Waktu cepat berlalu, 20 tahun lalu aku melepas penatku di Beringin Soekarno berharap cemas-bertanya-tanya apakah aku masih mendapatkan dispensasi untuk tetap kuliah atau tidak (waktu itu BAAK).  Kini aku hadir lagi di Beringin ini di waktu yang berbeda, bertanya-tanya apa yang akan kualami selama dua tahun ke depan ini sebagai mahasiswa Magister Manajemen mengingat latar belakangku adalah pendidikan Bahasa Inggris. Seolah-olah aku dlahirkan kembali, disiapkan untuk menggapai sesuatu di depan yang penuh harapan baru.

Perutusan dari Yayasan untuk belajar lagi dan mengembangkan diri adalah hal yang menarik dan sekaligus sangat menantang bagiku. Tidak mudah, tetapi menarik karena pastinya akan banyak kejutan dan hal-hal baru selama perjalanan ke depan sebagai mahasiswa S2 MM. Paling tidak ini yang muncul dalam permenunganku di awal pagi ini di bawah Beringin Sukarno ditemani nyanyian burung pagi.

Pagi ini, 28 Agustus 2023, adalah awal masa orientasi, kegiatan Pra-MM. Ruang Video Conference di sudut utara gedung wisma realino sudah dipadati 42 orang mahasiswa. Terlihat beberapa mahasiswa masih terlihat canggung berkomunikasi, beda dengan 34 mahasiswa program studi SML (School Management and Leadership) yang sudah terlihat akrab karena sebagian besar sudah hadir dan bermalam bersama di asrama wisma realino. Cukup beragam usia dan latar belakang dari para peserta kegiatan Pra-MM ini, dan bagiku ini yang akan menjadi kekuatan kami untuk dapat bersinergi selanjutnya dalam perkuliahan.

Kehadiran dan sapaan Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A. (kaprodi MM) dan beberapa panitia (kakak tingkat) sebelum kuliah mulai cukup mencairkan suasana. Hal yang menarik bagiku adalah peneguhan yang diberikan oleh Kaprodi yang sungguh sadar akan latar belakang disiplin ilmu kami yang berbeda-beda. Selain itu, beliau juga menegaskan bahwa kegiatan Pra-MM ini adalah pintu masuk untuk mengenal secara umum hal-hal yang nantinya akan dipelajari selama kurun waktu hingga dua tahun ke depan.

Hal yang paling membahagiakanku adalah melihat kesabaran dan keramahan Ibu/Bapak dosen di masa orientasi ini dalam menjawab keingintahuan calon mahasiswanya yang benar-benar tidak tahu. Tidak ada pertanyaan yang salah, Ibu/Bapak dosen mampu membuatku dan juga rekan-rekan lain terkesima dengan jawaban yang diberikan, dan bahkan membuat kami seolah-olah sudah yakin akan lulus dengan cepat dengan hasil yang terbaik. Inilah kualitas dosen Sanata Dharma yang aku kagumi dari sejak dulu saat masih kuliah S1: ramah, menginspirasi, unggul, dan friendly. Selain itu komunitas di MM juga sangat berperan membuat suasana hati nyaman dan diterima. Kehadiran karyawan MM dan kakak tingkat memberi warna tersendiri yang cukup menggambarkan rasa kekeluargaan di kampus. Tegur sapa, senyuman, dinamika-dinamika, dan bimbingan yang diberikan membuat siapa pun mahasiswa baru, merasa diterima dalam dalam keluarga baru. Luar biasa.

Tak terasa, satu minggu lebih empat hari berjalan begitu cepat, dinamika bersama dalam ruang kelas dan waktu luang di luar kelas cukup membuat kami akrab dan berbagi tentang tempat kerja dan keunikan masing-masing. Canda tawa, obrolan renyah ditemani makanan ringan dan secangkir minuman hangat memenuhi koridor wisma realino saat istirahat berlangsung. Bahkan, hampir setiap hari, “kuliah malam” pun masih berlanjut, baik di lantai 2 wisma Realino maupun di seputaran realino sambil menikmati kota Yogya, di seputaran kampus Mrican.

Aku bersyukur bisa kembali hadir di kampus Sanata Dharma bersama ke-42 rekan mahasiswa MM. Dilahirkan kembali untuk berjuang dalam kesederhanaan, keuletan, kerja keras, keunikan, dan mimpi/harapan, berjuang bersama mencapai keunggulan ilmu pengetahuan yang humanis bersama para Ibu/Bapak Dosen/Karyawan dan Kakak Tingkat di kampus tercinta Sanata Dharma.

AMDG