Berita

Kuliah Fonologi Bersama Dokter Bedah Plastik Membahas Sumbing dan Gangguan Bicara

29-11-2021 11:14:17 WIB 

Kamis (25/11) mahasiswa angkatan 2021 Program Studi Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, mengikuti kuliah Fonologi Bahasa Indonesia dengan dosen tamu, yaitu seorang dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi & Estetik, dr. Robertus Arian Datusanantyo, M.P.H., M.Ked.Klin., SpBP-RE. Kuliah tersebut membahas keterkaitan bunyi bahasa dengan sumbing dan gangguan bicara.

Kuliah virtual ini membahas tiga tema besar antara lain; pengertian soal sumbing bibir dan langit-langit (termasuk epidemiologi, permasalahan, faktor resiko, dan penanganannya); gangguan bicara pada orang dengan sumbing bibir dan/atau langit-langit; serta penatalaksanaannya.

Arian mengawali penjelasannya dengan definisi sumbing dan gangguan bicara. Dalam Kamus Kedokteran Dorland (Dorland’s Medical Dictionary), sumbing atau cleft lip adalah “congenital defect in the upper lip, sometimes accompanied by a cleft palate or other defect, resulting from failure of the two sides of the face to unite properly at an early stage of fetal development (cacat bawaan pada bibir atas, terkadang disertai dengan celah langit-langit mulut atau cacat lainnya akibat kegagalan kedua sisi wajah untuk bersatu dengan benar pada saat tahap awal perkembangan janin)”.

Sementara itu, cleft palate adalah “congenital fissure of the spot palate or both the soft and hard palates, resulting from failure of the two sides of the palate to unite properly at an early stage of fetal development. There is usually an opening through the roof of the mouth into the nasal cavity, extending forward into the premaxilla, where it bends to the right or left (celah bawaan di langit-langit mulut baik langit-langit mulut lunak atau langit-langit mulut keras, akibat dari kegagalan kedua sisi palatum untuk bersatu dengan baik pada tahap awal perkembangan janin. Biasanya terdapat lubang yang melalui langit-langit mulut ke dalam rongga hidung, memanjang ke depan menuju premaksila, di mana ia membengkok ke kanan atau ke kiri)”.

“Gangguan bicara adalah suatu kondisi saat seseorang mengalami hambatan dalam berbicara, seperti keterlambatan bicara dan perubahan suara. Dalam hal ini, gangguan bicara yang dimaksud adalah gangguan yang dialami penderita bibir sumbing karena kelainan fisik yang mereka alami,” jelas Arian.

Lalu, apa kaitannya dengan fonologi?

“Faktanya, bagi sebagian besar penderita sumbing, sebagian konsonan diproduksi di bagian anterior rongga mulut. Tentu saja, abnormalitas lengkung gigi anterior dapat mengganggu gerakan di ujung lidah dan bibir. Lengkungan rahang atas penderita sumbing yang sempit juga dapat menyebabkan rongga mulut berjejal dan resonansi yang dihasilkan saat berbicara juga akan terdistorsi,” ungkap Arian.

Hal-hal semacam ini tentu sangat dekat dengan bidang fonologi. Apalagi objek penelitian fonologi adalah fonem. Fonem adalah bunyi bahasa yang mempunyai fungsi untuk membedakan makna kata yang satu dari kata yang lain.

Kelainan berbicara yang dialami penderita bibir sumbing akan sangat mempengaruhi produksi bunyi bahasa (speech sounds) yang mereka hasilkan. Misalnya, bunyi bahasa /l/ dalam kata dari  dan /t/ dalam kata tari tari merupakan dua bunyi bahasa yang berbeda karena membedakan makna kata dari dan tari.

Penderita bibir sumbing kemungkinan besar akan kesulitan mengutarakan dua kata tersebut. Kata yang dihasilkan bisa terdengar sama, kurang jelas, bahkan berbeda dari makna sebenarnya dari kata yang diinginkan.

Di akhir perkuliahan, Arian juga mengungkapkan alasannya dalam memilih atau menekuni spesialis bedah plastik. Ia mengutarakan bahwa mengoperasi penderita bibir sumbing dan/atau langit-langit, atau yang ia sebut dengan CLP (cleft lip palate) menciptakan rasa lega dan kebahagiaan tersendiri untuk dirinya.

“Saya itu senang sekali kalau operasi pasien dengan cleft lip ya, dengan sumbing pada bibir. Kenapa? Karena melihat orangtuanya bilang ‘Alhamdullilah’, bilang ‘Terima kasih’, sambil menggendong anaknya ya, tadinya ada celah di situ terus sekarang nggak ada, diganti jahitan ya. Lihat senyumnya, lihat optimisme di wajah mereka itu priceless. Itu sangat berharga buat saya. Dan kalaupun dalam teori itu kalau bedah plastik bilang hasil akhir operasi itu enam bulan. Tapi banyak sekali operasi di bidang bedah plastik itu yang instan, bisa langsung kelihatan hasilnya, dan bisa langsung bikin senyum pasiennya,” tutur dokter yang sudah menulis sekitar 57 artikel ilmiah populer serta menjadi penerjemah bagi 3 buku tersebut.

Penulis: Reni Nurari

 kembali