Berita

Bersama Guru SD Kanisius Demangan Baru Mempersiapkan Generasi Melek Literasi

18/07/2022 WIB

Semenjak deklarasi Praha (Unesco, 2003), literasi tidak hanya dimaknai sebagai kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Lebih dari itu, literasi dimaknai sebagai kemampuan yang perlu dikuasasi baik dalam kehidupan individu maupun dalam masyarakat untuk mencari, memahami, mengevaluasi secara kritis, dan mengelola informasi menjadi pengetahuan yang bermanfaat dalam pengembangan kehidupan. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi informasi, pemaknaan literasi pun semakin luas. 



Guru dalam hal ini menjadi salah satu teman belajar yang krusial bagi para generasi muda untuk melek dalam literasi. Apa saja yang perlu dilakukan dalam usaha menemani teman muda ini berliterasi? Dosen-dosen Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma bersama 25 guru dari SD Kanisius Demangan Baru, pada hari Sabtu, 16 Juli 2022 bersama-sama mendalami berbagai keterampilan literasi yang dibutuhkan untuk mendampingi anak.

Acara belajar bersama ini diawali dengan pemahaman mengenai konsep literasi dan keterkaitannya dengan kurikulum merdeka belajar. Para peserta bersama-sama mencoba membedah konsep ini. Lalu dilanjutkan dengan memahami mengenai konsep spesifik literasi membaca dan budaya, numerasi, sains dan teknologi serta bagaimana cara menintegrasikannya dalam pembelajaran.
 
Hal menarik dari kegiatan belajar bersama ini adalah para peserta juga diajak untuk membedakan mengenai informasi yang valid dan bukan (hoax). Sebagai seorang pendidik kita perlu diajak berpikir lebih kritis dalam menanggapi berbagai informasi di tengah derasnya arus perkembangan teknologi informasi. 
Para guru sebagai peserta dalam pelatihan ini juga diajak untuk lebih menyoroti mengenai pentingnya menyusun pertanyaan esensial dan bagaimana strategi merancangnya untuk memberikan pemantik yang mengantarkan siswa lebih semangat dalam berliterasi dalam rangka mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif dalam proses pembelajaran.




Dalam pembelajaran sains dan numerasi, guru juga diajak lebih kritis dalam memberikan berbagai aktivitas maupun berbagai pertanyaan yang menggelitik siswa supaya rasa ingin tahunya terus berkembang dan diikuti dengan kegiatan berliterasi yang terus menerus sampai pada tahap siswa menikmati belajar dan tumbuh kecintaan pada ilmu pengetahuan.

Kegiatan ini diakhiri dengan aktivitas penyusunan rencana pembelajaran oleh para guru di mana mereka akan mencoba mempraktikkannya di kelas masing-masing dalam rangka mengembangkan kemampuan literasi.

Hal yang menggembirakan bagi kita semua karena sudah semakin banyak kesadaran dari para guru untuk menumbuhkan kegiatan melek literasi. Mari kita semuanya mendukungnya mulai dari diri sendiri dan terus berupaya supaya motto untuk menjadi guru yang humanis, inovatif, transformatif, dan sinergis menjadi nyata terutama dalam berliterasi.
Salam HITS!

 kembali