BERITA

Talk Show dan Peluncuran Buku ‘Kepak Elang Bekal Pendidik Muda’

21 November 2018

Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA baru-baru ini menyelenggarakan Talk Show yang bertajuk refleksi pada 15 November 2018 lalu. Talk Show ini diselenggarakan  bersamaan dengan peluncuran buku ‘Kepak Elang Pendidik Muda’ yang merupakan kumpulan hasil refleksi kegiatan PPL dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika dan Ipa angakatan 2014. Acara Talk Show dan Peluncuran Buku ini sekaligus menjadi ajang pengapresiasian bagi pemenang lomba resensi buku ‘Kepak Elang Pendidik Muda’ yang sudah dilaksanakan sejak 24 Oktober 2018 sampai 13 November 2018 kemarin. Kegiatan ini bertujuan memberikan gambaran pada generasi selanjutnya tentang bagaimana langkah-langkah berefleksi yang tepat, kiat-kiat untuk menulis refleksi tersebut semenarik mungkin untuk dinikmati pembaca sehingga dapat menjadi sumber pembelajaran bagi orang lain. Dengan diselenggarakannya Talk Show tersebut diharapkan mampu menginspirasi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika dan Ipa angakatan 2015  dalam penulisan buku selanjutnya, sehingga ke depan dapat duluncurkan buku-buku yang mampu menginspirasi calon-calon pendidik bukan hanya di Yogyakarta, bukan hanya di Jawa namun di seluruh Indonesia.
 
Talk Show ini mengundang 3 orang narasumber yaitu Monica Emy Rustanti, S.Pd. sebagai salah satu penulis (beliau merupakan mahasiswa S1 Pendidikan Biologi angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma), Bapak FX Catur Supatmono, S.Pd. sebagai seorang reviewer dari Buku ‘Kepak Elang’ (beliau merupakan Guru di SMA Kolose De Britto), dan Romo Eko Budi Santoso, SJ, Ph.D. sebagai perwakilan dosen Pendidikan Matematika. Kegiatan ini dipandu oleh seorang moderator yaitu Margaretha Nobilio Pasia Janu, S.Pd yang merupakan mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma. Peserta Talk Show merupakan mahasiswa S1 dari Pendidikan Matematika 2015, Pendidikan Biologi 2015, dan Pendidikan Fisika 2015. Dari Pendidikan Matematika terdaftar 89 mahasiswa aktif, akan tetapi sebanyak 6 orang tidak dapat hadir, dari Pendidikan Biologi terdaftar sebanyak 99 mahasiswa aktif, akan tetapi sebanyak 19 mahasiswa tidak hadir, dan dari Pendidikan Fisika terdaftar sebanyak 43 mahasiswa aktif, akan tetapi sebanyak 8 orang tidak dapat hadir, sehingga total mahasiswa yang hadir dalam kegiatan Talk Show ini ada sebanyak 200 mahasiswa (dengan tambahan 2 orang peserta yaitu 1 mahasiswa dari Pendidikan Matematika angkatan 2018 dan 1 mahasiswa dari Pendidikan Fisika 2014) dari total 231 mahasiswa.
 
Talk Show diawali oleh Monica Emy yang berbagi tentang pengalaman menulisnya yang pertama ini. Beliau mengaku bahwa awalnya berat sekali untuk memulai menulis, akan tetapi beliau termotivasi dengan apa yang disampaikan oleh Ibu beliau bahwa ‘Jika bingung mau menulis apa, tulis saja apa yang kamu alami selama ini, curahkan semuanya, karena barang kali cerita pengalamanmu dapat menjadi pembelajaran juga bagi orang lain.’. Dalam pemaparannya ada kutipan yang cukup menarik, yaitu ‘Untuk mengawali sebuah tulisan itu memang sangat sulit. Namun sekali kita sudah menuliskan sebuah kata dalam tulisan kita maka akan lebih sulit untuk menghentikannya’. Di akhir perboncangan beliau mengaku bahwa kebiasaan menulis ini sendiri sudah menjadi sebuah kebiasaan yang masih beliau lakukan sampai sekarang.
 
Dari Bapak FX Catur, beliau mengawali perbincangan dengan kekagumannya pada Sanata Dharma dimana mampu membawa generasi Z dengan karakteristik yang serba instan dan serba cepat ini mampu menghasilkan buku yang merupakan hasil refleksi. Refleksi membutuhkan suatu kedalaman pemikiran, sedangkan situasi yang kita hadapai saat ini menuntut kita serba cepat diamana tidak ada kedalaman berpikir dan bertindak. Kekontrasaan inilah yang menarik. Refleksi tidak sama dengan cerita kronologis. Namun cerita kronologis menjadi dasar untuk membuat refleksi. Refleksi merupakan pemaknaan dari pengalaman yang kita alami. Refleksi ini pada dasarnya membantu kita untuk mengembangkan suara hati. Menutup pemaparannya beliau memberikan tips-tips untuk berefleksi, diantaranya: mengerti kebenaran terdalam, mengerti sumber reaksi, perdalam pengetian dan implikasi, temukan insight, mendayakan hati, mengaktifkan pikiran, dan menghidupkan kehendak.

Pemaparan dilanjutkan oleh Romo Eko dimana beliau menyampaikan“Refleksi selalu memiliki dua sisi dimana kita memetik pengalaman dari masa lalu untuk berjalan ke depan, refleksi bukan berarti kita belum bisa move on”. Pengalaman pahit itu jika tidak direfleksikan hanya akan menjadi trauma, tetapi ketika direfleksikan akan menghasilkan buah-buah kebaikan.Buah-buah tersebut diantaranya: refleksi membuat kita mampu untuk bersyukur, refleksi merubah orientasi hidup, refleksi merubah perilaku kita, refleksi merubah pandangan kita tentang seseorang, makna yang didapat dari refleksi itu transformative, artinya refleksi mentransformasikan kita manjadi lebih baik. Yang kita tulis dalam buku ini bukan teori, bukan impian, melainkan hasil permenungan dari apa yang kita alami.

Dari serangkaian acara ada beberapa hal yang dapat kita garis bawahi diantaranya adalah bahwa sebuah produk dari refleksi tidak selalu baik (positif). Keputusan yang dihasilkan melalui refleksi memang tidak selalu sejalan akan tetapi pastilah didasari oleh pertimbangan mendalam sehingga dapat dikatakan pastilah memberikan dampak yang positif untuk ke depannya. Diharapkan refleksi tersebut juga dapat meningkatkan kepekaan kita dalam melihat masalah disekitar kita. Sehingga berangkat dari sana kita diharap mampu menciptakan sesuatu yang bermakna sebagai solusinya, sebagai contoh adalah penulisan buku ‘Kepak Elang Pendidik Muda’ ini sendiri. Dalam menulis buku agar tulisan menarik, salah satu caranya adalah membaca buku, karena dengan banyak membaca akan memperkaya kosa kata kita. Kekayaan kosa kata akan mengembangkan tulisan yang akan dibuat. (Felicia Emmanuela)










Kembali