Magister Manajemen

Fakultas Ekonomi - Universitas Sanata Dharma

<< WEB FAKULTAS

BERITA

Implementasi Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Mendukung Keberlanjutan Organisasi
03 December 2022
Implementasi Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Mendukung  Keberlanjutan Organisasi :: Magister Manajemen

Kuliah bersama Praktisi Prodi MM USD:“Implementasi Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Mendukung Keberlanjutan Organisasi”

Dewasa ini pengelolaan Sumber Daya Manusia menjadi faktor kunci yang harus diperhatikan dalam mendukung organisasi untuk tetap survive, berkembang dan berkelanjutan dengan melandaskan nilai-nilai yang transformatif. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia dalam sebuah organisasi juga senantiasa menjadi sorotan, mulai dari sistem perekrutan dan seleksi sampai proses retensi hingga retirement karyawan, karena semua aspek dalam pengelolaan karyawan tersebut akan berdampak pada kinerja organisasi.

Saat ini sudah banyak organisasi yang mengganti nama dari Human Resource Management menjadi Human Capital Management. Hal tersebut terjadi karena berkembangnya pola pikir bahwa manusia dalam organisasi, dalam konteks ini adalah karyawan, bukan lagi menjadi resources atau sumber daya yang terus diperas; namun lebih dari itu, mereka adalah capital atau aset yang senantiasa harus dijaga dan dikembangkan sebagai sebuah investasi.

Fenomena ini juga diyakini oleh PT. Bank Central Asia, Tbk (BCA), salah satu leading company di Indonesia. BCA merupakan perusahaan dengan peringkat keempat terbesar di Indonesia dan peringkat pertama sebagai bank swasta terbesar di Indonesia. BCA sebagai perusahaan besar juga senantiasa menempatkan karyawan dalam posisi yang penting. Oleh karena itu, belajar mengenai pengelolaan SDM dari BCA akan menjadi hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut.

Berangkat dari fenomena tersebut, perkuliahan Manajemen Sumber Daya Manusia pada Program Magister Manajemen Universitas Sanata Dharma (Prodi MM) yang diampu oleh Romo Antonius Sumarwan, SJ, S.S., M.M., Ph.D, dan Januari Ayu Fridayani, M.M. mengundang praktisi dari BCA untuk berbagi inspirasi mengenai pengelolaan SDM-nya. Djie Agustinus Gunarso Kurniaji, S.E., M.M. (Pak Gun) selaku Kepala Urusan Pengembangan SDM BCA Wilayah II hadir sebagai pembicara dalam kuliah bersama praktisi pada hari Sabtu, 12 November 2022 pukul 09.00-11.30 WIB. Selain dosen dan mahasiswa Prodi MM, proses perkuliahan yang ini diadakan secara daring menggunakan media Zoom Meeting ini juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Ekonomi USD Bapak Tiberius Handono Eko Prabowo, Ph.D, Kepala Program Studi Prodi MM Bapak Dr.Titus Odong Kusumajati, M.A, beberapa dosen dan mahasiswa S1 dari Fakultas Ekonomi USD.

Proses perkuliahan diawali dengan pemberian materi oleh narasumber. Dalam kesempatan ini Pak Gun memberikan materi dimulai dengan pengenalan BCA dan dilanjutkan dengan tata kelola karyawan BCA. Secara garis besar, BCA mengalami beberapa kali perubahan kebijakan berkaitan dengan MSDM-nya. Proses ini di BCA disebut dengan “Journey of the BLUE,” yang mencakup: (1) Expanding and Integrating (before 1998); (2) Surviving and Strengthening (1998 - 2009); (3) Disrupted and Sustaining (2010 - 2018); dan yang masih berlaku sampai saat ini adalah program yang disebut (4) Sustaining and Transforming (2019 Onwards) di mana orang-orang dalam BCA atau The People harus memiliki sikap Agile, Innovative, Fast dan Thirst for Learning. Tagline yang dipakai BCA saat ini adalah “One BCA (One Goal, One Soul, One Joy).”

Dalam pemaparannya, Pak Gun juga mengungkapkan hal-hal yang menjadi tantangan Human Capital secara umum, yaitu Gap on Capability, Gap on New Competencies, Leaders Availability dan Workplace Disruption. Menghadapi tantangan tersebut maka MSDM harus dikelola seperti mengelola sebuah bisnis yang baik. Ada tiga proses yang harus dijalankan. Pertama, Know Megatrends; artinya, kita harus tahu mengenai data, karena data dapat berbicara mengenai suatu fenomena atau kejadian dan juga apa yang sedang terjadi di sekitar kita. Proses selanjutnya adalah Change gear, yaitu apa yang akan kita lakukan berkaitan dengan data-data tersebut. Kemudian proses ketiga adalah Shape talent, yaitubagaimana seharusnya kita mengelola bakat yang ada. Dengan demikian, MSDM memiliki peran inti, yaitu pengasuh bagi para karyawan, dan untuk membangun organisasi yang kompetitif sehingga dapat memenangkan pasar. A value creator it’s not what you do, it’s what somebody gets from what you do. Berangkat dari pepatah tersebut, MSDM juga disebut sebagai pembuat nilai. MSDM membuat nilai dalam organisasi melalui Budaya atau Culture yang mencakup Employee Experience, Physical environmental, Technological environmental, dan Kepemimpinan atau Leadership. Terdapat tiga tipe kepemimpinan yang menjadi fokus dari BCA, yaitu Servant Leaderships, Transformational Leaderships dan Emphatic Leaderships.

Setelah sesi pemaparan materi, moderator acara memandu acara sesi tanya jawab. Karena keterbatasan waktu, hanya enam peserta yang berkesempatan bertanya langsung pada narasumber. Beberapa pertanyaan sebagai bentuk dari pendalaman materi berkaitan dengan strategi BCA dalam mengatasi fenomena di mana banyak karyawan milenial saat ini tidak mencari pekerja tapi mencari pengalaman. Pertanyaan lain menyangkut upaya yang dilakukan BCA agar tidak terjadi turnover karyawan yang tinggi. Dalam hal ini, BCA membekali para leader pendekatan-pendekatan baru yang mereka terapkan dalam keseharian. Selain itu, di BCA juga terdapat program Trainee Generation Gap serta terdapat buddy, yang menjadi buddy teman selevel tetapi yang lebih senior. BCA juga membuat tim engagement, coaching of the flight secara singkat. Berbagai macam event, termasuk kompetisi-kompetisi, diadakan di BCA. Para leader juga senantiasa rutin kunjungan ke semua cabang secara berkala. Para leader ini bertugas membuat orang-orang yang berada di comfort zone menuju ke growth zone. Mereka berupaya meminimalisir karyawan yang terlalu nyaman berada pada zonanya sehingga sulit untuk berkembang. Semua itu hal tersebut merupakan upaya BCA untuk menjaga agar karyawan tetap krasan bekerja di perusahaan ini.

Dalam mengidentifikasi karyawan-karyawannya yang dianggap memiliki potential leader, BCA melakukannya dengan cara diskusi struktur dalam panel. Hal yang sangat krusial untuk menentukan potential leaderini dilakukan setahun sekali, bertahap, mulai dari panel di cabang kemudian naik ke panel di wilayah, lalu naik ke tingkat nasional. Para karyawan dikategorikan ke dalam 9 box talent. Ada 4 aspek potensi dan 4 aspek kinerja yang menjadi dasar penentuan potential leader di BCA. Ada tools bernama FIK (Form Identifikasi Karyawan). Setelah membuat FIK, langkah berikutnya ada form IDP (Individual Development Plan), yang dipantau setiap bulan.

Cara lain BCA menghargai karyawannya adalah dengan tidak pernah mem-PHK karyawan, kecuali yang bersangkutan melakukan fraud. BCA menganggap karyawan sebagai aset, sebagai modal yang harus dikembangkan. Ini merubah paradigma dari resource menjadi aset dan kemudian modal. Selama pandemi, BCA tetap memperhatikan kesejahteraan karyawannya, sehingga mereka tetap loyal terhadap perusahaan.

BCA juga dihadapkan dengan konflik baik dari internal atau eksternal. Namun hal tersebut dapat dikelola melalui manajemen resiko. Setiap ada konflik digali terlebih dahulu secara detail kronologi yang terjadi (jika secara internal). Jika membutuhkan langkah dengan diskusi teman-teman serikat pekerja, hal tersebut akan dilakukan guna mencari penyelesaian terbaik sehingga keputusan untuk penyelesaian konflik tersebut tidak menimbulkan masalah yang besar.

Fakta menarik lainnya adalah bahwa proses perekrutan di BCA senantiasa berjalan secara adil dan transparan dengan tidak mentolerir istilah orang dalam. Rekrutmen karyawan dilakukan dengan melibatkan konsultan pihak independen untuk meminimalisir pengaruh relasi dan orang dalam. Dilakukannya psikotes oleh pihak eksternal untuk level apapun di BCA juga mencegah pengaruh orang dalam.

Dalam sesi tanya jawab yang terakhir, juga diungkap inovasi-inovasi yang dilakukan dari BCA. Salah satunya dengan mengapresiasi ide-ide dari semua level. Ada beberapa kategori seperti continuous improvement process, new business development, dan kaizen. Bagaimana orang-orang membuat aplikasi-aplikasi financial, menciptakan kriteria nilai menggunakan canvas, dan bagaiamana mencgah Financial Hack Account adalah contoh-contoh ide inovatif yang muncul dari karyawan BCA dan dihargai oleh perusahaan.

Melihat proses pengelolaan sumber daya manusia yang ada di BCA dapat dikatakan bahwa BCA memang telah memanusiakan manusia. Perusahaan ini mengelola karyawannya dengan sedemikian rupa sehingga karyawan merasa nyaman dan berkinerja tinggi, terbukti dengan tingkat turnover intention yang sangat rendah dan kesejahteraan karyawan BCA. Tidak heran jika BCA semakin berkembang dan terus melebarkan sayapnya. BCA memiliki pondasi yang kokoh, yaitu karyawan senantiasa dipikirkan dengan matang dan sadar betul akan perannya dalam mendukung keberlanjutan organisasi. Proses tata kelola yang baik dari BCA tersebut sangat mungkin untuk diadaptasi bagi bisnis dengan skala yang kecil sekalipun. Jika organisasi senantiasa memiliki komitmen untuk memajukan karyawannya, pada akhirnya organisasi juga akan mendapatkan keuntungan dari produktivitas karyawan yang dimiliki.

Penulis: Aloysius Dhimas Trikurnian dan Januari Ayu Fridayani

 

 

 

 

 

 

 

hal. 1  2  3  4  5  ...  25
© 2024 - Magister Manajemen - Fakultas Ekonomi - Universitas Sanata Dharma Yogyakarta