BERITA

Seminar Pendidikan Matematika 2018

29 Oktober 2018

Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2018 kembali mengadakan kegiatan seminar Pendidikan Matematika yang dilaksanakan pada Kamis, 25 Oktober 2018 di ruang Drost, gedung utama, Kampus III Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Seminar Pendidikan Matematika 2018 menghadirkan dua pembicara yaitu Dra. M.J Retno Priyani, M.Si. dosen Program Studi Bimbingan Konseling Universitas Sanata Dharma dan H.J. Sriyanto, M.Pd. Guru SMA Kolose De Britto Yogyakarta dengan moderator oleh Yosep Dwi Kristanto, S.Pd.,M.Pd dosen Program Studi Pendidikan Matematika. Seminar Pendidikan Matematika mengangkat tema “Observe Yourself, Smart with Heart and Mind” dan tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa Pendidikan Matematika, tetapi juga oleh beberapa Program Studi Pendidikan diantaranya adalah Program Studi Bimbingan Konseling, Ilmu Pendidikan Agama Katolik, Pendidikan Akutansi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Biologi, Pendidikan Ekonomi, serta Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Sebelum seminar dimulai, acara dibuka  dengan doa pembuka yang dipimpin oleh panitia seminar yaitu Gianka Magen Parenta. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan- sambutan. Sambutan yang pertama oleh ketua panitia Andreas Dwi Aryanto, yang menyampaikan bahwa para generasi muda merupakan calon pendidik dan berharap dengan adanya seminar ini dapat menambah pengalaman baru untuk mempersiapkan diri menjadi pendidik yang berkompeten. Selanjutnya sambutan oleh ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Matematika Sola Gracia Bernadine Mboeik, juga menyampaikan bahwa berharap dengan adanya seminar dapat mempersiapkan diri di masa depan, untuk menjadi pendidik yang cerdas dan melayani dengan hati. Selanjutnya sambutan oleh Wakil Ketua Program Studi Bu Maria Suci Apriani, yang menyampaikan bahwa berharap dengan adanya seminar ini dapat menjadi sarana bagi teman-teman dalam menemukan jati diri.
Kemudian setelah sambutan-sambutan, seminar dilanjutkan dengan sesi pertama oleh Ibu Retno dengan membahas bagaimana upaya pendidik dalam menghadapi keberagaman, baik siswa maupun masyarakat. Mengajak untuk menemukan faktor yang ada dalam pribadi masing-masing peserta. Bu Retno mengingatkan bahwa pendidik dapat berpengaruh besar untuk generasi masa depan namun juga dapat menjerumuskan generasi muda (kutipan dari Driyarkara), Bu Retno berharap agar dapat melayani dengan hati. Mendidik bukan semata-mata hanya untuk membuat murid pandai, namun menjadi pembimbing, menemani dan kesetiaan mendampingi murid inilah yang menjadi jalan bagi pendidik. Guru harus tahu betul dalam menyikapi siswa, jika setiap pendidik seperti itu maka dunia pendidikan dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Terdapat dua cara dalam memahami siswa, perubahan dari dalam dan perubahan dari luar. Bu Retno mengajak mahasiswa untuk perubahan dari dalam. Indikator guru sejati, menurut Bu Retno adalah dari sikapnya. Keberagaman siswa dalam hal yang sifatnya Psikologis (kecerdasan, bakat, minat, kebutuhan, dan motivasi). Pendidik harus inklusif: membantu siapa saja, tidak hanya mementingkan yang cerdas maupun yang pintar. Keberagaman dalam fisiologis (kesehatan, lengkap, sakit, ABK. Keberagaman dari latar belakang (berasal dari keluarga yang berbeda-beda, dll). Kemampuan untuk mengelola keberagaman adalah kompetensi seorang guru, mampu menyesuaikan diri yang dengan yang dihadapi. Harus tahu apa kebutuhan siswa, dapat memotivasi siswa dan kemudian memenuhi kebutuhan siswa. Idealnya seorang guru dapat mengenali siswa agar mengetahui apa yang dibutuhkan oleh siswa dan kemudian terdorong untuk memenuhi kebutuhan. Mengapa? Karena kita saling memenuhi kebutuhan. Semakin besar hubungan yang dijalin, maka semakin besar pula saling keterbutuhan diantara mereka. Dengan demikian guru mampu menjalin hubungan dengan siswa juga salah satu hal penting. Menjadi guru adalah memenuhi kebutuhan orang perorang. Guru harus proaktif untuk memulai, mengenali masing-masing karakter siswa. Cara untuk mengahadapi keberagaman adalah dengan memahami siswa. Guru dapat menjadi pendidik yang baik adalah guru yang mampu menerima diri sendiri. Proses belajar mengajar adalah ketika guru dan siswa saling bisa menerima. Seseorang akan memiliki masalah jika tidak bisa menerima sebagian dalam diri dan sebagian dari diri orang lain. Dengan menerima diri sendiri, akan berdampak dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan: seorang guru harus memeiliki spiritualitas menjadi pendidik, guru memiliki konsep diri yang matang. Beberapa perntanyaan dari peserta (Olan) bagaimana sebagai pendidik dalam membagi waktu untuk memahami masing masing siswa, namun juga memenuhi kebutuhan? Idealnya perjumpaan bisa dilakukan sesering mungkin antara guru dan siswa, agar tahu pesis kebutuhan siswa, interaksi tidak hanya perjumpaan dalam kelas. Dengan guru terbuka, maka murid akan terbuka juga dengan guru.
Kesimpulan yang disimpulakan oleh moderator adalah 3 kata sifat cinta, setia dan peduli. Sebagai calon pendidik kita diharapkan dapat menjadi guru yang cinta kepada siswa, setia dalam pelayanan dan peduli dengan kebutuhan siswa.
Setelah itu, diselingi oleh pengisi acara mahasiswa Pendidikan Matematika kelas 17 A. Peserta terlihat begitu antusias pada sesi ini. Kemudian dilanjutkan dengan sesi dua oleh Pak Joyo,  menceritakan beberapa riwayat pendidikannya. Pak joyo juga tidak hanya bergabung dalam organisasi dalam sekolah tetapi juga di luar sekolah. Pak joyo adalah lulusan matematika tetapi beliau pernah mengajar sastra. Pak joyo menyampaikan bahwa tidak semua guru bisa membuat murid dapat belajar di dalam kelas. Ada banyak hal yang melingkupi murid, misalnya apakah murid sehat, lelah, terhambat, semua itu akan berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar. Apakah mereka takut (bullying), pendidik juga harus meperhatikan hal ini. Pak joyo menyampaikan 7 karakteristik generasi Z yang mungkin ada dalam diri kita serta dilemma yang dirasakan dalam menghadapi generasi Z. Guru harus mengenal konteks siswa lebih dalam dengan cara membangun kedekatan dengan siswa, memberikan sentuhan manusia sehingga dapat menyentuh hati dan menggerakkan batin siswa. Guru juga harus menguasai materi ajar, tidak mungkin siswa akan mengikuti guru jika siswa tidak percaya dengan guru. Selain itu pendidik membuat desain pembelajaran yang sesuai dengan konteks saat ini sebagian besar siswa pasti akan lebih memilih desain pembelajaran yang nyata atau relevan. Menciptakan pembelajaran yang lebih bersifat digital, dengan kombinasi tatap muka dan sarana teknologi. Pak joyo menjelaskan pembelajaran kolaboratif – integratif, pembelajaran kolaboratif merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kelompok yang memungkinkan siswa untuk bertukar pikiran. Tugas guru membantu murid untuk menentukan target. Peran guru saat ini bukan lagi teaching melainkan coaching karena murid saat ini sebenarnya sudah memiliki ilmunya tinggal tugas guru membantu murid menentukan target. Beberapa pertanyaan pada sesi kedua (Feli) mengenai bagaimana cara guru untuk mengatasi murid yang kurang antusias pada saat guru memberikan sebuah masalah? Ada saatnya pasti murid harus melakukan sesuatu hal yang pribadi, memecahkan masalah secara pribadi. Tugas guru mengingatkan muridnya agar belajar di dalam kelas. Awal pasti murid akan memecahkan masalah dalam berkelompok tetapi lama kelamaan jumlah kelompok akan semakin kecil lalu individu, murid pasti akan menerapkan pemecahan masalah pada saat dulu berkelompok dalam memecahkan masalah individu. Guru harus dapat memastikan muridnya untuk belajar.
Kesimpulan dari moderator adalah Guru harus menguasai strategi pembelajaran, sebagian besar pasti mengetahui materinya tapi tidak bisa menyampaikannya. Guru dituntut untuk tidak hanya cakap dalam berpengetahuan karena pengetahuan dapat dicari tetapi juga perlu membangun karakter bagi siswa.
Setelah sesi kedua dengan pembicara selesai, dilanjutkan dengan pembagian dorprise. Kemudian seminar ditutup dengan doa penutup yang dipimpin oleh Maria Eviana. (hmpspmat)


Foto bersama Pak Yosep, Bu Retno dan Andre
Foto bersama Pak Joyo, Anisa dan Pak Yosep
Sesi Tanya Jawab
Seminar Pendidikan Matematika 2018

Kembali