TESTIMONI

Nikolas Damar Pramudya, S.Pd. - Edukasi Kemampuan Kognitif Anak untuk Orangtua

Angkatan 2016

Anak saya ranking berapa? Anak saya sudsah saya ikutkan bimbingan belajar, tetapi kok nilainya masih banyak yang tidak tuntas, ya?

            Sebagai guru pertanyaan di atas kerap terlontar saat proses penyerahan rapor. Alih-alih menanyakan perkembangan buah hatinya secara menyeluruh, orang tua cenderung melihat nilai dari aspek pengetahuannya saja. Itu pun tanpa membaca capaian kompetensi yang tertulis pada kolom deskripsi. Setelah itu, sebagian besar orang tua masih kerap menanyakan ranking dengan alasan ingin mengetahui kemampuan buah hatinya dibandingkan teman-teman dalam satu kelas. Padahal sudah sangat jelas bahwa pemerintah mengeluarkan peraturan agar sekolah tidak memberlakukan lagi system ranking karena kemampuan setiap anak berbeda-beda dan punya keunikan tersendiri.

            Lantas, mengapa masih banyak orang tua yang mempertanyakan ranking? Apakah selama ini orang tua belum teredukasi terkait perkembangan anak secara kognitif?

Cara Lama

            Penulis memahami bahwa tidak semua orang tua mendalami dunia pendidikan dan perkembangan anak. Pemahaman mereka lebih kepada pengalaman semasa sekolah. Pola mereka dalam membelajarkan anak masih terbawa cara lama. Anak sekedar diminta belajar dengan cara membuka buku pelajaran, membaca isi materi, merangkum, dan mengerjakan soal. Bahkan beberapa orang tua yang mampu memberikan pendampingan belajar akan sampai pada tahap memberi pertanyaan ulang. Tujuan mereka melakukan pendampingan belajar seperti itu agar anak dapat menghafal materi dalam buku pelajaran. Sehingga saat ditanya guru di kelas atau saat ujian dapat menjawab dengan tepat dan benar.

            Bagi orang tua dengan kemampuan ekonomi menengah ke atas pasti akan mengikutkan buah hatinya ke lembaga bimbingan belajar. Harapan mereka setelah anak ikut bimbingan belajar akan menunjukkan hasil peningkatan nilai. Mereka tidak melakukan pengkajian lebih dalam terkait cara pembelajaran yang berlangsung. Mereka terjebak pada pemikiran bahwa dengan ikut bimbingan belajar anak akan terbiasa mengerjakan soal. Sehingga saat ujian di sekolah dan menemukan soal serupa anak dapat mengerjakan dan mendapat nilai bagus. Padahal pola belajar dengan cara membiasakan anak mengerjakan soal seharusnya sudah ditinggalkan karena kurang mampu mengasah kemampuan kognitif anak hingga mampu berpikir tingkat tinggi.

            Mengacu pada revisi Taksonomi Bloom bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat diukur secara kognitif sampai pada tahap menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Segala informasi tentang materi yang diterima akan secara penginderaan masih pada kemampuan kognitif tingkat rendah. Yakni: mengingat (anak mampu menyebutkan istilah-istilah), memahami (anak mampu menjelaskan), dan mengaplikasikan (anak mampu menerapkan atau melakukan aksi). Berbeda ketika anak mampu memberikan pendapatnya berdasarkan hasil analisis suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari kemudian melakukan evaluasi serta memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dapat dikatakan bahwa kemampuan kognitif anak sudah sampai pada berpikir tingkat tinggi.

Cara Belajar

            Selain kemampuan kognitif, orang tua juga perlu mengenali cara belajar buah hatinya. Mengutup pemahaman DePorter dan Hernacki bahwa hal paling berharga dalam belajar adalah mengetahui bagaimana cara belajar. Sejauh ini orang tua terbawa dalam pola lama, yakni meminta buah hatinya belajar dengan cara membuka buku dan membacanya untuk memperoleh informasi berupa pengetahuan.

            Akhirnya anak cenderung menghafal tanpa memahami maksud dari informasi tersebut. Pola tersebut perlu diperbarui dengan mengajak anak agar dapat membaca sambil membayangkan peristiwa atau menemukannya dalam kehidupan  sehari-hari. Sesekali orang tua dapat mengajak anak untuk berpikir dari permasalahan yang ditemui kemudian mengaitkannya dengan materi.

Nikolas Damar Pramudya (Guru SD Kanisius Wirobrajan 1)
Sumber: Koran Kedaulatan Rakyat Jumat, 28 April 2023

Kembali