Magister Manajemen

Fakultas Ekonomi - Universitas Sanata Dharma

<< WEB FAKULTAS

BERITA

Green Entrepreneurship Training (GET) Angkatan 6 - Hari Kelima
27 February 2018
Green Entrepreneurship Training (GET) Angkatan 6 - Hari Kelima :: Magister Manajemen

Magister Manajemen USD News - Hari ke lima merupakan hari terakhir dari rangkaian GET Angkatan 6. Dinamika kegiatan lebih merujuk pada upaya untuk memaknai moment kegiatan yang sudah berlangsung lima hari. Sesi pertama dimulai dengan pembahasan mengenai Internalisasi dan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang dibawakan oleh Pak. Jati Kuswardono, S.E. Posisi manusia bukan lagi sebagai penguasa ciptaan yang lain, namun setara dengan ciptaan yang lain. Artinya, manusia harus mampu dan mau mengasuh ciptaan lain (memelihara). Selanjutnya, dibutuhkan kesadaran yang lebih untuk mengelola permasalahan-permasalahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Mengubah hal yang besar tidak bisa dilakukan secara pribadi, namun harus melibatkan tim agar usaha yang dilakukan efektif. Demikian pula mengubah paradigma antropocentris ke paradigma ecosentris diperlukan tim yang kuat agar berdampak nyata. Kajian materi menekankan lahirnya sebuah prospek bisnis yang dinamis setelah peserta mendapatkan penjelasan yang spesifik mengenai bisnis itu sendiri. Selain itu, pemateri juga menegaskan beberapa aspek penting mengenai internalisasi dan RTL dengan memberikan arahan berupa pernyataan reflektif seperti Apa yang diinginkan untuk mencapai cita-cita? Bagaimana membangkitkan dan mencari support? Apakah kita sadar akan pengalaman masa lalu? Ataukah hanya berimajinasi dan tidak menghasilkan sesuatu? Dalam menjalankan bisnis, seorang wirausahawan harus imaginer, kreatif, inovatif, berhenti menyalahkan pihak luar karena solusi berada dalam diri sendiri, dan lain sebagainya. Dalam RTL ini, beberapa peserta GET 6 memberikan usulan – usulan mereka seperti Bagaimana cara memperoleh networking sehingga nantinya investor mampu mempercayakan dana dan bekerja sama dengan usaha kita, ingin adanya sebah wadah yang mewadahi angkatan GET untuk bersama-sama bisa menempatkan iklan mereka, misalnya dalam Website, bisa melakukan pameran bersama – sama, adanya sebuah training mengenai teknis pemasaran masing-masing jenis wirausaha, pelatihan perpajakan,
mengenalkan wirausaha kepada usia muda, dan Study Tour langsung ke tempat usaha nyata.

Konklusi materi GET dijelaskan di sesi kedua oleh Bapak Dr. titus Odong Kusumajati, M.A. Dalam sesi ini, ia lebih melihat hal-hal pokok/inti materi yang perlu dibawa dan direalisasikan secara aktual oleh para peserta. Menurutnya, para peserta perlu melihat kembali dan belajar menemukan benang merah dari praktik bisnis dan konsep laudato si. Secara eksplisit GET mengangkat karya pastoral masa depan dengan lebih etis melalui perutusan di bidang bisnis masing-masing.

Sesi selanjutnya adalah sharing dari peserta GET dari angkatan 1 – 5, Pak Markus dari GET 2 dengan usaha Sapu “Sari Cempol” yang berada di Kulonprogo, dalam sharing yang disampaikan beliau sangat terinspirasi dan termotivasi dengan GET yang diikut sebelumnya. Para pemateri banyak memberikan masukan – masukan yang bisa dia kembangkan dalam usaha yang dijalani saat ini. Usaha termasuk lini produksi dengan membuka jaringan pemasaran. Beliau juga menyampaikan mengenai teknik penjualan yaitu harus konsisten pada target penjualan Selalu membawa Tuhan dalam setiap proses perkembangan dan jatuh bangun usaha. Sebagai kata penutup Pak Markus menyampaikan supaya jangan takut karena komunitas saling menguatkan dalam proses bisnis. Pak Theodorus Toni (GET 1) adalah pengusaha sepatu yang fokus pada distribusi. Banyak ilmu yang didapat dan dapat diterapkan dari GET, tetapi tidak terjadi dalam waktu singkat dan penting untuk membangun strategi. Lakukan pengupasan bisnis sehingga mengenali bisnis secara mendalam. Hal yang sama juga disampaikan oleh pak Beno peserta GET angkatan ke 5 pemilik pabrik mie Reshik, dalam penyampaiannya beliau mengatakan bahawa dalam berbisnis harus agresif menangkap peluang bukan menjauhi peluang. Bisnis juga harus bisa menjadi berkah bagi banyak orang, maka aliran rejeki terus mengalir. Mendekatlah pada Tuhan dulu baru segala sesuatu dalam hidup dipenuhi dan yang terakhir. Fokus dulu dalam 1 hal sampai menghasilkan kemudian baru melakukan pengembangan.

Sesi terakhir adalah misa penutupan yang di pimpin oleh Rm. Robertus In Nugroho Budi Santoso, SJ., M. Hum., M.P.P dengan Bacaan pertama dari kitab Kejadian 22:1-2, 9a, 10-13, 15-18 dan Bacaan injil dari Markus 9: 2-10. Dalam khotbah yang disampaikan oleh Rm. In bahwa berjuang di lapangan lebih baik dari pada sekedar hanya berjuang dipikiran. Konteks pemikiran terbatas ada orang merasa tercekam hidupnya karena ada orang lain yang memaksa konteks isi pikrinnya masuk ke pikiran kita. Dimana kebebasan kita sebagai manusia yang berbeda yang punya hati dan mimpi. Mengikuti angin tidak pernah sampai pada tujuan. Entrepreneurship ada kaitannya dengan gerkan - gerakan yang baru, yang sama dengan inovasi dan penemuan alternative. Robert Frost penyair asal Amerika pernah mengatakan, jika disajikan kepada kita 2 buah jalan dengan gambaran yang mudah dan sering di lalui orang dan jalan lebih terjal dan tinggi, maka aku akan mewakafkan diri untuk berjalan di jalan yang terjal dan tinggi itu . Jika belum pernah mentok maka kita tidak akan tau ada jalan lain. Katanya jalan buntu itu hanya mitos, yang ada karena orang tidak mau mencari jalan lain bukan pada kontek jalan buntu itu sendiri. Sebagai kata penutup, Rm In menyampaikan bahwa mempersembahkan bukan mengambil tapi memberi sesuatu. Jadilah pebisnis yang memuliakan kehiduan bukan yang menghancurkan kemanusiaan.


Pembicara memaparkan materi
                                          Pembicara Memaparkan Materi 

Pembicara yang begitu antusias menyampaikan materi kepada para peserta


                              Proses pemberian souvenir 









Penulis: Tim Notulen (Frety, Andi dan Dyah)

Editor : Ricky Lawoliyo

hal. 1  2  3  4  5  ...  25
© 2024 - Magister Manajemen - Fakultas Ekonomi - Universitas Sanata Dharma Yogyakarta