AKTUALITA

Webinar Bulan Maret 2022 Fakultas Teologi Wedabhakti

Memaknai Kembali Teologi Inkulturasi di Indonesia:  Belajar dari Sumba dan Toraja
WEBINAR MARET 2022
Fakultas Teologi Wedabhakti (FTW), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Selasa (22/3) kembali mengadakan Webinar bulanan. Tema “Memaknai Kembali Teologi Inkulturasi di Indonesia: Belajar dari Sumba dan Toraja”. Webinar diadakan pada hari Selasa, 22 Maret 2022 secara daring. Webinar disiarkan secara daring melalui Zoom dan juga kanal Youtube TheoTalk.  Pembicara Webinar kali ini adalah Romo Robert Ramone, CSsR. Ia adalah Direktur Rumah Budaya Sumba. Pembicara yang kedua adalah Romo. Dr. Petrus Bine Saramae, Pr. Ia adalah dosen Sekolah Tinggi Kateketik dan Pastoral Rantepao, (STIKPAR) Toraja. Acara webinar kali ini dipandu oleh Frater Adriadi Sailo, AM.
Narasumber Rm. Robert Ramone, CSsR
Romo Robert Ramone, CSsR berpendapat bahwa dalam sejarahnya, Gereja kerap kali jatuh dalam mewartakan saat berhadapan dengan budaya. Para pewarta kerap kali sulit untuk mengolah budaya. Hal itu muncul karena latar belakang pewarta yang bukan dari budaya tersebut. Di sana Gereja perlu hadir untuk menggarami dunia. Menanggapi wahyu dari Allah sebagai tanggapan manusia. Karena manusia terhubung dengan Allah secara personal. Iman dan budaya perlu untuk berdialog. Berdialog dengan saling mendengarkan dan saling memperkaya.
 Menurutnya dalam berpastoral hendaknya kita menggunakan pintu mereka untuk masuk dan keluar melalui pintu kita. Untuk masuk ke dalam sebuah kebudayaan hendaknya kita memperhatikan cara-cara pikir mereka. Tidak serta merta kita menerapkan cara kita dalam berpastoral. Ia juga mengatakan bahwa iman dan moral Kristiani harus menjadi acuan utama dalam dialog budaya. Dialog budaya dalam upaya pastoral inkulturasi. Karena iman perlu kontekstualisasi dan budaya perlu bertransformasi.
Narasumber Rm. Petrus Bine Saramae
Romo Dr. Petrus Bine Saramae menyebutkan bahwa di Toraja masyarakatnya masih banyak yang memegang Aluk Todolo. Aluk Todolo adalah agama leluhur dari orang-orang Toraja. Hal itu pun mempengaruhi kehidupan beriman orang-orang Toraja. Mereka masih banyak dipengaruhi oleh ritual-ritual tersebut.
Selain itu, Romo Dr. Petrus Bine Saramae, Pr juga membagikan enam panorama inkulturasi di Gereja Katolik Toraja. Menurutnya, inkulturasi dimulai dari penggunaan bahasa dalam doa, liturgi, Kitab Suci. dan juga Pekan Suci. Upaya-upaya tersebut bertujuan untuk membantu umat beriman dapat merasakan dan menghayati iman sehingga iman yang dihayati dan dirasakan berdasarkan cita rasa budaya lokal. (Hendrik Cahyono)
 

  Kembali
Lihat Arsip