itu semakin mempererat tali persaudaraan seluruh civitas akademika Fakultas Teologi dan juga para tamu undangan yang turut hadir dalam acara ini. (George Glinc)

  Kembali
Lihat Arsip