Magister Manajemen

Fakultas Ekonomi - Universitas Sanata Dharma

<< WEB FAKULTAS

BERITA

Green Entrepreneurship Training (GET) Se-Kevikepan DIY - Angkatan VIII (Hari Pertama)
25 October 2018
Green Entrepreneurship Training (GET) Se-Kevikepan DIY - Angkatan VIII (Hari Pertama)  :: Magister Manajemen
GET hari 1. MM-USD
Green Enterpreneurship Training angkatan ke-8 diselenggarakan pada tanggal 24-28 Oktober 2018. Kegiatan dimulai pada pukul 07.30-17.00. Sebelum memulai misa pembukaan acara GET, Dr. Titus Odong Kusumadjati, MA memberikan pengantar terkait dengan spiritualitas Laudato Si yang menjadi pondasi dalam berbisnis. Melalui serangkaian pelatihan ini, peserta akan dibentuk menjadi wirausaha yang lebih baik lagi dan menyadari bahwa menjadi kaya secara kristiani adalah sebuah panggilan. Melalui pelatihan ini, ada tiga hal pokok yang ingin dibangun dalam diri para peserta yakni kompetensi, kepercayaan diri, dan komitmen.

Romo Krismanto, Pr dalam misa pembukaan menegaskan bahwa kegiatan GET bukan hanya pelatihan yang ditujukan untuk mengembangkan usaha tetapi masing-masing peserta diajak untuk memperjuangkan segala sesuatu yang dipercayakan dan ikut bertanggungjawab dalam karya keselamatan.  
Pelatihan green enterpreneurship hari pertama menghadirkan Prof. Dr. M.F. Shellyana Junaedi, M.Si. untuk mengisi sesi pertama dan kedua dengan topik Perancangan Model Bisnis. Dalam sesi ini pembicara menjelaskan banyak isu-isu penting terkait dengan kegiatan wirausaha disertai dengan apa saja strategi yang tepat yang dapat digunakan untuk menghadapi isu-isu tersebut. Misalnya saja dijelaskan bahwa saat ini provinsi DI-Yogyakarta merupakan salah satu dari 5 provinsi di Indonesia yang masuk ke dalam daftar dengan tingkat kemiskinan tertinggi dan untuk itu salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan memberdayakan para pelaku UMKM. Selain melalui pemberdayaan UMKM, hal yang menjadi faktor utama untuk mengatasi permasalahan ini adalah bagaimana kita sebagai masyarakat baik kaum muda/i maupun orang dewasa mampu untuk membawa diri kearah perubahan yang lebih baik agar dapat terciptanya suatu kondisi dimana terdapat kesejahteraan dan keadilan yang merata bagi seluruh masyarakat. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan terjun ke dalam dunia kewirausahaan.

Menjadi seorang wirausaha artinya bagaimana kita mampu melihat dan menganalisis masalah-masalah yang ada kemudian ditransformasikan menjadi suatu peluang melalui ide-ide bisnis yang kreatif dan inovatif yang dapat dilakukan dengan strategi 4M (Mengamati, Meniru, Menambah, dan Memodifikasi). Seorang entrepreneur juga dapat dianalogikan sebagai seseorang yang mampu mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas (Ir. Ciputara). Perlu kita ketahui bahwa kebutuhan dan keinginan manusia tidaklah pernah habis dan dengan demikian peluang untuk berwirausaha masih sangat terbuka lebar. Profesor Shelly menjelaskan bahwa salah satu peluang usaha terbesar adalah usaha di sektor industri bisnis kreatif yang antara lain meliputi: perikanan, arsitektur, pasar barang seni, musik, kerajinan, desain, fashion, seni pertunjukan, pernerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, televisi dan radio, riset dan pengembangan, serta kuliner.

Untuk sukses dalam dunia usaha, maka kita harus memiliki dan membangun jiwa Creativepreneuryang artinya kita harus mampu melihat dari kacamata/perspektif (Think outside the Box) yang berbeda dari orang lain, serta dapat menyampaikan/memberikan value dengan energi positif sehingga mampu diterima oleh semua orang, menyadari bahwa esensi dari ide yang kreatif adalah mahal harga dan manfaatnya. Ide-ide bisnis ini bisa kita peroleh dari berbagi sumber seperti, hobi/minat, keterampilan, waralaba, media massa/kora, pameran, sosial media, internet, survey-riset pasar, keluhan pasar, curah pendapat/brainstorming, dan masih banyak summber lainnya. Selain itu salah satu hal utama yang wajib kita miliki sebagai seorang wirausaha adalah motivasi dan tekad yang kuat dari dala diri agar mampu survive dalam bisnis yang kita geluti. Seorang entrepreneur harus menghadapi keadaan yang sulit. Ketika menghadapi tantangan harus berani melawan. Harus mampu berhadapan dengan pesaing. Kekuatan akan muncul dalam keadaan-keadaan sulit “The Power Of Kepepet” saat kita tertekan, kita akan menyerahkan semua pergumulan kita kepada Tuhan.

Agar dapat menjalankan suatu bisnis/usaha dengan efektif, maka seorang wirausaha perlu memperhatikan beberapa point penting atau yang disebut dengan Nine Block Building, yang mencakup:
1). Cutomer segmentation: siapa pelanggan yang ingin dilayani? Untuk siapa kita menciptakan nilai ?
2) Value Proposition: Nilainya apa? Khasnya apa?
3) Defenisi Demand : Punya keinginan didorong dengan daya beli.
4) Channels : Saluran apa yang paling efisien untuk menjangkau pelanggan.
5) Customer Relationship : Membangun membership (Komunitas) “People Don’t Buy Product - People Buy People”
6) Revenue Stream : Nilai apa yang ditawarkan sehingga pelanggan harus membayar?
7) High Concept : Kemampuan menceritakan dan menciptakan keindahan yang artistic dan emosional.
8) High Touch : kemampuan untuk empati, sector kreatif.
9) Key resource, Key Activties, Key Patnership : sumber utamanya, aktivitasnya apa? Mitra utamanya siapa?
Pada sesi satu dan dua ini juga, para peserta GET yang telah dibagi dalam kelompok diberikan kesempatan untuk melakukan analisis (SWOT) dan mempresentasikan project bisnis yang telah dipilih.

Berikut ini merupakan beberapa contoh usaha/bisnis yang dimiliki atau akan digeluti oleh beberapa peserta GET disertai dengan analaisis SWOT berdasarkan presentasi singkat yang telah dipaparkan:
- Kelompok 1: Mempresentasikan mengenai Sambragor 52 (sambal brambang goreng). Harganya 15.000 per botol isi 70 gram -100 gram tanpa bahan pengawet.
-  Kelompok 2: Kerajinan Plastik. Contohnya seperti Kerombong. Produk tersebut sangat laku akan tetapi mengalami kesulitan dalam mencari SDM yang sesuai dengan kualifikasi.
- Kelompok 3: Florist Wangi. Menyediakan bunga papa, bunga hias, bunga tabur. Bunga didapat dari berbagai daerah salah satunya dari daerah Wates.
-  Kelompok 4: Kerupuk Kere. Kerupuk tersebut istimewa karena digoreng dengan pasir. Bisnis tersebut masih direncanakan, dan berencana membaginya dalam dua segmentasi. Segmen menengah ke bawah dan menengah ke atas.
-      Kelompok 5: Kerajinan Tas Talikur. Tas tersebut dibuat tanpa mesin hanya menggunakan tenaga manusia saja dan dijamin memiliki kualitas yang tinggi, menghasikan waktu satu minggu untuk menyelesaikan satu tas. Harga tas mulai dari Rp 300.000
-       Kelompok 6: Ayam Panggang “Andhayu”. Sistem pemesan melalui pre-order karena belum mempunyai gerai. Melayani untuk arisan, hantaran, dan nasi box. Bisa pula untuk disesuaikan dengan keinginan pesanan pelanggan.
 
GET hari pertama ditutup dengan penyampaian materi oleh Dr. Titus Odong Kusumadjati, MA terkait dengan makna kewirausahaan sosial. Setiap usaha yang dijalankan perlu mengkolaborasikan tujuan ekonomi dengan tujuan sosial. Hal tersebut dikarenakan kedua faktor tersebut menjadi kunci usaha yang berkelanjutan. Lebih lanjut, ditekankan juga bahwa perlu adanya cara pandang baru untuk mengambil tindakan-tindakan strategis yang mengarah ke bisnis sosial. Pergeseran orientasi profit menjadi orientasi manfaat juga sangat penting dalam keberlangsungan sebuah usaha. GET diharapkan akan membawa usaha para peserta untuk memiliki identitas. Identitas tersebut menunjuk pada usaha yang dikembangkan akan memberikan kesejahteraan bagi semakin banyak orang.


Peserta GET 8 yang sedang bersiap-siap untuk memulai agenda pada hari ini :)


Menyantap snack terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan GET.



Rm.Krismanto, Pr yang memimpin jalannya misa pembukaan GET 8 dengan sangat hikmat.


Foto bersama para peserta dengan Rm.Kris dan Pak Titus selaku pengelola acara GET ini.

Pembicara 1 kita, Prof.Dr.M.F Shellyana Junaedi, M.Si yang membawakan materi Perancangan Model Bisnis bagi para pengusaha.


Salah satu kelompok yang mempresentasikan mengenai hasil diskusi nya.. 


Penulis : Tim Notulensi GET Angkatan VIII
hal. 1  2  3  4  5  ...  25
© 2024 - Magister Manajemen - Fakultas Ekonomi - Universitas Sanata Dharma Yogyakarta