Universitas Sanata Dharma

Program Pasca Sarjana

Loading

BERITA KEGIATAN

ASCOLTACI #2
S2 Ilmu Religi dan Budaya | 17 April 2015
ASCOLTACI #2 :: Fakultas Pasca Sarjana USD Yogyakarta

SEMINAR ASCOLTACI KEDUA :  BILA MERAUKE DIJADIKAN LUMBUNG PANGAN

Pada tanggal 24 Oktober 2014, Program Pascasarjana Ilmu Religi dan Budaya (IRB) Universitas Sanata Dharma melaksanakan seminar Ascoltaci yang kedua dengan tema Bila Merauke Dijadikan Lumbung Pangan. Seminar ini sebagai kelanjutan dari seminar Ascoltaci yang pertama di bulan September yang lalu. Acara seminar ini berlangsung di ruang Driyarkara dengan dihadiri lebih dari delapan puluh peserta. Ada yang menarik dari seminar kali ini karena kedatangan tamu langsung dari Merauke yakni bapak Bambang sebagai kepala dinas Pertanian Kabupaten Merauke dan didamping bapak  Edy sebagai kepala bidang Tanaman Pangan pada dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kab. Merauke. 

Pembicara seminar Ascoltaci yang kedua adalah, Zuhdi S. Sang seorang Alumni IRB dan Umi Lestari yang masih menjadi mahasiswa aktif di IRB, selain itu pembicara dari luar mengundang seorang dosen Antropologi dari Universitas Gajah Mada yaitu, Dr. Laksmi A. Savitri. 

Zuhdi S.Sang sebagai pembicara pertama memaparkan hasil penelitiannya tentang fenomena pergerakan suku Marind yang mendiami wilayah Merauke menghadapi neoliberalisme yang hadir melalui proyek Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFFE). Pertemuan antara Marind dan MIFEE melahirkan pertentangan terkait bagaimana tanah dan hutan dimaknai. Suku Marind, dengan semangat Anim Ha (manusia sejati) berjuang mempertahankan hutan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari identitasnya. Sementara pemerintah Indonesia menyikapi hutan tidak lain sebagai aset ekonomi yang menyediakan peluang besar bagi keuntungan demi mengatasi acaman krisis yang diwacanakan. Pertentangan ini secara ideologis menghadapkan Marind dan pemerintah Indonesia dalam wacana kecintaan kepada tanah air (patriotisme).

Sementara, Umi Lestari memberikan informasi lebih lanjut soal metode Psikoanalisa yang merujuk pada fase cermin yang dikembangkan oleh Lacan. Dalam fase cermin dapat diketahui perkembangan anak dari fase imajiner menuju fase simbolik (bahasa). Dalam fase Imajiner identitas sudah terbentuk namun belum stabil maka dari itu anak menuju fase Simbolik (bahasa). Dalam fase simbolik, anak menggunakan seperangkat bahasa yang ditawarkan liyan (other) namun, celahnya anak merasa kekurangan karena dalam fase Real anak mengalami keterpenuhan.  Hal ini dikarenakan ketika dalam tatanan simbolik kebutuhan (need) ditafsirkan oleh liyan sebagai permintaan (demand) sehingga subjek mengalami lack karena merindukan sesuatu yang tidak terpenuhi atau yang disebut objek a. Ia adalah objek yang membawa kenikmatan (jouissance).

Laksmi A Savitri menjelaskan MIFEE dalam tinjauan ekonomi politik. MIFEE adalah arena pertemuan antara  tiga logika kuasa: logika kuasa politik/teritorial negara, logika kuasa akumulasi kapital, logika kuasa kepribumian. Kompromi  dari  logika ini menghasilkan perencanaan dan pelaksanaan reorganisasi spasial yang membentuk ruang geografis dan ruang ekonomi baru untuk peluasan kapitalisme.

Acara seminar ini berlangsung dengan lancar dan atusias karena tampak beberapa tanggapan yang ditujukan untuk pembicara. Persoalan yang kiranya masih harus dilanjutkan ialah bagaimana menemukan bahasa ketiga untuk menengahi antara Marind dan MIFEE.  Acara seminar ini juga semakin hangat karena diisi pertunjukkan seni dari mahasiswa IRB. Pembukaan seminar diisi oleh penampilan Cahyo yang memainkan instrumen harmonika dan pada saat pembukaan sesi tanya jawab diselingi penampilan dari grup Beringin Soekarno. 

lihat berita S2 Ilmu Religi dan Budaya lainnya>>
hal. 1  2  3  4  5  ...  9
Lokasi

Kampus II
Universitas Sanata Dharma,
Mrican, Catur Tunggal, Depok, Sleman,
Yogyakarta 55281
Telp. (0274) 513301, 515352 Fax. (0274) 562383 - Telegram: SADHAR YOGYA ext. 1501

Jam Kerja