BERITA

MATEMATIKA CERIA

18 Juni 2015

Tak dapat dipungkiri bahwa teknologi kini sangat berkembang pesat. Teknologi, misalnya teknologi informasi dan komunikasi, telah menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas manusia saat ini. Pada satu sisi, perkembangan teknologi membawa banyak manfaat yang luar biasa bagi manusia. Dampak penggunaan teknologi telah dikaji selama beberapa dekade. Selain dampak positif, kemajuan teknologi juga dapat berdampak negatif bagi manusia jika tidak digunakan secara bijak. Dalam berbagai penelitian mengenai dampak negatif penggunaan teknologi bagi perkembangan pribadi siswa, ditemukan bahwa penggunaan teknologi bisa berdampak buruk bagi sikap siswa. Siswa cenderung berperilaku negatif sehingga mengakibatkan minat mereka dalam belajar menurun yang berdampak pada prestasi belajar siswa. Matematika merupakan mata pelajaran yang kurang dominan disukai oleh siswa, jika minat siswa kurang Matematika pun akan menjadi ‘momok’ bagi mereka.

Tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat yang terdiri dari Yosep Cahyo Ardi, Yosafat Ardian Kristiarta, Gerardus Wibisono, Valentina Ade Putri W, dan Galatha Galih Inpriani dengan dosen pembimbing Veronika Fitri Rianasari, M,Sc. Merancang pembelajaran Matematika yang dikemas dalam cerita anak sehingga anak dapat belajar Matematika dan juga dapat memetik nilai-nilai yang terkandung dalam cerita anak tersebut. Tim pelaksana PKM-M memberikan judul Matematika Ceria (pembelajaran Matematika dengan cerita anak) sebagai upaya mengembangkan karakter, minat, dan prestasi belajar siswa. Program ini dimaksudkan dapat memberikan pendidikan karakter bagi siswa-siswa, sehingga kelak jika mereka sudah dewasa dapat mempunyai karakter yang baik. Selain itu,program ini dimaksudkan untuk menembangkan minat belajar siswa, dan prestasi belajar siswa dalam bidang Matematika.

Masyarakat sasaran dari program ini adalah SD Kanisius Minggir Yogyakarta. SD Kanisius Minggir terletak di sebelah barat kota Yogyakarta, perjalanan untuk sampai di masyarakat sasaran tersebut sekitar 45 menit dari kota Yogyakarta. Pada awalnya tim pelaksana PKM-M melakukan pre-test kepada siswa kelas 2 di SD Kanisius Minggir Yogyakarta, data pre-test menunjukkan bahwa siswa-siswi tersebut kurang memahami konsep-konsep operasi dasar Matematika terutama perkalian dan pembagian. Selain pengamatan dari hasil pre-test, hasil pengamatan tim pelaksana menunjukkan bahwa karakter siswa dan minat untuk belajar masih kurang. Hal inilah yang mendorong tim pelaksana PKM-M untuk melaksanakan pembelajaran dengan cerita anak di SD Kanisius Minggir Yogyakarta.

  Pembelajaran ini dilakukan sebanyak 12 kali pertemuan selama 2 jam pembelajaran (2 x 35 menit) untuk setiap pertemuannya. Kegiatan dimulai dengan drama kecil, menyimak, dan memahami cerita yang dibawakan oleh pelaksana PKM-M. Setelah kegiatan awal berakhir, siswa dengan didampingi oleh tim pelaksana menyelesaikan permasalahan Matematika yang terdapat dalam cerita tersebut. Tim pelaksana PKM-M menyediakan beberapa macam alat peraga Matematika seperti : Dakon, Sempoa, dan Kartu Domino Perkalian. Dengan adanya alat peraga tersebut siswa menjadi lebih tertarik untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan Matematika yang terdapat dalam cerita yang dibawakan. Pada kegiatan akhir siswa menyimpulkan dari proses pembelajaran pada pertemuan tersebut. Kesimpulan ini berupa penyampaian pendapat dari masing-masing siswa terhadap pesan-pesan positif yang mereka dapatkan selama mereka menyimak cerita Matematika yang dibawakan oleh tim pelaksana PKM-M.   

Tim pelaksana PKM-M berharap melalui pembelajaran ini siswa-siswi SD Kanisius Minggir dapat berkembang baik dalam hal akademik maupun non akademik. Diharapkan melalui pembelajaran Matematika dengan cerita anak ini siswa mempunyai kemampuan yang baik dalam meyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan Matematika, mempunyai karakter yang positif dan minat yang tinggi, sehingga dengan minat yang tinggi dan karakter yang baik dapat menjadikan prestasi mereka lebih meningkat. (pkm-m)

Kembali