.JPG "Green Entrepreneurship Training (GET) Angkatan 5 - Hari Pertama :: Magister Manajemen") Magister Manajemen USD News- Green Entrepreneurship Training (GET) diadakan kembali untuk angkatan 5. Berbeda dengan GET sebelumnya yang dihadiri oleh para entrepreneurs se-Kevikepan DIY, kini GET membuka peluang bagi entrepreneurs muda kristiani se-Indonesia. GET Angkatan 5 ini diselenggarakan di kampus Magister Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang bekerja sama dengan Social Business and Entrepreneurship Development (SBED). Acara ini dimulai pada hari Rabu, 11 Oktober 2017 dengan diikuti sekitar 21 peserta yang berasal dari berbagai daerah, latar belakang, serta beragam bentuk bisnis pula. Pertemuan diawali dengan sambutan dan pengantar singkat dari Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A. Beliau mengajak peserta untuk memaknai GET ini sebagai sebuah proses yang akan memberikan kontribusi untuk menjadi pelaku usaha yang terbaik dengan mengembangkan talenta, cara berpikir, dan transformasi budaya. Diharapkan dengan kegiatan GET ini peserta mampu untuk meningkatkan kepercayaan diri, komitmen, serta kompetensinya. Setelah sambutan selesai, semua peserta dan panitia mengikuti misa yang dipimpin oleh Rm. In Nugroho Budisantosa, SJ., M.Hum., M.P.P.
Sesi pertama disampaikan oleh Dr. Titus Odong Kusumajati, M A dengan tema “Kewirausahaan Sosial”. Dalam sesi ini dijelaskan mengenai peran UMKM Indonesia serta berbagai permasalahannya baik itu dari modal hingga regulasi pemerintah Indonesia terkait hal tersebut. Bapak Titus mengajak peserta untuk melihat realita sosial dan empati tentang apa yang sedang terjadi sekarang ini dan mulai memikirkan model bisnis apa yang sebaiknya harus dilakukan. Beliau mengajak peserta untuk mengubah dan mentransformasi pernyataan “bisnis for profit” menjadi “profit for benefit.
Setelah makan siang, sesi kedua dan ketiga disampaikan oleh Prof. Dr. M.F. Shellyana Junaedi, M.Si. dengan topik “Bussiness Model Generation”. Pada sesi ini beliau menjelaskan tentang betapa pesatnya perkembangan teknologi serta globalisasi di dunia terutama Indonesia, sehingga dapat mempengaruhi proses bisnis suatu organisasi atau perusahaan. Sebagai seorang entrepreneurs, kita harus dengan tegas, sigap, dan tanggap akan perkembangan tersebut agar bisnis yang kita naungi tidak gulung tikar secara perlahan karena tak mampu mengikuti perkembangan teknologi. Beliau mengajak peserta untuk bijaksana dalam menanggapi arus globalisasi ini. Ibu Shelly menegaskan bahwa pentingnya memberikan value kepada produk yang ditawarkan. Untuk menarik minat konsumen tentunya bisnis tersebut perlu adanya “High Concept” yakni menggunakan story sebagai suatu alat untuk menarik perhatian konsumen sehingga memunculkan empati konsumen. Seorang entrepreneurs harus berpikir outside of the box hal ini bertujuan agar para wirausaha ini selalu berinovasi dan selalu menciptakan produk-produk yang kreatif. Dalam membuat model bisnis perlu memikirkan customer, value proposition, channels, customer relationship, revenue stream, key resources, key activities, key partnership dan cost structure.
Pada sesi ini, para peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan mencoba menerapkan model bisnis canvas dengan berbagai bidang bisnis yang sedang digelutinya kemudian mempresentasikannya di depan para peserta lain. Pelatihan hari ini berjalan dengan kondusif dan tentunya sangat seru. Bapak Feri salah satu peserta, menyatakan bahwa topik yang disampaikan hari ini sangatlah menarik dan berharap beberapa hari ke depan para fasilitator memberikan topik yang tak kalah menarik lagi.
(MM News - Lusiana Rani O)
|
